8)Perubahan

56 16 4
                                    

"Kamu kenapa narik narik aku si, padahal aku belum selesai ngasih dia pelajaran." ucap Naomi

"Sekali lagi lo nyakitin Rena gua pastiin lo bakal nyesel Naomi, camkan itu." Nada tegas Alvin menandakan bahwa ia tak bercanda dengan ucapannya, membuat Naon sedikit takut.

Alvin pergi meninggalkan Naomi yang berdiri kaku setelah mendengar ancamannya. Sebenarnya Alvin tak tega mengatakan itu pada Naomi tapi mau bagaimana lagi? Jika dibiarkan begitu saja Naomi akan semena mena pada Rena yang membuat Alvin tak terima.

***
Mungkin kegelapan akan membawa kita kejalan kesesatan. Tapi tidak dengan gadis ini, Kegelapan adalah bagian dari hidupnya. Walaupun pagi dia akan memakai topeng keceriaannya, namun jika gelap dia akan menjadi kuat.

Rena bersandar pada dinding pembatas kamarnya. Ditemani oleh kegelapan malam, hanya cahaya bulan yang meredup karena tertutupi awan hitam.

Saat sedang asyik melamun tiba tiba lampu kamarnya menyala, dan membuat Rena terkejut bukan main. Pasalnya dia tidak merasa menghidupkan lampu.

Rena berdoa didalam hati jika itu hantu, namun jantung Rena berpacu lebih cepat ketika mendengar suara ayahnya.

Dengan tatapan datar Angga menghampiri Rena yang berdiri kaku di dinding kamarnya.

"Cepat turun kita makan malam bersama!" ajak Angga walaupun nada suaranya terdengar sangat dingin

Kepala Rena terangkat ketika mendengar ucapan Angga. Rena tidak salah dengar kan?

Angga meninggalkan kamar Rena. Rena masih tak percaya dengan ucapan Angga, takut yang ini cuma mimpi akhirnya Rena menampar pipinya sendiri.

Plak

"Anjing sakit, berarti ini bukan mimpi dong? Tadi beneran ayah kan?" Karena tak ingin ayahnya menunggu terlalu lama Rena berlari ke arah meja makan.

Saat sudah di meja makan, disana sudah terdapat pasangan suami istri. Rena duduk dikursi biasanya, Rena merasa canggung dengan keadaan seperti ini.

"Kita langsung makan saja" kata Angga

Yuna mengambilkan makanan untuk Angga dan dirinya. Rena memperhatikan dengan senyum yang tak pernah luntur.

Mereka bertiga makan dengan lahap, walaupun tidak ada yang bersuara hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan piring.

Sampai suara bariton Angga terdengar "Rena?" Rena yang merasa terpanggil. "Iya yah?"

"Besok kamu kalau sudah pulang sekolah langsung pulang kerumah!"

"Eumm.. memang ada apa yah?" tanya Rena ingin tahu

"Besok kita ada acara dan semua harus datang" jawab Angga

Rena senang karena setelah sekian lama akhirnya dia bisa pergi bersama ayahnya lagi. Tanpa pikir panjang akhirnya Rena mengiyakan permintaan Angga.

Setelah makan malam yang panjang, akhirnya Rena memutuskan untuk kekamarnya. Dia melihat foto keluarganya dulu, disana terdapat Angga, Ella, dan Rena.

"Ayah kenapa?" tanya Rena pelan

Rena kaget ketika mendengar suara seseorang dan membalikan badannya " tidak apa apa" katanya

"Besok kamu pakai ini"  Angga memberikan beberapa potong dress yang akan Rena pakai untuk besok.

"Makasih yah."

Angga hanya mengangguk sekilas setelah itu dia keluar dari kamar Rena. Rena tersenyum sambil melihat pakaian yang diberikan ayahnya tadi.

Karena Rena tahu, sebuah kegelapan pasti akan ada jalan keluar untuk menemui penerangan. Walaupun celah itu hanya selebar jalan semut.

Strong girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang