Part 5

16 6 1
                                    

Sepulang sekolah ini mereka berempat berniat untuk belajar bersama karena pada hari senin depan sudah diadakan penilaian akhir semester untuk seluruh murid Bina Bangsa

Namun, Adelia sangat yakin tidak sepenuhnya mereka akan belajar, 50% main, 40% makan, dan hanya 10% mereka belajar. Sebenarnya bel pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, namun baru sekarang mereka keluar dari kelas.

"Lo gak ngajar kan Del?" tanya Dita

"Belum tau gue, Ezra belum bales." ucap Adelia masih sambil menatap ponselnya

"Kata lo kemarin si Ezra ulangan?" tanya Diva

"Iya."

"Gue yakin 100% dia gak mau belajar hari ini."

"Yakin banget?" tanya Kamila

"Yakin 100%"

Langkah Adelia melambat membuat dirinya tertinggal beberapa meter di belakang teman temannya, ia masih menatap ponselnya menunggu balasan dari Ezra.

"NISA."

Adelia yang mendengar suara tersebut langsung menoleh ke belakang, siapa lagi di sekolah ini yang memanggilnya Nisa kalo bukan Ezra.

"Gue nyariin lo dari tadi." ucap Ezra masih dengan nafas terengah engah

Adelia menunjukkan ponselnya yang menunjukkan roomchat nya dengan Ezra, "Makanya kalo gue chat itu dibales."

"Oh lo ngechat gue, hp gue di temen."

"Oiya gue gak bisa ngajar lo hari ini."

"Nah pas banget, gue juga mau futsal hari ini."

"Bener kata Diva."

Ezra mengerutkan kening nya bingung, benar apa maksudnya, "Ngomong apaan tuh anak."

"Katanya kalo lo abis ulangan, lo gak bakal belajar."

"Bener sih."

"WOI LAMA AMAT KAYAK LAGI LAMARAN AJA." teriak Diva yang sekarang sudah berada di ujung tangga

Mereka berdua menoleh ke arah Diva yang berteriak di ujung tangga. Ezra berjalan terlebih dahulu menghampiri Diva. Ezra memiting leher Diva menggunakan tangan kanannya, "Ngomong apa aja lo hah?"

"Bau ih sono." ucap Diva sambil menyikut perut Ezra

"Bilang apa aja lo?"

"Bilang lo gak bakal belajar kalo abis ulangan."

"Itu doang?"

"Iya, apa perlu gue kasih tau yg lain kayak kalo lo tidur gak pake baju terus meringkuk gitu terus-" ucapan Diva terpotong karena Ezra sudah lebih dulu menutup mulutnya

"Lwepwaswin."

Tangan Ezra masih setia untuk menutup mulut Diva agar tidak berbicara macam macam lagi. Bisa jatuh seketika reputasinya sebagai anak pemilik sekolah, jika Diva berani membocorkan hal lainnya.

"AW" Teriak Ezra dan saat itu juga ia langsung melepaskan tangannya dari mulut Diva karena baru saja tangannya digigit

"Engap hhh"

"Makanya jangan macem macem sama gue."

Diva menyodorkan tangan kanannya ke depan Ezra. Perlakuan Diva tersebut membuat kening Ezra berkerut seketika, apa maksud dari pergerakannya itu?.

"Apaan?" tanya Ezra

"Duit."

"Gak ada."

"Oh gitu, eh Del si Ezra tuh-" ucapan Diva terpotong karena Ezra langsung berbicara, "Iya iya nih."

Ezra mengambil dompetnya yang ada di saku belakang celananya dan memberikan selembar 50 ribuan kepada Diva. Kening Ezra berkerut saat Diva tidak melakukan pergerakan sama sekali hanya diam saja melihat Ezra.

"Ini." ucap Ezra sambil menyodorkan uang tersebut ke depan Diva

"Kurang lah."

Ezra membuka kembali dompetnya dan mengambil selembar 50 ribuan lagi lalu memberikannya kepada Diva. Ezra merasa tidak rela memberikan uang tersebut kepada Diva, pasalnya tinggal itu saja uang yang tersisa di dompetnya.

"Nih jangan minta lagi, abis duit gue nih liat." Ezra menunjukkan isi dompetnya yang hanya tersisa kartu atm, kartu pelajar dan KTP nya

"Makasih Ezra yang ganteng, baik dan rajin menabung."

"Ayo girls cabut." sambung Diva yang sudah turun tangga terlebih dahulu

Kepergian Diva disusul dengan Kamila dan Dita tak lupa dengan kekehan mereka karena melihat muka masam Ezra yang sedang meratapi isi dompetnya.

"Sabar ya, jangan lupa belajar abis futsal, senin udah PAT."

Muka Ezra menjadi berkali kali lipat lebih masam dari yang sebelumnya, sedang sedih karena duitnya hilang begitu saja malah langsung diingatkan tentang PAT yang tinggal menghitung hari.

***

Pilihan mereka berempat untuk belajar bersama jatuh ke kontrakan Adelia yang pasti sudah disetujui oleh sang empunya. Dita sedang tertidur pulas di kasur Adelia, terkadang Adelia heran bagaimana Dita bisa tidur secepat itu padahal baru saja nempel di kasur.

Kamila dan Diva sedang keluar untuk membeli makanan, beberapa snack dan juga minuman yang tentunya menggunakan uang Ezra tadi. Sambil menunggu temannya itu datang, Adelia memanfaatkan untuk mempelajari beberapa materi yang sekiranya sulit, anak ambis memang beda.

Setelah mencatat beberapa materi baru tak lama kemudian Kamila dan Diva datang membawa 2 kantong plastik besar, Adelia semakin yakin mereka hanya akan belajar sebentar saja.

"Woi bangun kebo." ujar Diva yang mengguncang tubuh Dita yang masih tertidur dengan nyenyaknya

Kamila mengeluarkan makanan yang tadi dibelinya dan langsung susun rapih diatas meja, membuat buku yang sudah ada di meja berpindah tempat ke kolong meja. Seperti hendak membuat acara vlog mukbang saja.

"Ayo belajar." ajak Adelia

"Makan dulu lah Del, isi energi dulu." ucap Kamila dengan cengirannya

Tanpa tunggu lama mereka sudah duduk lesehan di lantai menyantap makanan dengan sangat lahapnya. Sepertinya mereka benar benar kelaparan, lihat saja 2 kantong plastik besar tadi tinggal tersisa beberapa snack saja.

Diva kebagian tugas untuk membereskan sampah bungkus makanan. Kamila sedang senyum senyum sendiri yang sudah bisa dipastikan sedang bertukar pesan dengan kekasihnya dan Dita yang sudah tertidur lagi, memang benar benar itu anak.

Lihat, ramalan Adelia tidak salah bukan, ujung ujung nya hanya dirinya saja yang belajar, yang lainnya hanya menumpang makan, bersantai santai,rebahan, tidur dan pada akhirnya mereka akan memfoto catatan Adelia untuk mereka pelajari di rumah.

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang