Benda pipih itu terus saja menyuarakan tanda hubung.
Pip...pip...
Sayangnya sang empu tidak lekas mengangkat. Bagaimana tidak cemas, dia tadi baru saja menerima telepon dari adik sepupunya. Namun tak ada suara, yang terdengar hanyalah isakan tangis.
Perempuan itu adalah Sarah. Dia nampak frustasi, dia sungguh khawatir dengan adik sepupunya itu. Karena ia tau bahwa Rena tidak akan menghubunginya jika tidak ada hal penting.
Sarah langsung bergegas menuju rumah pamannya itu karena terlalu cemas dengan adik sepupunya.
Saat Sarah telah tiba dirumah Rena, suasana rumah itu terlihat sepi. Sarah langsung menelpon adiknya untuk menanyakan keberadaannya.
Namun sayang, teleponnya tak kunjung diangkat. Hingga tiba tiba suara Angga mengagetkan sarah yang sedang fokus dengan handphone nya.
"Ngapain kamu kesini?" tanya Angga dengan wajah sinisnya, pertanyaan itu hanyalah basa basi karena sebenarnya ia tahu jika Rena pasti akan meminta bantuan sarah untuk keluar dari gudang itu.
Sarah tidak menjawab perkataan Angga, karena ia tahu bahwa pamannya itu pasti tau tujuan dia datang kerumahnya.
"Dia ada di gudang, kuncinya ada didekat pintu." titah Angga
Tanpa melihat pamannya Sarah langsung menuju gudang dengan perasaan cemas. Dia takut adik sepupuku itu mengalami hal buruk.
Saat setibanya dia digudang itu, Sarah langsung mencari kunci gudang yang sudah di maksud Angga tadi.
"Astaga Rena, kenapa kamu bisa seperti ini!!" pekik Sarah ketika melihat tubuh Rena yang dipenuhi dengan luka.
Keringat dingin membasahi tubuh Rena, mulutnya bergerak tak karuan. Sarah mercon membangunkan Rena, namun saat ia ingin membantu Rena untuk bangkit, Rena terlihat sangat kesakitan.
"To..long.. Kakk.." Pinta Rena dengan ringisan yang membuat Sarah tak tega melihatnya.
"Ayo kita kerumah sakit." jawab Sarah cepat, namun sayang sang adik malah menggelengkan kepala tanda tak mau.
"Engga usah kak, bantu aku kekamar saja." Sarah sebenarnya ingin membawa Rena kerumah sakit, tetapi mendengar jawaban sang adik membuatnya mengurungkan niatnya.
Setelah mengantarkan Rena kekamar dan membersihkan luka ditubuh sang adik Sarah memutuskan untuk pulang. Sepeninggalannya, Rena mengingat kejadian tadi yang membuatnya seperti ini.
Tak masalah, dia akan menerima apapun yang dilakukan sang ayah padanya. Walaupun sebenernya Rena sudah tidak tahan dengan ini semua.
Tapi bukan, dia bukan munafik. Melainkan memang seperti itu kenyataan nya. Dia hanya ingin bila ada seseorang yang menyakiti hatinya dia harus bertanggung jawab membenahi luka yang telah dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong girl
Fiksi RemajaTuhan baik banget ya sama gua? Disaat gua lagi terpuruk, tapi tuhan dengan baiknya mampu melengkungkan senyum gua yang hampir saja hilang