14 • 11.11 AM

1.2K 228 84
                                    

Sekarang pukul 10.01 PM, Raina yang baru saja selesai dari kamar mandi kini mendapati Rino sudah tertidur di ranjangnya. Ia kemudian  menarik gorden dalam bilik tersebut kemudian membenarkan selimut Rino

Cup

Tak lupa Ia memberi kecupan singkat di kening sang kekasih, kemudian keluar dari bilik tersebut, berniat mengunjungi Langit yang sudah seminggu ia tinggalkam, Raina gagal memenuhi janjinya, salahnya juga sih, harusnya dari awal ia tidak pernah mengiyakannya, karena memang sosok Rino sudah tidak bisa tergantikan.

Cklek

Setelah turun dua lantai dari ruangan Rino, kini Raina tiba dalam bilik Langit yang sudah redup, mamanya dan Langit sudah tertidur

"Loh Ra? Kamu disini?" ucap Wulan yang terbangun karena merasakan kehadiran Raina.

"iya ma"

"Mama kirain kamu mau tidur dikamarnya Rino, udah baikan kan?"

"tante Jihan sama om Dani ada kok Ma, lagian udah lama juga aku gak samperin Langit." tukas Raina

"Langit sampe ngirain kamu marah sama dia."

Raina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "enggak mungkin lah. ooiya ma ini kenapa alat pernafasannya dipasang lagi? Terus ini semua kabel ini buat apa?"

Wulan menghela nafas "buruk Ra, waktu kemo tadi tubuhnya nolak obat yang masuk, dia sempet kejang-kejang terus pingsan, sampai sekarang."

Raina membelalakkan matanya "kok mama baru bilang sih? Jangan bilang kejadian tiga bulan lalu keulang lagi?"

Dengan berat hati Wulan mengangguk "iya, Langit koma lagi, kata dokter imunitasnya semakin buruk"

Raina menatap nanar kearah Langit yang sedang pulas tersebut "Lagi-lagi aku terlambat"

"Yang penting sekarang kamu udah disini."

"Tetap aja aku ngerasa bersalah udah gak ada didekatnya pas dia berjuang ngelawan sakitnya"

"Kamu juga punya hidup, Ra. Gak bisa ada 24/7 buat orang lain."

"Tapi Langit bukan orang lain buatku..."

Sadar telah salah bicara, lantas Wulan mengalihkan topik

"Oh iya, kamu pulang gih, tante kamu mau dateng, dia udah di jalan dari bandara, nanti ke rumah gak ada siapa-siapa lagi, kan gak enak," pintanya.

"Malem-malem gini?"

Wulan mengangguk "dia ambil penerbangan malam dari Medan"

"Mama aja deh yang pulang, biar aku disini jagain Langit" tolak Raina

Wulan tahu Raina pasti akan menolak,

"Ya udah, mama balik dulu kalo gitu. Besok pagi mama kesini lagi kalau tante sama om mu udah pergi ngunjungin cabang mereka."

"iya, hati-hati ma, biar aku pesenin taxi."

Pukul 23.11 WIB, Kini dalam ruangan berukuran 5x7 meter bernuansa putih gading ini menyisakan Raina dan Langit yang lelap dengan tidur panjangnya

BLUETH • SKZ 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang