chapter 18

1.8K 328 34
                                    

"Bangun, sialan!"

Juyeon menggerakan sedikit matanya yang tertutup. Pria itu baru saja terbangun dan kini sedang merutuki Hyunjae yang tadi membangunkannya sembari mengumpat kepadanya.

Sehingga Juyeon dibuat bingung begitu Hyunjae langsung menarik kerah bajunya dan mencengkramnya lumayan kuat sehingga tubuh Juyeon sedikit dibuat melayang di atas lantai.

"Dimana Younghoon?!" Tanya Hyunjae sembari memasang ekspresi murkanya. Juyeon menoleh ke samping sofa dan betapa terkejutnya ia melihat pudel itu tidak ada lagi di tempatnya semula. Padahal ia ingin dengan jelas jika Younghoon tadi tertidur di sana dan masih belum sadarkan diri.

"Dia-hilang?" Gumamnya tidak yakin.

Hyunjae tertawa sarkas, "Beberapa jam ku tinggal ke rumah, kau sudah kehilangannya. Lucu sekali. Kau seakan tidak punya penyesalan apa-apa tentang ini, tuan macam apa kau?!" Rutuknya penuh penekanan.

Yang lebih tua membanting keras tubuh Juyeon ke atas sofa. Kepalan tangannya menguat seketika. Sementara itu, Juyeon hanya meringis karena kakaknya saat marah memang tidak segan-segan akan menyakitinya. Bahkan, seandainya ia benar-benar dikuasai amarahnya, Hyunjae mungkin tidak segan akan membunuhnya.

"Apa yang salah? Mungkin dia akan kembali beberapa saat lagi. Apa kau sudah memeriksa seluruh ruangan?" Tanya Juyeon yang kini sedang berusaha membangunkan tubuhnya sendiri dari sofa.

Sontak saja ucapannya itu membuat Hyunjae semakin marah, "Fakta terburuknya, Younghoon itu sedang sakit, wujudnya bukan lagi manusia dengan telinga dan ekor yang terlihat seperti pudel. Dia benar-benar seekor pudel, Ju. Aku bahkan tidak yakin dia bisa mengingat rumahmu ini."

Hyunjae menarik nafas berat, "Aku berani menjamin jika Younghoon tidak akan mengingatmu sebagai tuan-nya."

.
[Hybrid]
.

Hyunjae kembali menarik nafas berat begitu kedua Lee bersaudara itu kini berada di tempat rahasia yang seharusnya tidak boleh ada yang tau kecuali orang dalam.

Rasa ragu menghampiri benaknya. Apa ia harus membawa Juyeon ke dalam? Sebenci-bencinya Hyunjae kepada Juyeon, ia sebenarnya masih peduli akan nasib adiknya ini. Siapa yang tau akan semisal orang-orang di dalam mungkin masih dendam kepadanya dan menyiksa Juyeon yang tidak tau apa-apa sebagai upaya balas dendam kepadanya.

Tangannya sedari tadi memegang kartu tanda pengenal khusus untuk para pengawas dan orang yang bertanggung jawab di dalam lab ilegal ini.

"Apa yang kau ragukan?" Tukas Juyeon dengan nada datarnya. Hyunjae terlalu lama. Entah apa yang pria itu pikirkan, yang jelad Juyeon merasa bosan lantaran terlalu lama berdiri. "Cepatlah, kita tidak punya waktu banyak."

Hyunjae meneguk ludahnya dengan susah payah. Kartu miliknya ia letakkan di depan sebuah tombol khusus yang setaunya ada kamera dibaliknya. Sehingga orang yang ada di dalam sana bisa menganalisis sidik jarinya dari kartu tersebut.

Sehingga keduanya kini dikejutkan dengan pintu yang tiba-tiba terbuka. Sepertinya sidik jarinya telah selesai di scan dan yang sebenarnya patut Hyunjae syukuri adalah akses kartunya tidak di blokir oleh pihak pengelola lab ilegal ini.

Dengan langkah yang terbilang ragu, keduanya mulai memasuki lab bernuansa putih tersebut. Pintu telah tertutup otomatis, artinya mereka tidak lagi bisa keluar dengan mudah.

"Lihatlah, siapa yang memutuskan untuk kembali."

Suara tersebut menginterupsi kegiatan mengendap-endap yang dilakukan oleh Lee bersaudara. Maka dari itu, mereka langsung menoleh ke arah depan dan menemukan sosok pendiri tengah berdiri dengan tangan yang bersilang rapi di atas dada dan memasang ekspresi angkuh ke arah keduanya.

Seharusnya Hyunjae tau kalau ini hanyalah jebakan semata yang ditujukan langsung kepadanya.

.
[Tbc]
.

Aku nggak yakin kalian bakal suka sama ending-nya. Aku nggak bisa bikin ending soalnya /tertawa miris/

Hybrid +JubbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang