Titas.

918 65 5
                                    

Joneus dalam wujud Ultranya mendarat di tanah Cahaya, digendongannya terdapat seorang anak yang terpukau menatap tanah cahaya. 

"sugoi! Joneus-san inikah Tanah Cahaya yang sering kau ceritakan itu?" tanya anak bermata biru itu.

"benar Titas," matanya lalu menangkap dua orang Ultra. "Leo-san! Astra-san!"

kedua Ultra yang dipanggil segera berjalan menghampiri Joneus. 

"Joneus-san, tumben sekali kau datang ke sini sendiri?" ujar Astra sebelum menatap anak dalam gendongan Joneus. "terlebih sambil membawa seorang anak."

Joneus menghela nafasnya. "panjang ceritanya, tapi bisa bawa aku pada Ultra Father?"

kakak beradik itu berpandangan sebentar sebelum mengangguk.

"ikut kami Joneus-san." ujar Leo.

Joneus langsung berjalan mengikuti Leo dan Astra, Titas tak henti - hentinya mengagumi bangunan tanah cahaya yang begitu berbeda dengan planet U-40.

~...~...~...~...~...~

"Ultra Father!"

seorang Ultra langsung menoleh saat namanya (yang lebih banyak diketahui semua) dipanggil. "oh... Leo, Astra bagaimana misi kalian?"

"ada hambatan sedikit, tapi masih berjalan lancar Ultra Father." ujar Leo.

"begitu'kah. lalu Joneus kau ingin membicarakan sesuatu denganku tentang anak di gendonganmu itu bukan?"

kalau tidak mengetahui kemampuan Ultra Father yang bisa melihat ke depan, kakak beradik itu sudah pasti terkejut setengah mati. Joneus sendiri tak menyangka kalau Ultra dihadapannya tahu maksud kedatangannya ke sini.

"Ya, boleh kita berbicara berdua saja?"

Ken nampak berpikir sebentar sebelum mengangguk. "Leo, Astra kalian tolong jaga anak itu sebentar.

"Titas, jaga sikap dengan mereka mengerti?" kata Joneus sebelum menurunkan Titas.

Titas mengangguk. "baik Joneus-san."

Joneus tersenyum. "anak pintar."

Ken dan Joneus langsung berjalan memasuki sebuah ruangan. Leo dan Astra segera mengajak Titas mengelilingi tanah cahaya.sementara di dalam ruangan Ken dan Joneus duduk berhadap - hadapan.

"jadi Ultra father~"

"panggil saya Ken Joneus."

"Ken-san. tentang Titas saya ingin anda merawat anak itu di sini, karena di tempat saya banyak yang tidak bisa mempercayai anak dari Hellar Army. Saya khawatir kalau dia tinggal di sana justru menjadi bahan gunjingan semua orang dan Saya tidak menginginkannya."

Ken mendengarkan semua perkataan Joneus dengan seksama sebelum menghela nafasnya, wajahnya nampak khawatir. "kenapa anak itu bisa bersama kalian?"

"orang tuanya mengirimnya bersama sebuah surat yang bertuliskan 'aku mungkin mengambil jalan kegelapan, tapi anakku tidak perlu mengikuti jejakku' seperti itu isinya."

Ken lalu menyibak tirai ruangannya menampakkan pemandangan Titas nampak bersenang - senang dengan Leo dan Astra. "sepertinya Titas melelehkan es beku dalam hati seekor singa penyendiri bernama Leo."

penasaran Joneus langsung melihat dari balik jendela, saat melihat apa yang terjadi di depannya ia tidak tahan untuk tidak tersenyum. "mari kita hampiri mereka bertiga Ken-san."

"baiklah."

~...~...~...~...~

"Titas."

"ya Leo-san?"

"kenapa kau tidak gugup saat bersama dengan kami di tempat asing?"

anak itu berpikir sebentar sebelum melontarkan sebuah pertanyaan. "memangnya Leo-san dan Astra-san mau menyakitiku?"

"tidak."

"itulah alasanku untuk tidak gugup meski bersama kalian yang jelas - jelas orang asing." ujar Titas. 

Leo dan Astra saling berpandangan. untuk seorang anak kecil Titas begitu bijak. tanpa di sadari Leo tangannya bergerak mengusap puncak kepala anak bermata biru itu, Astra yang melihatnya secara diam - diam merekam itu dengan gawainya.

"Niisan."

mendengar panggilan adiknya Leo langsung menyadari apa yang dilakukannya, seketika itu juga wajahnya memerah karena malu, tapi dalam hatinya ia begitu senang dengan apa yang dilakukannya.

"Leo, Astra." 

kedua Ultra bersaudara itu menoleh dan mendapati Ultra Father dan Joneus berjalan mendekati mereka, melihat Joneus Titas langsung berlari menghampiri Ultra warrior yang begitu ia kagumi. walau ia tahu bahwa ini terakhir kalinya melihat Ultraman Joneus.

"kalian berdua kuharap kalian mau mengambil cuti untuk beberapa tahun kedepan."

baik Leo maupun Astra terkejut dengan perkataan Ultra Father, tapi sebelum mereka mengutarakan protes Joneus langsung membuka mulutnya.

"Leo-san, Astra-san maafkan saya tapi tolong rawat Titas, orang tua yang mengadopsi Titas mati dalam perang melawan Hellar Army dan tidak ada lagi orang - orang U-40 yang mau merawatnya."

kedua bersaudara dari L-77 nampak berpikir sebentar sebelum mengangguk, Leo kemudian membuka suaranya. "tapi sesekali mampirlah menemui Titas, kalau tidak bisa kirimkan pesan."

Joneus lalu menggendong Titas untuk terakhir kalinya. "Titas..."

"tidak apa - apa Joneus-san aku sudah rela kalau harus berpisah dengan Anda dan Mattia, lagipula aku tak ingin Mattia terluka suatu saat karena melindungiku."

"jangan kehilangan dirimu yang ini Titas, semuanya saya pamit pergi."

"baik Joneus-san."

Joneus lalu terbang keluar dari atmosfer Tanah Cahaya, sementara Ultra father langsung pergi meninggalkan ketiganya. Leo dan Astra langsung mengajak Titas pulang bersama mereka, yang dengan senang hati di setujui oleh Titas.

A/N: astaga~ nulis chapter Titas sumpah nguras tenaga. tapi berhubung ini sudah tanggal 17 Agustus maka kami semua keluarga besar New Generation Kids Drabble mengucapkan...

All. Chara: SELAMAT HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA YANG KE 75!!!

New Generation: Kid Stories.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang