Cuplikan part 7
*di dapur
"mah, Ara itu dibilangin jangan main hp mulu, tesnya itu tinggal 2 bulan lagi. Ini kesempatan terakhir Ara mah""Adek itu tadi main hp terus, dia gak belajar mah. 2 bulan bukan waktu yang lama kan?"
Hatinya sudah panas, mama Ina bingung dengan keadaan ini. Lalu, sang mama pun segera menghampiri Ara.
"Adek gak belajar pagi ini?"
"Belajar"
"Kata abang adek main hp mulu, emang iya?"
"Abang terus, kalo percaya sama abang yaudah sana"
"Kamu itu dibilangin gausah ngeyel, ini semua demi kebaikan kamu. Kalo kamu gak bisa diatur kayak gini kamu pergi aja dari rumah. Mama udah capek punya anak gak bisa diatur kayak gini, kamu pergi aja dari pada susah-susah"
Jleb...
Tanpa diminta pun air mata Ara mengalir dengan deras. Ia tak menyangka jika sang mama akan berkata seperti itu.'Mungkin benar, mama emang gak sayang sama adek'
'Kenapa mama tega bilang seperti ini sama aku?'
'Mama jahat'
'Abang jahat. Aku benci sama Abang. Ini semua gara-gara abang'***
Setelah mendengar ucapan sang mama yang begitu tega mengusirnya, Ara pun pergi ke kamar. Ia menangis, hati nya sakit saat mendengar ucapan sang mama yang dengan mudahnya terhasut oleh abangnya.
Dengan badan yang lemas dan air mata yang berderai, Ara mengambil ransel yang kemudian memilih beberapa baju yang akan di bawanya nanti. Iya, Ara memilih untuk benar-benar pergi.
Dengan hanya membawa baju 3 pasang dan beberapa buku dan dokumen pentingnya, Ara kini melangkah keluar rumah. Ia melewati Abangnya dan ya dia diam saja dan berlalu.
Dengan langkah yang berat Ara melangkah keluar kompleks. Ia punya tujuan dimana ia akan senantiasa diterima. Dengan sabar Ara menunggu angkot untuk perjalanan menuju tempat tujuan. Setelah sekitar 30 menit perjalanan, akhirnya Ara pun sampai. Ia segera memasang wajah yang ceria karena tidak ingin orang ini memgerti. Tak lama kemudian orang yang ditunggu-tunggu telah datang menjemput.
"Giannnnn" Sapa Ara dengan semangat.
"Raa, jangan tereak, malu-maluin aja lu" Jawab Gian becanda.
"Hehehe, emang lu punya malu?" Goda Ara.
"Ngeselin lu. Jadi ga nih? Kalo ga gw balik aja"
"Emang lu tega ninggalin gw? Kalo ntar gw kenapa-napa gimana?"
"Tega lah. Gabakal ada juga yang mau gangguin lu. Lu kan galak, yang ada ntar orangnya kena semprot lu duluan hahaha"
"Bodo ah. Males gw"

KAMU SEDANG MEMBACA
Ara
Novela JuvenilPerdebatan soal rasa diujung cita yang pada akhirnya harus berujung pada titik temu kehilangan. Iya, kehilangan yang benar-benar kehilangan.