Warning: Gender Bender Gaia.
seorang Ultra Kid terlihat menempel secarik kertas pada sebuah pohon, sebelum ia berpindah ke pohon lainnya yang berjarak 10 meter dalam sekedip mata. Anehnya tidak ada seorangpun yang nampak terkejut, seakan hal yang dilakukan oleh anak tersebut terlalu lumrah.
"Oi Fuuma!"
anak yang di panggil Fuuma itu menoleh menatap seorang pria berwajah garang. "apa?"
"masih mencarinya huh? lebih kau lupakan saja monster itu." kata Pria tersebut sembari terkekeh. "kau menghabiskan waktumu hanya untuk mencarinya."
Fuuma menahan emosinya sebelum melempar shuriken yang terbuat dari cahaya, mendarat tepat di dekat kaki sang pria. "jangan menghina Gerg."
Fuuma langsung menghilang dari pria yang kini ketakutan setengah mati.
~...~...~
tuk... tuk... pluk.
melihat batu yang dilemparnya tenggelam Fuuma kembali melempar batu yang ada disekitarnya, ia melakukannya sampai tidak ada batu yang bisa dilemparnya. Fuuma kesal dengan orang - orang yang menganggap Gerg hanya sebatas monster.
"Fuuma-kun?"
Ultra bewarna biru langit itu berbalik mendapati dua Ultra di kenal mempunyai kuasa akan tanah dan laut. "Gaia-san Agul-san kenapa di sini?"
"hanya berkunjung, selesai menjalankan misi lagipula." ujar Agul. "kau sendiri kenapa terlihat kesal?"
"seseorang menghina Gerg."
baik Agul dan Gaia langsung paham alasan Fuuma, keduanya tahu betapa sayangnya Fuuma pada Gerg yang telah dianggapnya kakak, sampai - sampai anak itu tidak pernah berubah kewujud manusianya karena merasa tidak adil dengan penghuni dari planet Tia-Maji.
"mereka berbicara seperti itu karena tidak tahu Gerg yang sesungguhnya, yang mereka lihat hanya sosoknya yang menyeramkan, jangan di pedulikan ya?" kata Gaia mengusap kepala Fuuma.
Fuuma menundukkan kepalanya."aku tahu itu, hanya saja... semua perkataan mereka selalu terdengar menyakitkan."
"bagaimana kalau kau tinggal dengan kami di Tanah Cahaya."
Fuuma langsung mendangak menatap mata Gaia dan Agul. "maksudnya planet M78 tempat para Ultra itu?"
"benar, dan juga kami mau mengangkatmu sebagai anak."
seketika itu juga ekspresi Fuuma langsung berubah senang. "SUNGGUH!"
Gaia dan Agul mengangguk. "iya, kami tidak bohong kok."
Fuuma segera memeluk Gaia dan Agul, dia tidak henti - hentinya mengucapkan terima kasih pada kedua Ultra tersebut.
~...~...~...~
Fuuma tak henti - hentinya mengagumi bangunan megah khas tanah cahaya. Gaia yang melihatnya tersenyum kecil, wanita itu menyandarkan kepalanya pada bahu Agul yang lebar.
"Agul! Gaia!"
baik Agul dan Gaia langsung mendangak dan mendapati Taro melayang di atas mereka, Fuuma yang sadar suaranya dari atas pun ikut mendangak seperti orang tua barunya. Taro langsung mendarat dihadapan mereka bertiga.
"bagaimana misi kalian? berjalan dengan lancar."
Gaia langsung tersenyum. "lancar Taro-san Kaiju yang kami hadapi sebenarnya gak ada niat buat mengacau."
"anak - anaknya hilang di ambil alien tidak bertanggung jawab, makanya jadi agresif seperti itu." jelas Agul. "oh iya, Taro-san kenalkan Fuuma anak kami."
Taro langsung melongo. "Kalian... sudah melakukan 'itu'?"
Gaia memiringkan kepalanya heran. "itu apa Taro-san? jangan ambigu begitu dong."
"belum kok Taro-san Fuuma anak angkat kami, kebetulan kami mau tinggal di tanah cahaya untuk merawat Fuuma."
"wah... kalau begitu Taiga bisa punya teman selain Filis dan Mebius dong." kata Taro antusias. "Fuuma-kun usiamu berapa?"
"2000 tahun Taro-san."
"mau ketemu dengan Taiga? mungkin kalian berdua akan cocok."
Fuuma yang mendambakan seorang teman langsung mengangguk Antusias. "ayah, ibu boleh ya?"
Agul langsung mengangguk. "boleh tapi setelah mengurus pengadopsianmu, tenang saja tidak akan lama kok."
"YEAH! Terima kasih Ayah, Ibu."
A/N: astaga~ padahal gak ada niatan buat GenderBender kok malah ada Genderbendernya sih?! Pakai Gaia yang ku Genderbenderin.
setting cerita di ambil sebelum Chapter Taiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Generation: Kid Stories.
RandomSebuah cerita mengenai New Generation ketika mereka masih di usia anak - anak. diasuh oleh para pejuang Ultra yang sudah berkali - kali melindungi semesta. Warning : bahasa terkadang kurang baku, Typo, dan kesalahan penulisan nama, Canon-Divergent