Part 3

23 7 0
                                    

Kesialan lagi lagi melanda Adelia di pagi hari. Adelia baru bisa tidur pukul 3 pagi tadi karena tamu bulanannya yang membuat perut dan pinggangnya terasa sangat sakit sekali.

Sudah bangun telat, ban motornya bocor pula. Tidak mau ambil resiko seperti kemarin, Adelia lebih memilih untuk memesan ojek online takut terjebak macet seperti kemarin.

Adelia sampai sekolah pukul 06.55 WIB. Untung saja ia memilih untuk memesan ojek online tadi, walaupun harus mengeluarkan duit lebih.
Baru saja Adelia duduk di tempatnya bel pertanda pelajaran akan dimulai sudah berbunyi. Adelia menghela nafas kasar, baru saja dirinya ingin mengistirahatkan diri sebentar saja.

"Untung belum ditutup gerbangnya." ucap Diva yang baru saja duduk di kursinya dengan nafas yang terengah engah

"Makanya jangan drakoran mulu." ucap Kamila

"Ngaca dong." balas Diva sewot

"Lo sakit Del?" tanya Dita yang menyadari Adelia sedari tadi diam saja, wajahnya juga pucat

Pernyataan Dita tadi membuat Diva dan Kamila yang tadinya masih berdebat langsung menghentikannya dan memusatkan seluruh perhatiannya kepada Adelia.

"Ke UKS aja ayo." ajak Diva

"Gue gak sakit, biasa lah tamu bulanan."

"Tapi muka lo pucet banget."

"Nanti aja pas istirahat."

Setelahnya guru matematika mereka masuk dan menyuruh semua murid untuk diam agar ia dapat memulai pelajarannya itu.

***

Suara bel yang ditunggu tunggu semua murid akhirnya berbunyi yang membuat koridor seketika penuh, bahkan ada yang sudah keluar kelas padahal guru nya masih di dalam.

"Ayo ke UKS del." ajak Dita

Adelia mengangguk dan langsung berdiri dari duduknya. Dita berjalan di samping Adelia sedangkan Diva dan Kamila berjalan di belakang Adelia, katanya jaga jaga jika Adelia pingsan tiba tiba.

UKS sedang tidak ada orang sama sekali saat ini. Mereka masuk dan Adelia langsung disuruh tidur oleh teman temannya itu.

"Kalian ke kantin aja."

"Gpp ditinggal?"

"Gpp."

"Yaudah nanti kalo ada apa apa telfon aja."

"Iya."

"Mau makan apa?"

"Nanti aja istirahat kedua."

"Oke deh."

***

Bel pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu tetapi Adelia masih menunggu di depan kelas nya yang menghadap langsung ke parkiran.

"Nungguin Ezra?" tanya Diva yang baru saja keluar dari kelas setelah mencatat materi di papan tulis

"Iya."

"Balik aja gih, lo lagi sakit gini masa mau ngajar."

"Tapi kan-"

"Lo lagi sakit Del jangan dipaksa."

"Yaudah nanti gue kabarin anaknya."

"Balik sama siapa?" tanya Diva

Adelia menepuk jidatnya, ia baru ingat bahwa tetangga kontrakannya bilang akan menjempunta tadi pagi, "Oiya gue lupa gue dijemput, gue duluan ya."

Diva terkekeh sambil menggelengkan kepala nya pelan, "Heran gue pelupa banget anaknya, tapi kok tetep pinter ya gak kayak gue."

Sesampainya di gerbang Adelia langsung menemukan Rio, tetangga kontrakannya yang tadi ia bilang ke Diva.

"Sorry ya kak, gue lupa kalo lo jemput gue."

"Gpp gue juga belum lama kok tadi macet."

"Yaudah ayo langsung aja kak."

Rio menyodorkan sebuah helm untuk digunakan oleh Adelia. Setelah selesai memakai helm nya Adelia langsung menaiki motor Rio dan saat itu juga Rio langsung menjalankannya.

Sekitar 15 menit kemudian. Mereka sampai di kontrakan, kontrakan khusus perempuan dan khusus laki laki beda gedung tetapi mereka berhadapan dan dibatasi pagar masing masing.

"Makasih ya kak."

"Sama sama, eh lo sakit ya?"

"Biasa kak bulanan."

"Mau gue beliin apa, obat, makanan?"

"Gak usah kak tadi udah makan."

"Yaudah kalo ada apa apa telfon aja."

"Iya kak."

Setelahnya Rio pamit untuk kerja kelompok yang tidak bisa ia tinggal karena deadline nya sudah di depan mata.

Adelia masuk ke kamarnya dengan tak lupa mengunci pintu. Ia menaruh tas nya pada tempatnya dan langsung ke kamar mandi karena dirinya ingin cepat cepat tidur.

***

Rio terheran saat melihat ada seorang laki laki di depan kamar Adelia. Apakah itu temannya Adelia atau pacarnya, daripada Rio berasumsi sendiri, ia lebih memilih untuk mendatanginya.

"Temennya Adel?"

"Eh iya, ini beneran kontrakannya Nisa?"

"Nisa?"

"Eh Adel maksudnya."

"Iya bener."

Rio mengetuk pintu kamar Adelia, cukup lama menunggu pintu di depannya itu terbuka. Rio mundur selangkah saat pintu di depannya itu akan terbuka.

"Del ini ada temen lo."

"Kenapa Zra? ada tugas ya, masuk gih."

"Yaudah gue tinggal ya gue harus ke cafe."

"Iya kak."

Ezra masuk ke dalam kontrakan Adelia saat Rio sudah pergi. Ia langsung menaruh plastik yang tadi ia bawa di rumah dan duduk di sofa.

"Sorry ya berantakan, belom sempet beresin."

"Segini berantakan? Ini bahkan lebih rapih daripada kamar gue."

"Itu emang dasarnya lo males beres beres, oiya ada tugas?"

"Enggak kok, gue nganterin makanan."

"Makanan?"

"Iya disuruh nyokap, sama minuman apa itu gatau gue katanya khusus buat cewe."

"Bilang makasih ya ke nyokap lo."

"Iya nanti gue bilangin."

Tiba tiba saja hujan turun dengan derasnya. Membuat Ezra yang tadi hendak balik, mengurugkan niatnya untuk pulang.

"Gue disini dulu gpp kan?"

"Gpp."

Ezra memainkan ponselnya lalu tak lama ia mengalihkan pandangannya ke arah Adelia. Ezra melihat wajah Adelia pucat dan matanya sayu.

"Tidur aja gih."

"Lo disini masa gue tinggal tidur."

"Ya emang kenapa? Lo lagi sakit gitu, tidur aja gih."

"Yaudah gue tinggal tidur ya."

"Iya."

Adelia beranjak dari sofa menuju ke kasur untuk mengistirahatkan badannya yang terasa sakit semua. Ia melihat Ezra sudah asik menonton pertandingan bola dan snack di tangannya.

Waktu demi waktu berlalu, jam sudah menunjukkan pukul 20.30 WIB. Hujan diluar sudah berhenti, Ezra ingin pulang tetapi ia tidak tega untuk membangunkan Adelia.

Ezra masih memikirkan langkah apa yang harus ia ambil, haruskan ia membangunkan Adelia atau pulang begitu saja. Tetapi jika ia memilih opsi kedua, nantinya pintu kontrakan Adelia tidak akan terkunci.

Otak Ezra dipaksa untuk berpikir saat ini. Ia masih duduk termenung di sofa memikirkan opsi mana yang harus ia pilih. Setelah beberapa menit kemudian akhirnya Ezra memilih untuk mengambil opsi kedua, daripada ia harus membangunkan Adelia, mengingat wajahnya sangat pucat tadi.

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang