Hari senin ini yang biasanya Adelia sudah siap di pagi hari, tapi tidak dengan hari ini. Jam 4 tadi tiba tiba tubuhnya panas dingin dan muncul bintik bintik merah.
Mungkin Adelia salah makan semalam saat di rumah Ezra, dirinya juga tidak tahu itu, ia rasa dirinya tidak memakan yang seharusnya tidak ia makan.
Adelia masih bergelung di bawah selimut menahan rasa dingin di tubuhnya. Ia sudah minum obat penurun panas tadi pagi mungkin obat itu belum bekerja. Ponsel yang berada di nakas samping tempat tidurnya berbunyi tanda ada seseorang yang menelfonnya.
"Lo dimana Del? 5 menit lagi masuk, lo kejebak macet dimana?"
"G-gue sakit, tolong bikinin surat nya ya."
"Lo sakit apa? Udah minum obat?"
"Demam, udah kok tadi."
"Yaudah lo istirahat Sekarang."
"Iya."
Setelahnya Adelia memutuskan panggilan tersebut dan memilih untuk kembali tidur, karena kepalanya tiba tiba saja terasa pusing.
***
Adelia terbangun karena merasakan haus. Sudah cukup lama juga dirinya tertidur, waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB yang berarti dirinya sudah tertidur 6 jam.
Karena suhu tubuhnya yang belum juga turun Adelia memilih untuk membeli obat penurun panas ke apotek karena obatnya sudah habis.
Sebenarnya tubuhnya terasa sangat lemas sekarang, tetapi ia tidak bisa meminta bantuan kepada siapapun, teman temannya sekolah, tetangganya jam segini pasti tidak ada di kontrakannya.Panas matahari sangat terik di luar, yang membuat penglihatan Adelia yang sudah buram menjadi tambah buram lagi, tetapi dirinya harus kuat untuk membeli obat.
Bahkan untuk mengunci pintu saja tangannya sangat lemas. Kepalanya semakin pusing dan semua yang ada di sekitarnya berputar. Beberapa saat kemudian Adelia tidak bisa melihat apa apa namun ia masih bisa mendengar sekitarnya.
"NISA."
Adelia sudah benar benar tidak bisa menahan tubuhnya sendiri dan kesadarannya hilang saat itu juga. Ezra langsung menahan tubuh Adelia yang hendak terjatuh tadi lalu membuka pintu dan membawa Adelia untuk masuk.
Sekolah dipulangkan lebih cepat hari ini, ada rapat mungkin. Ezra hendak mengajak Adelia pergi namun pesan yang ia kirimkan belum dibalas.
Jadi Ezra memutuskan untuk menghampiri Adelia ke kelasnya langsung. Saat sampai di kelas Adelia, Ezra tidak melihat keberadaan Adelia tetapi masih ada ketiga temannya di kelas.
"Diva."
Yang dipanggil pun menoleh dan langsung menghampiri Ezra yang berdiri di luar kelas, "Kenapa?"
"Nisa mana?"
"Nisa?"
"Adel maksud gue."
"Adel gak masuk, sakit katanya."
Dan saat itu juga Ezra langsung berlari ke parkiran dan naik ke motornya. Bahkan saat di jalan Ezra banyak mendapatkan makian dari pengguna jalan yang lainnya karena dirinya membawa motor dengan kebut kebutan.
Sesampainya di kontrakan Adelia, Ezra melihat Adelia yang sempoyongan saat hendak berjalan, Ezra langsung turun dari motornya dan bergegas berlari menuju ke Adelia.
Ezra sudah menyodorkan minyak angin ke hidung Adelia, tetapi Adelia belum bangun juga. Sambil menunggu nya Ezra mengompres Adelia agar suhu tubuhnya turun. Ezra tadi sudah sempat membeli obat dan bubur menggunakan jasa ojek online dan pesanannya baru saja datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected
Teen FictionAwalnya aku menyesal telah mengenalmu Tetapi setelah aku memikirkan semuanya, aku beruntung telah mengenalmu. Kamu mengajarkan ku banyak hal dan juga aku bisa mengetahui rahasia yang sudah 17 tahun ditutupi dari diriku. Terima kasih untuk semuanya ...