Sebuah senyum hangat tertarik begitu mendengar dengkuran halus keluar dari mulut kecilnya. Hyunjae perlahan bangun dari posisinya. Kemudian, beranjak pergi-mengabaikan eksistensi Juyeon yang masih berdiri di depan pintu dengan ekspresi datarnya.
"Kau tidak punya malu atau sudah bodoh karena telah dibutakan oleh cinta?" Langkah Hyunjae terhenti. Juyeon memutuskan untuk membalikkan badannya. Menatap punggung lebar kakaknya yang kini terdiam mendengar pertanyaannya.
"Sudah tau dia tidak punya perasaan kepadamu, tapi kau tetap saja mengharapkannya," Ujarnya sinis. Juyeon perlahan menutup pintu kamar Younghoon dengan gerakan pelan. Bermaksud agar hybrid itu tidak terbangun karena suara berisik dari perdebatan mereka sekarang.
Hyunjae mendengus berat. Kepalan tangannya menguat, ucapan Juyeon sungguh menusuknya. Walaupun sebenarnya Hyunjae merasa sudah putus asa dan hanya datang kepada Younghoon dengan alasan menenangkannya, akan tetapi tetap saja dia merasa separuh hatinya terluka mendengar pernyataan Juyeon tadi.
"Bersyukurlah, Juyeon."
Sebelah alis yang lebih muda terangkat ke atas. Kemudian, tersenyum begitu sang kakak mulai berbalik dan menatapnya balik dengan gurat dinginnya.
"Jika bukan karena aku yang memohon-mohon kepadamu agar menjemput Younghoon kembali, ikatan kalian mungkin sudah terputus sejak kemarin." Hyunjae berjalan mendekati Juyeon. Langkah kakinya membawanya untuk berdiri selangkah lebih dekat dengan adiknya yang masih memasang ekspresi sinisnya walaupun Hyunjae tau jika Juyeon mati-matian menahan guratan bingung akan ucapannya tadi.
Hyunjae menghela nafas panjang, "Jika aku setega itu, aku tidak akan menunggu waktu lama untuk memutus ikatan kalian. Tapi, berhubung Younghoon bahagia terikat denganmu meskipun kau sama sekali tidak menghargainya membuatku sadar kalau Younghoon jauh lebih senang bersamamu dibandingkan denganku."
"Kau-"
"Cobalah untuk menganggapnya ada. Kau tidak tau bukan, jika hybrid yang DNA-nya kurang dari setengah DNA manusia tidak akan berumur panjang?" Hyunjae membuang mukanya ke samping. Tatapan terkejut Juyeon akan pernyataannya tadi sama sekali tidak berguna untuknya sekarang. "Sama seperti Younghoon, semua orang yang ada di lab menganggapnya sebagai kegagalan. Pada akhirnya, Younghoon hanya akan hidup mengikuti umur hewan yang mendominasi DNA-nya. Jika Younghoon diciptakan tujuh tahun yang lalu, maka kemungkinan hidup Younghoon hanya tinggal beberapa tahun lagi."
Yang paling tua lantas menepuk pundak Juyeon beberapa kali. Hyunjae kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi.
"Sadarlah Juyeon, sebelum semuanya terlambat. Penyesalan tidak akan berarti lagi jika dilakukan dikemudian hari."
.
[Hybrid]
.Nyatanya Juyeon masih memikirkan ucapan Hyunjae tadi malam. Yang benar saja? Lelaki itu memang tau banyak tentang Younghoon. Tapi, meskipun dirasa semua penjelasannya masuk akal, tetap saja sebagian besar dari akal sehatnya menolak untuk mempercayainya.
Juyeon masih termenung di depan meja makan. Kehadiran Younghoon pun tak lantas membuatnya berhenti melamun, bahkan saat Younghoon ikut duduk disebelahnya, Juyeon tetap dalam lamunannya.
"Juyeon-a," Panggil Younghoon yang saat ini tengah duduk disebelah Juyeon dengan jarak yang terbilang lumayan dekat dengan tuannya itu. "Apa yang kau pikirkan?"
Hal tersebut seketika menyadarkan Juyeon. Mungkin karena jarak Younghoon yang terlalu dekat dengannya membuat Juyeon yang refleks menoleh ke samping langsung dikejutkan dengan kebaradaan wajah Younghoon yang berada tepat didepannya. Bahkan tidak sampai sejengkal lagi wajah keduanya benar-benar hampir bersentuhan.
"Sejak kapan kau berada disini?" Tanya Juyeon setenang mungkin. Meskipun debaran jantungnya tidak bisa dibohongi akan seberapa cepat pompaannya, Juyeon tetap memasang wajah datarnya. Seperti biasa.
"Aku?" Tanyanya tidak mengerti. Mata bulatnya berpendar, mencari tau akan maksud Juyeon dengan wajah polosnya.
Juyeon berdecak, lelaki itu mendorong kursi Younghoon dengan kakinya hingga membuat yang lebih muda hampir terjatuh dari kursinya seandainya Juyeon tidak menahannya dengan menggenggam lengan kurusnya.
"T-terima kasih," Gumam yang lebih muda pelan. Pipi gembilnya dibuat merona begitu mata bulatnya bersinggungan langsung dengan manik tajam milik Juyeon.
.
[Tbc]
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hybrid +Jubbang
Fanfiction#1 - theboyz (3/11/2024) They are neither human, nor animal. [Lee Juyeon - Kim Younghoon]