🌹 16 Epilog

6.2K 454 93
                                    







Selamat kalian memasuki part terakhir🎉🎉
Budidayakan vote sebelum baca!!











Hari ini Jennie sudah boleh pulang dari rumah sakit sambil membawa bayinya, putra kecil yang sangat tampan dengan rambut tebal dan wajah tampan yang menurun dari ayahnya.

Jennie menoleh ke arah David yang sedang mengamati bayinya dengan begitu tertarik,

"Di mana Taeyong?" dia mengernyit karena Taeyong tiba-tiba saja menghilang pagi ini.

Dua malam yang lalu Taeyong lah yang menemani Jennie melahirkan anak ini, menggenggam erat tangannya di ruang melahirkan dan terus memberinya semangat sampai proses itu selesai.

Kata Taeyong, dia sengaja tidak memberi kesempatan David masuk ke ruang melahirkan karena khawatir, di sana ada darah dan darah bisa memicu David untuk kembali melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Taeyong pulalah yang menggendong putra mereka untuk pertama kali dan memeluknya penuh kebahagiaan. David sama sekali tidak muncul. Tetapi pagi ini ketika mereka hendak pulang dari rumah sakit, Taeyong menghilang dan David yang menemaninya pulang.

Sejenak Jennie cemas akan reaksi David terhadap putranya, tetapi lelaki itu hanya mengangkat alisnya dan tersenyum. Tidak bereaksi apa-apa. Berbeda sekali dengan sikap Taeyong yang penuh kasih sayang kepada putranya.

"Kami berganti peran." David menjelaskan. "Aku.. sebenarnya aku ketakutan dengan bayi itu." David melirik lagi ke arah putra mereka, "Aku takut aku akan melukainya... tapi Taeyong mendorongku, katanya aku harus mencoba."

"Kau mau menggendongnya?" Jennie menaikkan bayinya, menunjukkan wajah mungil yang sedang tertidur pulas dengan damai,

"Tidak!" David langsung beringsut menjauh, lalu menatap Jennie dengan tatapan menyesal, "Maafkan aku Jennie, aku hanya tidak ingin melukai bayi itu. Pelan-pelan ya?"

Jennie menatap David dan tersenyum melihat kesungguhan yang ada di sana. David pastilah mencemaskan anaknya, kalau tidak dia tidak akan mungkin menanggung ketakutan yang amat sangat bahwa dirinya mungkin akan melukai anak ini.

"Kau tidak akan melukai anak ini, aku yakin." Jennie tersenyum lembut kepada David, "Mungkin kau hanya harus membiasakan diri."

David tersenyum masam, "Taeyong bisa begitu luwes menggendong anak ini seperti sudah melakukannya bertahun-tahun, sementara aku berjingkat ketakutan. Kau pasti menertawakan kekonyolanku."

Jennie tersenyum, "Seperti yang kubilang tadi. Kau hanya perlu terbiasa."





🌹




Tetapi David menghindari Darren, putera mereka itu seperti wabah. Dia tidak mau berada dalam jarak kurang dari 10 meter dari bayinya. Lelaki itu sangat tertarik kepada bayinya, dia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan mengamati Jennie. Matanya terus mengikuti gerakan Jennie ketika menggendong anaknya, mengganti popoknya, maupun ketika Jennie menyusuinya. Sampai kemudian Jennie merasa sedikit jengkel atas tingkah David,

"Sampai kapan kau akan menatap di kejauhan seperti itu, David." Jennie bergumam sambil menatap David dengan tatapan ingin tahu, dia sedang duduk di kursi goyang dan menyusui Darren.

"Kalau kau tidak mau mendekatinya dan terbiasa, maka kau tidak akan pernah terbiasa."

David menatap Jennie dengan pandangan sedih, lelaki itu memilih duduk di bawah bayang bayang di dekat jendela.

"Dia begitu mungil... " David memandang tangannya sendiri, "Dan aku begitu kuat, aku takut akan meremukkannya."

"Kalau kau memegangnya dengan benar, kau tidak akan meremukkannya." Jennie menyipitkan matanya, "Maukah kau mencobanya?"

FROM THE DRAKEST SIDE [JenYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang