-,' 0.5

10.2K 1.7K 213
                                    

vote dulu sebelum baca...
kalo ada typo ingetin ya hehehe
happy reading♡



"bonyok lo mana yan? tumben sepi" tanya haechan sambil menghampiri dian yang sedang membuat coklat panas untuk mereka

"papa gue lagi dinas di luar kota, kalo mama gue lagi di rumah sakit"

"nyokap lo dokter yan?" tanya haechan sambil memerhatikan dian dari samping. nambah cantik

"iya" ucap dian lalu menghadap ke arah haechan dan memberikan coklat panasnya

"makasih, sorry udah ngerepotin" ujar haechan sambil menerima cangkirnya

"emang ngerepotin" balas dian lalu berjalan ke arah ruang tv di ikuti oleh haechan

keduanya tidak ada yang membuka pembicaraan. mereka sama-sama diam hanya suara tv yang mengisi keheningan mereka

"oh ya" ucap dian sambil melirik haechan

'akhirnya ngomong juga ni orang' batin haechan

"hm?" sahut haechan

"ngapain lo kerumah gue? kan bisa puter balik pulang ke rumah" kata dian

haechan diam sebentar lalu tersenyum menampilkan gigi "kalo puter balik yang ada gue masuk angin di jalan mending kerumah lo tanggung dikit lagi hehe" ucapnya

dian memutar bola matanya malas lalu bangkit dari duduknya menuju dapur di ikuti haechan

"ngapain? ngikutin mulu dah" kata dian

haechan? nyengir doang, cape dian liatnya

"diem di ruang tamu aja" ucap dian sambil menatap haechan yang sedari tadi berdiri di sampingnya

"lo mau ngapain?" tanya haechan

"nyuci seragam lo lah, gamau di cuci emang?" ucap dian, haechan menggeleng cepat

"yaudah di ruang tamu aja"  ucap dian sambil mendorong haechan ke arah ruang tamu

"berasa jadi istri nyuciin baju gue" ucap haechan sambil tersenyum jahil. dian yang mendengar perkataan haechan langsung memukul punggung haechan yang menimbulkan suara cukup keras

"sshhh sakit yan" mimik wajah haechan memelas sambil memberhentikan langkahnya membuat dian yang mendorong haechan menabrak punggungnya

"aduh" rintih dian sambil mengusap hidungnya

haechan panik langsung membalikan badannya menghadap ke dian lalu sedikit membungkukan badannya menyamai tinggi dian

"sini liat idungnya" ucap haechan sambil menyingkirkan tangan dian yang menutupi hidungnya

haechan melihat hidungnya dian yang memerah lalu mengusapnya pelan-pelan dan meniupinya membuat dian menahan napasnya sambil menetralkan detak jantungnya yang berdegub kencang

'anjir ko deg degan anjir' batin dian

dian mendorong bahu haechan kuat membuat haechan terdorong beberapa langkah

"cie mukanya merah" goda haechan yang melihat wajah dian memerah sampai ke telinganya

dian membulatkan matanya dan reflek memegang pipinya membuat haechan yang melihat kelakuannya tertawa terbahak-bahak

"ngapain lo ketawa?!" tanya dian sewot

"muka lo yan hahaha kaya babi hahaha" ucap haechan di selingi tawa

dian menatap haechan kesal lalu berjalan menuju dapur. namun ia berhenti sejenak lalu menatap haechan

"oh ya chan" ucap dian

"kenapa?"

"btw...napas lo bau naga" ucap dian sambil tersenyum jahil

haechan melotot, pengen nabok rasanya

"anjir lo"

"HAHAHA"

••••🌞••••

sudah 1 jam dian meninggalkan haechan di ruang tamu dan sekarang sudah menunjukan pukul 10 malam. haechan menoleh ke segala arah ruangan ini lalu berniat mengelilingi isi rumahnya

haechan melihat foto-foto yang terpajang di meja ruang tamu. banyak foto dian terpajang disana, ia melihat foto dian yang berada di gendongan taeyon usianya sekitar 6 bulanan karena belum ada rambutnya

di sampingnya ada foto dian bersama bocah laki-laki sekitar umur 7 tahun bermata sipit sedang bermain ayunan, dian yang sekarang beda dengan dian yang dulu menurut haechan. lihat saja, di setiap foto yang ada di ruang tamu dian selalu menampilkan senyum yang cerah nan menggemaskan sangat berbeda. dian yang sekarang tidak ada senyum sama sekali tertawa saja jarang, mungkin yang tadi pertama kalinya melihat dian tertawa

"HAECHANNNN" teriak dian dari arah dapur membuatnya terkejut

haechan berjalan ke arah dapur dan melihat dian yang sedang berdiri di mesin cuci dengan raut wajah yang panik

"kenapa yan?" tanya haechan saat berada di hadapan dian

"i-itu c-han.." ucap dian terbata-bata

"kenapa?" tanya haechan sekali lagi

dian menundukkan kepalanya semakin takut

"kok lo kaya ketakutan gitu?" heran haechan

"haechan maap banget maap" ucap dian sambil menatap haechan takut

"maap kenapa dah?"

"itu celana lo luntur kena pemutih" ucap dian dengan satu tarikan nafas

"HAH?!

DARE || lee haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang