maaf atas semuanya

136 17 0
                                    

Tamara kini berada di depan pintu kamar Ricky terus mengetuk pintu kekasihnya itu Tamara terus berusaha menjelaskan yang sesungguhnya.

Ia tak mau salah faham ini berkelanjutan.

"Ky hiks–hiks buka sebentar ky – aku mau ngomong hiks––"

Ricky membuka pintunya asal Tamara berhamburan memeluk Ricky, Ricky ingin membalasnya namun kecewanya selalu menahan.

"Ngapain lagi kamu? Udah bikin aku sakit udah?" Tanya Ricky menahan tangis

"Ky dengerin aku dulu ky"

"Apa lagi yang harus didengerin ta? Semuanya udah jelas! Kamu bukan tata yang iky kenal lagi"

"Ky" Tamara tersenyum kecut "kamu tahu? dibalik diriku yang selalu memujamu ada aku yang selalu berdoa rintih sebelum tidur, agar aku bisa dipertemukan lagi denganmu esok walau hanya sekelibat waktu.
Dibalik setiap sajak sendu yang selalu aku tuliskan ada diriku yang selalu melawan perihnya rasa disetiap kata yang menemani jari jemari menari di atas pena.
Dibalik jiwaku yang kerap kali terlihat sangat mengagumi hujan ada diriku yang selalu menanti pertemuan dengan dirimu walau harus berjibaku dibawah teriknya sinar matahari.
Dibalik hina nya aku dihadapanmu ada diriku yang tak pernah sama sekali memandang negatif sedikitpun kearahmu.
Dibalik caci-maki yang mereka lontarkan kepadaku ada diriku yang selalu berdiri bermimpi kamu mendukungku.
Dibelakang semua nasehat prihal rindu yang mereka tanyakan padaku ada aku yang tak pernah bisa sedikitpun menasehati agar aku bisa berhenti mencintai kamu.
Dibalik setiap surat cinta yang pernah aku tulisi ada hal tentang kamu terselip pada beberapa kalimat sendu.
Dan dibalik semua kata rinduku yang diam-diam masih terlantun untukmu ada aku yang menangis meminta kita yang dulu hiks––"
Tamara pergi dari kamar Ricky sembari menangis meninggalkan Ricky yang masih mematung ditempat.

Berusaha mencerna apa yang Tamara ucap tadi.

Kini mereka telah melaksanakan shalat isya dan kembali tanpa Ricky, iya Ricky masih bingung bagaimana caranya ia bicara pada Tamara.

Sekarang Tamara berada di taman belakang menunggu Fenly yang sedang ada urusan sebelum mengantarnya pulang.

"Bang, liat Tamara gak?" Tanya Ricky pada Farhan yang sedang bermain PS bersama Fiki

"Di –– eh dimana si Fik kok gue lupa?"

"Di – ditaman belakang kalo gak salah"

Tanpa basa-basi Ricky melenggang pergi ke taman belakang untuk bertemu Tamara, ia mengurangi kecepatannya saat sudah berada di pintu belakang

Gadis itu sedang duduk di ayunan dengan diselimuti sepi.

Ricky menghampiri Tamara lalu memeluknya dari belakang, Tamara menoleh kaget, sejak kapan Ricky berada di belakangnya?

Tamara bangun dan membalas pelukan Ricky yang kembali memeluknya saat ia keluar dari ayunan.

Ricky membenamkan kepalanya dirambut Tamara sembari sesegukan Tamara langsung membantu Ricky untuk duduk di bangku sebelah ayunan.

Maaf, 1 kata yang terucap dari bibir Ricky

"Aku minta maaf udah nuduh kamu sembarangan ngambil keputusan secara sepihak aku gak mau lepasin kamu aku gak mau putus aku gak mau gak mau!!!" Ujar Ricky di sela-sela tangisnya

Tamara faham apa yang dirasakan Ricky sekarang, pasti ia sangat menyesal.

"Kamu itu spesial sayang maaf ya maaf"

"Aku ini hanyalah perempuan biasa ky. Meskipun aku tak sehebat ibumu, tak sebaik ibumu, bahkan aku ini tak secantik ibumu.
Tapi aku akan berusaha, berusaha menjadi rumahmu untuk pulang:)
Menjadi bahu terkuat untukmu bersandar, dan menjadi perempuan yang kau butuhkan." Tamara menangkup kedua pipi Ricky agar melihat kearahnya.

"Karena itu kumohon, percayalah. Bahwa aku tak sedang berusaha menjadi apa yang kau mau.
tapi aku ini sedang berusaha, berusaha menjadi yang terbaik untukmu.
Calon pendampingku, aamiin" Ricky melebur kedalam pelukan Tamara membenam kepalanya di dada Tamara dengan tangis penyesalannya yang belum reda.

"Maafin aku sayang"

"Sebelum kamu minta maaf, aku udah maafin kamu kok sayang" Tamara mengusap lembut bahu Ricky dan mengecup puncak kepalanya dengan sayang.

"Aku janji aku akan percaya sama kamu dan gak egois lagi"

"Iya iya sayang iyaudah jangan nangis lagi yah" Tamara mengusap air mata Ricky dengan lembut

"Utukutukutukk yaallah cayang cayang cayang jangan nangis lagi dong ah senyum cisss hehehe" ujar Tamara merayau lalu tersenyum lebar menampilkan seluruh giginya dengan dua gigi kelincinya didepan.

Membuat Ricky terkekeh pelan melihat Tamara yang berusaha menghiburnya lalu kembali memeluk Tamara

"Hehe gitu dong ketawa ckk"

••••

"Waktunya anter Tamara pulang" ujar Fenly senang sembari memainkan kunci mobil ditangannya.

Namun langkahnya mengendur, senyum semangatnya luntur ketika melihat Ricky sedang memeluk Tamara dihalaman belakang.

______________________

TBC!!!!

Kasian Fenly:)

He is mine! [C O M P L E T E D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang