13 • I Can't be Him

1K 208 14
                                    

Sudah tiga hari Rino dirawat di rumah sakit, selama itu pula ia terus memberontak bahkan pernah hampir bunuh diri saat mengetahui dirinya buta, ia hilang kendali atas dirinya sendiri, tidak bisa menerima kenyataan, kenapa semuanya menjadi serumit ini? dan disaat seperti ini?
Saat undangan sudah disebar, gaun sudah dirancang, persiapan sudah 90%, dan saat Raina tengah mengandung bayinya.

Raina pun begitu, hanya mampu menemani Rino di balik pintu ruangannya, ia sama sekali tidak memiliki keberanian untuk melihat kekasihnya sehancur itu dari dekat, seperti bukan Rino yang ia kenal, Raina bukannya takut akan emosi Rino yang kerap kali membuncah tapi ia takut akan keadaan bagaimana ia harus menanggapi situasi rumit ini? Apakah ia harus tunjukkan kesedihannya agar Rino tak merasa sendirian? Atau sembunyikan saja agar bisa menguatkan Rino, namun ia pun sedang hancur, ataukah cukup diam saja? Tapi Raina tak ingin Rino berpikir bahwa ia mengabaikannya.
Pun memang Rino melarang keras Raina memasuki biliknya, mungkin ia malu harus dilihat perempuan yang dicintainya dalam keadaan cacat

"Kenapa gak masuk aja Ra?" tanya Raihan yang tiba-tiba muncul menepuk pundak Raina

"Gue gak sanggup Han, gue gak bisa nahan air mata gue liat dia sehancur ini dan kalau gue nangis didepannya kak Rino pasti makin sedih"

Raihan menghela nafas membenarkan penuturan Raina dalam hati
"Dua hari yang lalu aja, dia lakuin percobaan bunuh diri lagi, untung tante Jihan lihat."

"Gue tau, makanya gue makin khawatir, gue pengen banget nyemangatin dia biar gak terpuruk gini. Tapi...gue gak tau gimana."

"Gimana apanya? Cih, padahal lu sendiri butuh disemangatin gini, yakin bisa semangatin orang lain?"

"Kenapa ya semua orang yang gue sayang selalu aja ditimpa musibah...apa gue ini pembawa sial? Apa gue se-enggak pantas itu bahagia? Kenapa gak gue aja yang kena sekalian? Lagipula kak Rino bukan orang lain bagi gue! He's everything to me."

"Jangan ngomong sembarang gitu, gak ada gunanya. Mending lo masuk deh, mau sampai kapan diem-dieman gini?"

"kak Rino sama sekali gak ijinin gue buat lihat dia, nama gue disebut aja dia langsung tantrum"

Hening.

Raihan pun bingung harus menimpal apa lagi.

"Kak Rino sesayang itu sama lo," sahutnya kembali buka suara setelah bungkam beberapa saat

Raina menoleh lagi kedalam kamar perawatan Rino,
Lelaki itu sedang bersandar di headboard sambil memandang lurus dengan tatapan kosong

Raina menoleh lagi kedalam kamar perawatan Rino, Lelaki itu sedang bersandar di headboard sambil memandang lurus dengan tatapan kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Rino gak pernah sehancur ini sebelumnya," cicit Raina.

"Ia cuma belum bisa nerima Ra, perlahan dia pasti bangkit, lo bantuin dia, yakinin dia kalau gak bakal ada yang berubah apapun keadaannya."

"Rasanya gue pengen banget peluk dia sekarang hiks" Raina menangis lagi, atensinya belum terputus dari pria didalam bilik tersebut

BLUETH • SKZ 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang