Seorang gadis cantik mengenakan seragam putih abu abu tengah merias wajahnya. Rena melihat pantulan matanya yang sembab, Gadis itu akhirnya menutupi dengan makeup.
Setelah di rasa wajahnya sudah lumayan segar dia langsung keluar dari kamarnya. Rena mercoba untuk tetap tersenyum sepanjang dia berjalan, saat sudah duduk di meja makan disana sudah terdapat Angga yang notabane sebagai ayahnya, dan Yuna yang notabane sebagai ibu tirinya. Sarapan mereka berjalan dengan cepat karena tanpa adanya perbincangan. Rena yang masih bingung kenapa tidak ada yang memulai pembicaraan satu sama lain.
Dan akhirnya Yuna memulai pembicaraan " mata kamu kenapa sayang? Habis menangis?"
Rena tertegun mendengar pertanyaan Yuna. Bundanya saja tahu padahal ia sudah menutupinya dengan makeup bagaimana dengan temannya. Rena tidak tahu harus menjawab apa "hehe, gak papa kok bun, ini pasti karena semalam aku nonton drakor deh bun." jawabnya asal
"Benar karena habis nonton drakor? Bukan karena dimarahin -" perkataan Yuna terpotong karena Angga menatapnya tajam.
"Udah selesai kan makannya, cepat pergi saya muka lihat wajah kamu." perintah angga dengan penuh penekanan. Rena hanya mampu menghela nafas. Dia bangkit dari kursinya dan berangkat ke sekolah.
"Loh, adek kan belum dapat uang jajan, kok langsung berangkat?" lagi dan lagi Yuna membela Rena.
"Gak papa kok bun. Uang jajan aku yang kemarin masi ada." Rena berusaha tersenyum meski dia juga Terkadang membenci Yuna karena telah merebut ayahnya dan membuat ibunya meninggal.
"Rena itu gausah di manja nanti malah keterusan, kalo bukan karena ibunya sudah meninggal aku tak sudi menampungnya disini." Hati rena kembali merasakan ditusuk setelah tadi malam ditampar ketika dia pulang terlalu larut karena dia Mengerjakan tugas dirumah temannya. Apa tidak ada kata yang lebih manis untuk Rena?
"Rena berangkat, Assalamualaikum." Rena sudah tidak tahan lagi dengan ucapan ayahnya. Walaupun dia kuat dia hanyalah manusia yang masih memiliki hati dan perasaan. Sekuat tenaga rena berusaha membendung air matanya, dia mengambil sepeda kesayangan nya pemberian dari yang ibu sebelum meninggal.
Rena keluar rumah seraya mengeyuh sepedanya, lagi dan lagi dengan hati yang tersakiti oleh ucapan ayahnya
***
"Widihh ada yang sok rajin guys!" Rena menundukan kepala, dia tersenyum kecut mendengar ucapan yang di lontarkan oleh teman kelasnya."Udah na gaush didengerin tuh mulut cabe" kata Agatha teman rena.
***
"Rena berjalan mengikuti bu nadin dengan terburu. Rena memang anak yang mengerti sopan santun, saat ada yang memerlukan bantuan maka rena akan membantunya dengan senang hati.Rena tidak mengetahui kalau di depannya ada pemuda, karena Rena sedang tidak fokus alhasil mereka bertabrakan.
"Woi punya mata ga si lo? Jalan liat liat dong" Dan Renaa tidak menanggapi pemuda itu, dia mencari barang milik bu nadin yang jatuh terpencar.Saat semua barang milih bu nadin sudah terkumpul kembali dia menatap kakak kelasnya yang sedang kesal.
"Eum.. Ma-maaf kak, saya beneran ga sengaja" Rena yang tidak mengenal pemuda itu jadi merasa takut karena tatapan tajam dari kakak kelasnya itu.
"Lo, siapa nama lo?" bentak Alvin
"Nama saya Rena kak." Rena menundukan kepalanya karena merasa takut kepada kakak kelasnya itu." pokoknya saya gamau tau kamu harus ganti rugi" Rena gelagapan karena mendengar ucapan kakak kelasnya.
"Saya ga punya uang kak" ucap rena
"Saya ga butuh uang kamu, saya mau kamu jadi babu saya selama sehari full." Setelah mengucapkan itu pemuda tersebut meninggalkan Rena dengan perasaan yang tak dapat dijelaskan."Dasar kakak kelas nyebelin, untung ganteng." ucap rena seraya berjalan keruang guru untuk memberikan barang bawaannya ke bu nadin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong girl
Fiksi RemajaTuhan baik banget ya sama gua? Disaat gua lagi terpuruk, tapi tuhan dengan baiknya mampu melengkungkan senyum gua yang hampir saja hilang