🌹 4

6.5K 528 34
                                    













Jangan lupa pencet ⭐️ dipojok kiri bawah❗️
















Pagi itu diawali dengan teriakan histeris seorang pelayan, dan kemudian semuanya berjalan dengan begitu membingungkan bagi Jennie.

Dia terbangun karena teriakan itu, dan langsung keluar kamar, mencoba mencari tahu apa yang terjadi.

Di pintu, dia berpapasan dengan Taeyong yang sepertinya terbangun juga oleh jeritan itu, bersama-sama dengan beberapa pelayan lain mereka melangkah ke arah jeritan dan keributan yang mulai terdengar,

"Apa-apaan ini?" Taeyong melangkah di depan Jennie, jelas sekali jengkel dengan keributan yang mengganggu tidurnya.

Lalu di ujung tangga langkahnya mendadak terhenti hingga Jennie menabrak punggungnya, "Oh Tuhan! Tidak..." Taeyong berusaha mencegah Jennie menengok, "Jangan lihat."

Tapi Jennie sudah terlanjur melihat, ........di bawah sana, di ujung paling bawah tangga, ibunya terlentang dengan posisi aneh. Tangan dan kakinya patah, mencuat ke arah yang berlawanan, darah menggenang di belakang kepalanya, di mulutnya, di wajahnya, di dagunya hingga membasahi gaun tidur putihnya..... dan matanya melotot.... Penuh dengan ketakutan...

Tubuh Jennie langsung lunglai, hingga Taeyong harus menopangnya.

"Telepon polisi."

Jennie lamat-lamat mendengar suara Taeyong memberi perintah kepada beberapa pelayan yang mulai berkerumun, "Panggil dokter!!", perintah Taeyong lagi... lalu kemudian kesadaran Jennie menghilang.




🌹



Jennie terbangun di kamarnya, dengan dokter membungkuk di atasnya, memeriksanya, tampak lega ketika melihat dia sadar,

"Dia sudah sadar Tuan Taeyong".

Lalu Taeyong mendekat, tampak pucat dan cemas, "Kau tidak apa-apa?" kecemasan tampak jelas di matanya, emosi pertama yang dilihat Jennie dari Taeyong sejak perkenalan pertama mereka.

"Jisoo...." suara Jennie menghilang.

Taeyong menggenggam kedua tangan Jennie, tampak sedih, "Aku menyesal Jennie, aku sangat sangat menyesal..... Aku tidak tahu kenapa semua ini bisa terjadi, polisi ada di bawah... dan menurut mereka Jisoo terpeleset di tangga, mungkin dia mengantuk..... aku.....", suara Taeyong tampak tertelan, "Aku.... menyesal Jennie,"

Jennie mengamati kesedihan di mata Taeyong dan air mata mengalir di matanya.

Ibunya telah tiada. Seberapapun buruknya hubungan mereka berdua, Jisoo tetap ibunya, dan Jennie masih selalu menyimpan harapan kalau suatu saat nanti ibunya akan mencintainya. Sekarang Jisoo telah tiada, dan harapan Jennie seolah-olah dipadamkan dengan kejam.

Tangis Jennie muncul, semula hanya isakan pelan, tapi makin lama makin keras tak tertahankan, dan Taeyong langsung memeluknya menenangkannya. Mereka berdua berpelukan dalam kesedihan



🌹




Taeyong melangkah memasuki kamarnya, letih. Jennie sudah tidur, dokter terpaksa memberikan obat penenang karena Jennie tidak henti-hentinya menangis.

Polisi sudah membawa jenazah Jisoo ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Para pelayan langsung bergerak cepat dengan instruksi Sooman, karpet yang penuh darah langsung diganti dan disimpan  bersama barang-barang lain yang diminta, untuk diserahkan kepada pihak kepolisian. Selain itu semuanya di bersihkan, barang-barang Jisoo yang masih tersimpan di kamarnya dibereskan dan dikemas dalam satu kotak. Dalam sekejap rumah itu sudah tampak seperti semula, seolah-olah tidak ada yang mati beberapa saat lalu di sana.

FROM THE DRAKEST SIDE [JenYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang