Bab 6

24 5 0
                                    

*Flashback on

Hari ini adalah hari yang cerah. Senyum Ara tak kunjung luntur bersamaan dengan matahari yang menunjukkan senyumnya melalui cahayanya yang terang bersinar.

Ara sangat bahagia hari ini, iya lagi lagi perihan Ken. Kemarin Kenzie pulang dari perantauan. Iya, Ara dan Kenzie LDR 2 tahun belakangan ini, karena Ken harus menempuh pendidikan di salah satu universitas ternama di bandung. Dan Ara, ia masih tetap berada di surabaya. Hari ini, ia akan bertemu dengan Ken, rindu yang sudah menggebu ingin sekali diluapkan. Menikmati waktu bersama sscara nyata tanpa jarak yang lagi lagi menjadi penghalang.

Dengan senyum mengembang Ara turun untuk segera sarapan bersama.
"Pagi mah, pah, bang"

"Pagi dek" Jawab mereka serentak.

"Tumben pagi-pagi udah rapi aja" Tanya Kevin.

"Iyadong, hari ini Ara izin keluar ya mah, pah. Ara mau ketemu sama Ken"

"Emang Ken pulang Ra?" Tanya mamah Ina.

"Iya mah, kemaren pulangnya"

"Ken siapa mah? Kok abang gapernah ketemu, gapernah tahu juga?" Tanya Kevin.

"Oh itu temen deketnya adek"

"Oh, yaudah deh. Dek ntar pinjem hpnya bentar ya" Ujar Kevin.

"Emang hp abang kenapa? Kok minjem hp adek? Adek kan mau keluar"

"Sebentar doang elah, pelit amat jadi adek"

"Yowis ndang age, aku arep metu ilo" (Yaudah buruan, aku mau keluar)

"Mayak kon, rasopan karo wong tuo"
(Mayak itu bahasa indonya apasi yaampon:( 'gasopan sama orang tua)

"Halah, kon ae sing baperan" (Halaa, kamu aja yang baperan)

Ara bergegas untuk bersiap-siap bertemu dengan Ken. Dan saat bersamaan Kevin masuk ke kamar Ara tanpa ketok pintu. Untung udah selesai ganti bajunya:)

"Dek, mana hpmu abang pinjem sebentar aja"

"Itu di meja. Jangan lama-lama ya bang, kasihan Ken ntar nungguin"

"Iya. Bukain dulu nih kuncinya"

Setelah dibukakan oleh Ara, dengan sengaja Kevin mengecheck isi dari handphone Ara. Tak terduga ada chat masuk dari Ken, buru-buru Kevin membuka seluruh isi chat adeknya dengan Ken.

Ternyata, Ara dan Ken ada hubungan yang ia belum ketahui sebelumnya. Memang, akhir-akhir ini ia sudah terlalu berjarak dengan Ara. Karena ia yang sudah bekerja diluar kota, yang mungkin pertemuan dengan adiknya menjadi minim.

Tak disangka sebelumnya, tangan Kevin bergegas mengetik untuk membalas chat dari Kenzie.

"Halo Ken, ini gue Kevin abangnya Ara. Btw lo tau kan kalo jodoh itu ditangan tuhan. Lo tau kan kalau jodoh gabakal kemana-mana, gw minta tolong sama lu buat berhenti berhubungan sama adek gw yaa. Gw minta maaf banget sama lu, karena mungkin gegara lu adek gw gabisa kuliah ke london. Yang itu jadi cita-cita gw sama orang tua gw tapi dia lebih milih kuliah di surabaya dan gw merasa kalo ini ada hubungannya sama lu. Gw percaya kok lu orang baik dan hebat, buktinya lu bisa kuliah dibandung kan. Tapi gw minta maaf banget sama lu, adek gw harus ngejar mimpinya. Gw yakin kok kalo lu emg beneran suka sama adek gw lu pasti bakalan nungguin dia kan? Minta tolong ya Ken, gw tau kalo lu pasti gabakal sanggup kalo ternyata lu jadi salah satu orang yang menghambat adek gw buat suksek. Terimakasih"

Setelah chat tersebut terkirim Kevin segera menghapus chatnya. Iya, biar tidak ketahuan oleh Ara. Setelah menghubungi Ken, Kevin pun bergegas pergi dari kamar Ara.

"Dek, udah tuh, makasih yaa. Jangan lama-lama keluarnya. Gausah pulang malem"

"Hm"

Kevin pun pergi ke kamarnya. Dan Ara segera bergegas mengambil hp dan turun untuk segera menemui Kenzie yang sudah menunggu di cafe.

Ken PoV
.
.
Setelah hampir enam bulan tidak pulang karena sibuknya dunia perkuliahan, akhirnya kemaren gw bisa pulang. Dan yaaa hari ini hari yang gw tunggu-tunggu. Bertemu dengan seseorang yang sudah menemani hariku selama kurang lebih 5 tahun belakangan ini.

Seorang yang imut yang bikin gw gapernah bosen akan tingkahnya dan sabarnya ia dalam menghadapi semua sikap yang ada.

Dengan antusias yang begitu besar demi memecahkan celengan rindu yang mungkin kalau digambarkan gaakan deh ada yang mampu menggambarkan rindu ini.

Baru saja Ken sampai di cafe tempat favorit ia dan Ara bertemu, ia mendapat chat masuk dari Ara. Dengan antusias Ken membukanya. Namun ternyata, yang mengirimkan pesan bukanlah Ara, melainkan abangnya.

Dari hal ini Ken berfikir keras. 'Apa iya aku menjadi penghalang untuk Ara meraih mimpinya?'
'Aku harus bertahan atau melepaskan Ra?'
'Aku terlalu sayang dan enggan melepaskan, namun aku juga tidak mau menjadi penghalang kesuksesanmu'
'Aku harus apa Ra?'

Aku benci semua ini. Harus ya semesta becanda akan hal ini? Setelah 5 tahun bersama harus berpisah hanya karena masalah ini? Kenapa? Kenapa harus berakhir seperti ini? Aku harus bagaimana Ra? Aku gamau melepaskan tapi aku gamau menjadi penghalangmu juga!!

Ya Allah, kenapa bisa seperti ini?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Duhduh, gatau lagi gimana rasanya jadi Ken. Campur aduk banget yaaa!!

Em, kalau Ara tahu kelakuan abangnya bagaimana ya? Lalu pilihan Ken apa ya? Bertahan atau melepaskan?

Lima tahun bukan waktu yang sebentar kan?:(

AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang