Juyeon itu tipe-tipe orang yang suka mengabaikan orang lain. Maka dari itu, begitu ia datang ke rumah dan langsung disambut oleh rentetan pertanyaan dari Eric mengenai Younghoon, Juyeon memilih untuk pergi masuk ke dalam kamarnya sendiri.
Sedangkan Eric, ia tidak heran akan itu semua. Dia cenderung terbiasa akan sikap acuh Juyeon terhadapnya. Bahkan, saat dulu mereka hanya tinggal berdua pun, Juyeon hanya akan berbicara kepadanya ketika dirasa ada hal yang penting untuk dijawab.
Namun, ketika pria itu justru meninggalkan Younghoon bersamanya membuat Eric mau tak mau harus menyerukan protesannya dengan suara yang terbilang nyaring sembari mengetuk berulang kali pintu kamar Juyeon yang terkunci rapat dari dalam.
"KAK, AKU BELUM TERBIASA!" Yang dimaksud Eric sebenarnya adalah dia yang belum terbiasa dengan keberadaan makhluk ini. Sama seperti Juyeon, ia juga masih menganggap hybrid itu aneh. Meskipun tidak bisa ditampik memang jika ia mungkin sedikit menyukai paras Younghoon dan bagaimana imutnya ia dalam wujud pudel.
"Eric-a," Panggil Younghoon sembari menepuk pelan bahu milik yang lebih muda. "Apa memang kau yang selalu menyiapkan makanan?"
Akan tetapi, Eric mungkin terlalu mudah untuk dikagetkan hingga lelaki itu kini tengah tersedak mie yang tadi di makan olehnya.
Younghoon juga ikut dibuat panik. Hybrid itu lantas meraih gelas air minum yang berada di atas meja dan langsung menyerahkannya kepada Eric. "M-maaf!" Derunya penuh penyesalan.
Yang lebih muda menganggukkan kepalanya. Dia berusaha menenangkan Younghoon dengan menarik tangannya agar dia mau duduk disebelahnya dan menghiburnya agar Younghoon tidak akan menangisi kecerobohannya sendiri.
"Tenanglah, kak. Aku tidak marah." Eric menghela nafas panjang. Dia tidak lagi memedulikan mie-nya yang sebentar lagi akan membengkak karena terlalu lama dibiarkan. Melihat Younghoon yang sepertinya masih merasa bersalah kepadanya membuat dia merasa fokusnya kini terhenti pada sosok Younghoon.
"Biasanya yang menyiapkan makanan itu kak Juyeon. Aku dapat tugas membersihkan rumah. Tapi, kadang kalau kak Juyeon sedang sakit atau tidak berminat untuk berurusan dengan dapur, jadi aku yang memasak." Eric tertawa canggung. Karena niatnya bercerita hanya untuk mengalihkan perhatian.
Younghoon tersenyum-atau lebih tepatnya tertawa. Memperlihatkan deretan gigi rapinya walaupun kedua matanya kini sepenuhnya telat tertutup. "Juyeon-a bisa memasak?" Tanyanya terpukau.
"Iya! Dia hebat, lho! Kau harus melihat bagaimana cara saat dia menggoyangkan wajan! Atau seperti apa wajah seriusnya saat memasak! Kau pasti menyukainya!" Pekik Eric yang sama antusiasnya ketika melihat reaksi kagum dari Younghoon.
Sedangkan Younghoon bertepuk tangan, decakan kagum seakan tak henti-hentinya keluar dari mulutnya begitu Eric terus bercerita tentang kehebatan tuannya itu.
"Aku suka apapun tentang Juyeon-a!"
Eric langsung terdiam seribu bahasa. Tidak menyangka akan ucapan blak-blakkan dari Younghoon.
Suara pecahan kaca terdengar dari arah belakang mereka. Eric bisa melihat ada Juyeon yang tengah berdiri mematung membelakangi mereka. Pria itu nampaknya berniat ingin minum sebelum mendengar pernyataan mengejutkan keluar dari mulut si hybrid.
"Juyeon-a, kami sedang membicarakanmu." Younghoon lagi-lagi memperlihatkan raut cerianya. Seakan-akan melupakan akan alasan mengapa kedua belah pihak didepannya ini terdiam.
Juyeon awalnya berdecak, hingga akhirnya pria itu memutuskan untuk menarik Younghoon agar mengikuti langkahnya dan langsung mengajak agar hybrid itu masuk ke dalam kamar bersamanya.
Keduanya mengabaikan reaksi Eric yang masih belum bisa mencerna akan apa yang saat ini terjadi. Lelaki itu meraih sumpitnya kembali, kemudian memakan mie-nya yang telah membengkak sepenuhnya.
Jangan bilang jika Juyeon menyukai Younghoon?
.
[Tbc]
.Ga ada momen uwu-nya ya, maap :'(
ngapain sih, ngajakin younghoon ke dalam kamar ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hybrid +Jubbang
Fanfiction#1 - theboyz (3/11/2024) They are neither human, nor animal. [Lee Juyeon - Kim Younghoon]