Srak...!
Semua belanjaan Raina kini tergeletak di depan minimarket, untuk sekadar menopang tubuhnya saja Raina sudah tidak kuasa, jantungnya berpacu, nafasnya memburu tidak beraturan, netranya kabur lantaran matanya dipenuhi cairan bening yang memenuhi pelupuk, sebentar lagi tumpah.
Kini Raina tidak peduli lagi, ia berlari menerobos hujan, sambil menangis meraung-raung. Hujan hari ini cukup membantunya, tidak ada yang tahu kalau ia menangis, tidak ada yang tahu kalau ia menjerit.
Tubuhnya yang basah kuyup bergetar hebat, bibir Raina membiru, ia sesegukan menatap gedung yang sudah akrab itu didepannya, dengan mata yang masih berair
Takut-takut Raina melangkahkan tungkainya kedalam,
Sudah ada Raihan dan Chandra rupanya disana dengan raut paniknya
"Ra..."
"hiks...bohong kan?"
Chandra segera menarik putrinya kedalam dekapannya "Kita doain aja yang terbaik buat Rino"
"Katanya orang tua kak Rino udah di jalan menuju kesini" sahut Raiha yang baru saja memutus sambungan telepon.
"Kok bisa sih!" rutuk Raina
"Pengendara truk ngantuk, nerobos lampu merah sampai nimbulin kecelakaan hebat, banyak korban lain yang tewas, Kak Rino salah satu yang beruntung masih sempet diselamatkan, lokasi kecelakaannya kebetulan deket sini." jelas Raihan
"Ngapain juga sih dia kesini! Kenapa gak langsung pulang ke apartmennya aja!"
"Menurut lo ngapain kak Rino ke rumah sakit."
Sial, Raina merasa benar-benar bersalah kali ini, kalau saja ia cepat mengabari Rino, kekasihnya itu tidak harus menghampirinya ke rumah sakit. Kenapa pula ia terlalu fokus kepada Langit sampai mengabaikan Rino. Sudahlah.
"Udah, gak ada yang salah di sini, semuanya memang sudah bakal terjadi, kita berdoa aja semoga Rino gak kenapa-kenapa," pungkas Chandra menyela.
Cklek
"Dengan wali pasien Kirino?" tanya seorang dokter yang baru saja menangani Rino dari bangsal darurat
"Saya dok!" sahut Chandra
"Pasien kehilangan banyak darah, beberapa sarafnya rusak. Kita harus segera menjalani operasi walaupun kemungkinan selamat pasien sangat kecil, bagaimana? Apakah anda tetap ingin melanjutkan?"
"Aekecil apapun kemungkinannya, tetap lanjutkan dok!" seru Raina
"Operasi ini beresiko besar karena banyaknya pembuluh yang pecah, apakah anda yakin?"
Raina ciut mendengarnya, namun ia tetap mengangguk "Lakukan!"
"Kalau begitu dimohon kepada wali pasien agar menandatangani di meja administrasi, kami juga butuh tambahan kantung darah golongan O, Stok rumah sakit kian menipis karena banyaknya pasien kecelakaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUETH • SKZ 00L
Fanfiction[Antologi Cerpen] In this vast, ever-expanding universe, Our love shines bright, a celestial verse, Two souls entangled, forever finding home. Parallel realities may keep us apart, But my devotion to you will never depart. Was 3#Leeknow 3#Skijeu