sakit

147 18 1
                                    

Tidak ada hari tanpa dijemput ke dorm.

Ya, hari ini Tamara sudah standby di dorm un1ty berbincang dengan ka Patt dan menunggu mereka latihan.

Sebenarnya ka Patt lah yang meminta Tamara kesini kerena ada hal yang ingin ditanyakan.

"Tamara?" Panggil ka Patt yang baru datang dari dapur

"Eh iya ka patt?" Tamara menoleh.

"Ka Patt mau nanya sama kamu, boleh?" Ujar ka Patt yang lalu duduk disofa sebelah sofa Tamara

"Boleh ka Patt"

"Kamu kan sekarang sama mereka terus ni apalagi katanya jadi babysitter ckk nah berhubung sekarang kan ka Patt juga lagi ngurus single mereka yang baru jadi gak bisa mantau mereka terus nah berhubung kamu yang ada di Deket mereka sekarang ka Pat mau nanya ni mereka bikin ulah nggak selama ka Patt gak mantau?" Tanya ka Patt santai

"Ohh gitu, nggak si ka Patt lurus-lurus aja ga ada yang neko-neko palingan ya itu zweitson masih suka dijailin sama banghan masih suka dikagetin ckk" ujar Tamara mengundang gelak tawa ka Patt

"Ckk, itumah pasti gak jauh dari itu, eh tapi bener kan gak ada yang nakal?"

"Nggak ko ka Patt tenang aja"

"Kalau gitu kamu bantu ka Patt awasin mereka yah kalo ada apa-apa laporan sama ka Patt soalnya kakak sibuk nih jadi kakak serahin ke kamu bisa?"

"Bisa dong ckk" ujar Tamara tertawa kecil membuat ka patt juga ikut tertawa

"Suttt suttt tapi jangan kasih tau anak-anak ya, jangan bilang kalo ka Patt yang nyuruh kamu buat pantau mereka" ujar ka Patt berbisik

"Siap" ujar Tamara berlagak hormat sembari mengembangkan senyumnya

"Ckk kalau gitu ka Patt tinggal ya kakak masih ada urusan sama manajemen lain nih" ujar ka Patt bangkit dari sofa

"Ayo ka Patt Tamara anter ke depan"

"Ckk, okeoke"

Selesai mengantar ka Patt ke depan rumah dan ka Patt juga sudah pergi Tamara kembali masuk ke dalam dorm untuk menyiapkan minum mereka.

Namun baru saja sampai Tamara di kejutkan dengan Shandy yang di papah keluar dari ruang latihan.

"Astaghfirullah bangshan kenapa?" Tanya Tamara pada Fenly dan Farhan

"Pusing katanya"

"Iyaudah ke kamar ya istirahat dulu, apa mau disini aja di sofa?"

"Kamar aja bentar lagi juga kita selesai latihannya"

"Iyaudah bang tapi kuat gak bawanya?"

"Kuat ko dek tenang aja"

"I––iyaudah deh"

Shandy pun dibawa naik ke kamarnya dibuntuti oleh Tamara.

Fenly dan Farhan merebahkan tubuh shandy di kasur miliknya sementara Tamara ikut duduk di atas kasur dan memberikan minum untuk shandy.

"Gue tinggal gak papa kan? Gue ama Fenly masih ada latihan soalnya" ujar Farhan yang dihadiahi anggukan oleh Fenly

"Iya ga papa"

"Iyaudah kalian latihan aja biar Tamara yang jagain bangshan" beo Tamara membuat hati shandy menghangat

Farhan dan Fenly pun meninggalkan kamar tinggalah Tamara dan shandy di dalamnya.

Tamara kembali memberikan minum pada Shandy lalu memberinya obat pusing, setelah minum obat shandy membenarkan posisi tidurnya.

"Masih pusing gak bang?"

"Masih" ujar Shandy tak berbohong, dia memang sedang merasakan pusing saat ini.

Dengan sigap Tamara mengambil kotak p3k di atas meja dikamar itu lalu mengambil minyak angin disana.

Tamara mengeluarkan sedikit isinya lalu mengoleskannya ke kening Shandy dan memijatnya.

Shandy memejamkan matanya Tamara memang benar-benar peka terhadap apapun.

Shandy merasakan tangan lembut itu memijat kepalanya dengan hati-hati, sungguh hatinya menghangat sekarang andai ia bisa selamanya seperti ini bersama Tamara.

Namun bagaimana pun Tamara adalah kekasih adiknya Ricky, seperduli apapun Tamara pada Shandy tetaplah Ricky prioritas nya seperti sekarang ini zweitson yang tiba-tiba masuk ke kamar Shandy dan memberi tahu bahwa Ricky pingsan membuat Tamara berhamburan lari keluar tanpa basa basi.

"Tamara!" Panggil zweitson tiba-tiba

"Kenapa son?" Jawab Tamara lembut, Shandy pun membuka matanya perlahan sementara tangan Tamara berhenti di atas dahi Shandy yang memerah.

"Ricky pingsan!" Tanpa basa-basi zweitson mengatakan yang sebenarnya.

Lantas Tamara bangkit dan berlari keluar untuk menemui Ricky yang pingsan.

Ternyata Ricky berada di kamar Fenly dan zweitson, terlalu berat membawa Ricky yang pingsan ke kamarnya jadi ya sudahlah.

Semenjak Tamara dan zweitson pergi shandy tak henti-hentinya menghela nafas, ya ia cemburu.

"Tamara, gue juga sakit loh disini"

"Tadi liat gue sakit Lo cuma kaget, kenapa pas Ricky pingsan Lo panik banget? Gue tau Ricky pacar Lo tapi gue juga butuh Lo sekarang ta hiks–– disaat-saat kayak gini gue butuh Lo disamping gue, jadi penyemangat gue hiks–– tapi ya gue faham ko Ricky lebih penting diakan pacar Lo" beo shandy bermonolog sendiri lalu tersenyum kecut di akhir kata-katanya.

Sementara disisi lain

"Assalamualaikum" ujar Tamara tergesa-gesa

"Waalaikumsalam"

"Iky" panggil Tamara khawatir melihat Ricky yang pucat pasi dan berpeluh suhu badannya benar-benar meningkat.

"Ricky kecapekan kayanya ta" ujar Fajri lembut

"Badannya panas banget tata takut iky demam" ujar Tamara yang duduk di samping Ricky menghadap ke semua teman-temannya.

Tamara menggenggam erat tangan Ricky dengan sayang menyalurkan energi yang ia punya untuk orang yang kini menjadi kekasihnya sesekali Tamara juga menyibak rambut Ricky dan mengelus wajahnya dengan sayang.

Jelas terlihat raut wajah khawatir pada Tamara ketika melihat Ricky terbaring lemah dikasur Fenly.

Tersirat ketakutan di sana.

Membuat Fenly menghela nafas pelan melihat Tamara yang begitu khawatir pada Ricky.

Tamara khawatir banget sama ka Ricky sampe cemas begitu emang segitu berarti nya ya ka Ricky buat dia? -batin Fenly.

__________________________

TBC!!!!!!

Shandy sakit, Ricky pingsan Fenly?

He is mine! [C O M P L E T E D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang