Chapter 10 Lonely

507 87 13
                                    

Hades pov

Aku ingin mengajaknya menuju ruang tahta di tempat dimana aku mememrintah dan mengambil keputusan penting. Rencananya aku ingin menunjukkan ruang tahta sebagai tempat terakhir kami berkeliling bagian dalam di istanaku,barulah setelah itu aku ingin menunjukkan bagian luar istanaku. Seperti biasa jika ingin berpindah ke ruang lainnya kami melewati lorong panjang dengan banyak pintu di kanan kirinya. Aku melupakan sesuatu yang penting saat itu salah satu ruangan yang tidak ada pintunya dan rauangan itu adalah taman dalam istana yang di sana terdapat sebuah pohon delima. Pohon delima dengan buah yang merah ini amat memikat siapa saja yang melihatnya dan ketika mereka tergoda memakannya mereka akan terikat dengan dunia bawah selamanya.

Selain itu aku melupakan bahwa gadis kecilku ini memiliki rasa ingin tahu yang amat besar, jadi sudah tidak diragukan lagi ia akan menghampiri sesuatu yang menarik. Aku baru sadar bahwa Persephone tidak ada di sampingku ketika aku hampir sampai ke tempat tujuanku, dengan cepat aku segera melesat pergi ke taman dalam istana. Firasatku benar Persephone berdiri di sana dan tangannya hendak memegang pohon delima itu. Dengan cepat kuhentikan tangannya yang hendak memegang pohon dan tanpa sadar aku mencengkram erat tangannya.

"Jangan sentuh pohon delima ini!"

Persephone tampak kaget dengan tindakan yang tiba-tiba ini, dia menoleh kepadaku dan mata kami berpandangan cukup lama. Tak lama kemudian tampaknya Persephone sadar dan memutuskan kontak mata kami. Aku baru tersadar setelah Persephone berusaha melepaskan cengkraman tanganku dan buru-buru aku segera melepaskannya. Aku sedikit merasa bersalah karena tangannya agak memerah setelah kucengkram.

"Kenapa kau kemari?" tanyaku padanya mengintimindasi.

"Maafkan aku tuan, aku hanya ingin melihat pohon delimamu. Sungguh aku tidak berniat mencuri buah delimamu" ucap Persephone dengan lucunya dia agak ketakutan.

"Tidak apa-apa, tapi jangan kemari lagi dan jangan pergi tanpa izinku" jawabku padanya.

Persephone tampak menundukkan wajahnya sambil memainkan kedua tangannya persis seperti bocah yang sedang dimarahi orang tuanya. Astaga kenapa dia sangat menggemaskan juga di saat seperti ini, aku jadi tidak tega memarahinya.

"Baik tuan, aku janji tidak akan pergi lagi tanpa seizinmu" jawab Persephone.

"Ya sudah, ayo pergi dari sini!" ajakku padanya.

Persephone mengangguk dan kemudian dia berjalan menunduk mengikutiku keluar dari tempat itu. Sesampainya di lorong dia masih saja menunduk mengikutiku dan kuputuskan untuk berhenti tiba-tiba dan benar saja dia menabrak kecil punggungku. Akhirnya kuputuskan untuk menggenggam tangannya dan membuatnya berjalan sejajar denganku. Benar saja setelah kugenggam tanganya wajah memerahnya muncul kembali, sungguh Persephone gadis ini hampir membuatku kehilangan kendali.

.

.

.

.

Persephone pov

Aku mengikuti tuan Hades sambil menunduk setelah tertangkap basah menghilang dan hampir menyentuh pohon delimanya. Sejujurnya aku masih tidak mengerti kenapa ia melarangku dengan keras memengang pohon delimanya, sungguh aku tidak bermaksud mencurinya aku hanya menganggumi pohon itu. Di sisi lain aku juga merasa bersalah karena pergi tanpa izinnya dan juga sembarangan memasuki istananya tapi aku sungguh tidak sengaja aku hanya penasaran.

Saat aku sedang melamun tiba-tiba tuan Hades berhenti mendadak berhenti dan aku sedikit menbabrak punggungnya, oh tidak sepertinya aku akan membuatnya marah lagi tapi ini juga salahnya karena berhenti tiba-tiba. Aku pikir aku akan dimarahi lagi tapi ternyata tidak tuan Hades secara tiba-tiba meraih tanganku dan mengandengku agar berjalan sejajar denganya. Entah kenapa rasanya jantungku berdegup kencang dan wajahku memanas lagi, aku tidak mengerti apa yang terjadi padaku sekarang. Dengan pasrah aku hanya bisa mengikutinya yang menggandeng tanganku.

[Hiatus] Spring in Underworld (Book 1: Hades & Persephone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang