chapter 08

2.2K 421 83
                                    

Eric tidak mengerti sebenarnya akan apa yang terjadi saat ini. Yang ia tau Juyeon sangat membenci Hyunjae karena suatu alasan, namun lelaki itu tidak pernah menunjukkan emosinya secara terang-terangan. Sebaliknya, lelaki itu hanya akan menampakkan wajah dingin atau perilakunya yang terbilang kurang ajar kepada kakaknya itu.

Berbeda sekali dengan sekarang. Meskipun Juyeon memfokuskan matanya ke arah layar tv, akan tetapi lelaki itu terlihat gusar. Entah apa yang dipikirkannya, namun Eric beranggapan jika sebenarnya Juyeon cemburu kepada kakaknya sendiri yang saat ini tengah dipeluk olehㅡapalah sebutannya.

Dia masih belum tau akan siapa orang yang tadi membukakannya pintu.

"Kakㅡ"

"Apa yang membawamu kesini?" Sela Juyeon tiba-tiba. Pandangannya masih terpaku pada layar tv yang menyala. "Mengaku sebagai seorang dokter agar ayah bangga, nyatanya kau hanyalah seorang pekerja biasa di sebuah tempat penelitian ilegal."

Hyunjae tersenyum kecil mendengarnya. Ia tidak bermaksud untuk menyela atau apapun, yang jelas ucapan Juyeon memang tidak sepenuhnya salah. Cukup melihat bagaimana bahagianya Younghoon yang tengah memeluknya erat dalam posisi duduk seperti sekarang saja sudah cukup membuat emosinya sedikit memudar.

"Hyunjae-a memang dokter kok, dia mengobati luka-lukaku selama berada di lab." Ucap Younghoon mewakili Hyunjae. Ia langsung tersenyum lebar ketika mendapat elusan lembut pada kepalanya. "Hyunjae-a yang terbaik!" Pekiknya yang lantas dibalas gelak tawa oleh sosok yang tengah di pujinya.

"Aku tidak bertanya kepadamu," Sungut Juyeon seraya memberikan tatapan tajamnya kepada Younghoon.

Sorot mata milik hyrid tersebut meredup seketika. Hyunjae sangat tau jika Younghoon ini sangat sensitif. Terutama jika berhubungan dengan amarah yang berasal dari sosok yang telah ia anggap sebagai tuannya. "Juyeon!" Pekiknya tidak terima.

"Apa, hah?! Jika kau tidak suka mendengarku membentaknya, keluar saja dari sini!" Jujur saja, Juyeon hampir tidak pernah mengeluarkan perkataan dengan nada setinggi ini. Bahkan, Eric yang sedari tadi hanya terdiam sembari menonton pertengkaran keduanya pun memilih untuk beranjak dari sofa dan bermaksud ingin memenangkan Juyeon dari amarahnya sendiri.

Hyunjae tersenyum remeh. Ia juga ikut bangun dari sofa panjang tersebut dan langsung menarik tangan Younghoon untuk ikut dengannya. "Ayo, Younghoon! Kita pergi dari sini!"

Namun, belum sempat keduanya melangkah pergi. Juyeon telah terlebih dahulu menghentikan pergerakan mereka dengan mencengkram kuat salah satu lengan Younghoon.

"Apa aku pernah bilang jika kau boleh membawanya? Dia tetap bersamaku disini!" Titah Juyeon yang langsung menarik Younghoon sehingga lelaki itu menabrakkan punggungnya tepat di depan dada bidang milik Juyeon.

"Kau tidak menyukainya, atas dasar apa aku mempercayakanmu untuk mengurusnya?" Geram Hyunjae.

"Dia memilih untuk datang ke rumahku, secara tidak langsung dia telah memilihku! Jika dia mencarimu, kenapa dia tidak datang ke rumahmu saja?!" Balas Juyeon tak kalah kesal. Bahkan kedua tangannya kini telah memeluk tubuh hybrid tersebut ketika dirasa Younghoon mulai bergerak untuk melepaskan diri darinya.

"Aku yang membebaskannya! Kau tidak berhak untuk mengekangnya! Younghoon memilihku sekarang, sebagai bukti dia bahkan tidak menolak saat aku mengajaknya untuk tinggal bersama tadi."

Juyeon beralih menatap Younghoon dengan mata yang lagi-lagi tajam. Membuat hybrid tersebut menggigit bibirnya, takut melihat amarah Juyeon yang ditujukan langsung kepada Hyunjae. "Kau pilih untuk tinggal di sini atau tinggal bersamanya?" Tanyanya seraya menujuk ke arah Hyunjae yang tengah memasang senyum lirihnya.

"Aku inginㅡhiks, bersama Hyunjae-a." Pintanya dengan mulut yang telah sepenuhnya mengeluarkan isakan serta kedua bola mata yang basah akan air mata.

Juyeon terdiam seketika. Lelaki itu tanpa sadar langsung mendorong tubuh Younghoon menjauh sehingga hybrid tersebut hampir terjatuh seandainya Hyunjae tidak dengan sigap menangkap tubuhnya.

"Keluar kalian dari sini."

Eric berangsur mengejar Juyeon yang kini memutuskan untuk pergi meninggalkan Hyunjae dan Younghoon.

Sementara itu, Younghoon saat ini tengah dipeluk erat oleh Hyunjae. Ia masih sesenggukan. Meskipun Juyeon telah mengabulkan keinginannya, namun Younghoon tidak mengerti mengapa ia masih betah menangis.

.
[Tbc]
.

Ngetik dialog orang berantem pake bahasa baku enak ya ಥ‿ಥ

Otp pertamaku BbangMil, sih. Tapi fleksibel aja aku mah (kayak posisi BbangJu), yang pasti disini Hyunjae dom iyaiya. Dan ga aku kapelin sama Eric lagi ಥ╭╮ಥ

Nih, aku kasih yang maniez-maniez

Nih, aku kasih yang maniez-maniez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hybrid +JubbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang