Hyunjae melangkah mundur. Padahal hanya ada satu orang yang berdiri di depannya saat ini, sedangkan ia berdua-bersama Juyeon. Namun, mengapa ia justru merasa jikalau mereka sepertinya akan berada dalam bahaya di tangan mantan pemimpinnya ini?
"Apa yang membawa kalian untuk datang kemari?" Tanya orang itu. Mungkin sedikit berbasa-basi mungkin tidak apa, pikirnya. Meskipun ia tau sendiri akan apa yang membawa mereka datang ke salah satu tempat penelitian yang ia dirikan.
"Dimana Younghoon?!" Hyunjae langsung terlonjak mendengar teriakan Juyeon. Pria itu lantas berlari guna mencegat sosok Juyeon yang kini mulai menampakkan gurat kemarahannya seiring dengan langkahnya yang berangsur mendekat ke arah pria yang berdiri dengan angkuh di depan mereka.
"Juyeon, apa yang ingin kau lakukan, hah?" Kali ini Hyunjae balik memarahinya. Adiknya ini terlalu gegabah, di saat ia sedang mewaspadai kejadian apa yang akan terjadi seandainya mereka selangkah lebih dekat dengan sang pendiri.
Juyeon menghentikan langkahnya, "Apa yang ingin kulakukan?" Ulangnya, berniat mengejek pertanyaan yang Hyunjae lontarkan kepadanya tadi. "Aku akan menyelamatkan hybrid yang kau sayangi itu!"
Hal itu membuat Hyunjae terdiam. Pegangannya pada tangan Juyeon melonggar. Ekspresinya kentara menunjukkan jikalau ia masih tidak mengerti akan apa yang Juyeon tadi ucapkan sebagai jawaban. "Kau, apa?"
"Kau bilang kau menyayanginya, apa hanya ini wujud pengorbananmu? Bahkan saat aku berusaha untuk menyelamatkannya, kau justru mencegatku. Sebenarnya apa tujuan kita datang ke sini jika bukan untuk menyelamatkannya?" Juyeon mendengus.
"Kita bahkan belum tau apa mereka yang menculik Younghoon atau bukan!" Sahut Hyunjae tak kalah nyaring.
Yang lebih tua awalnya ingin menyimak perdebatan mereka lebih lama, namun sepertinya ini cukup membosankan untuk di tonton bagi pria seumurannya. "Siapa itu Younghoon?"
Keduanya serempak menoleh. Hyunjae lupa jika di sini semua manusia hasil percobaan dinamakan sesuai dengan tanggal mereka diciptakan.
"887," Jawab Hyunjae pelan.
Pria itu mengangguk. Kemudian, tersenyum sedikit lebih lebar dari sebelumnya. Sehingga tidak lama, seseorang muncul dibalik salah satu pintu, menggunakan setelan lengkap snelli beserta dengan masker.
"Maksudmu ini?" Tanyanya memastikan. Pria itu lantas melempar sesuatu yang ia keluarkan dari dalam kandang ke arah Hyunjae dan Juyeon. "Dia sudah tidak berguna, aku tidak membutuhkannya lagi."
Keduanya langsung dibuat mematung ketika melihat sebuah bangkai pudel yang kini berada tidak jauh dari depan mereka. Ada sebuah bekas suntikan disekitar area kakinya-dari yang mereka lihat lewat bulunya yang sedikit terpotong di sana.
Juyeon bisa merasakan kakinya melemas.
"Bagaimana bisa kalian melakukan hal ini?" Gumam Juyeon lemah. Katakanlah dia bodoh, karena ia sendiri tidak tau alasan dari mengapa saat ini ia nampak sedih melihat pemandangan yang saat ini di tangkap oleh retina-nya sendiri.
Emosinya campur aduk, sesak, bingung, marah dan tentu saja, sakit. Di saat ia berusaha untuk menerima Younghoon dengan sebaik mungkin, mengapa takdirnya seakan berkata lain. Sebelum dia sempat membuat hybrid itu bahagia selama sisa umurnya.
"Aku sudah bilang berapa kali kepadamu tentang hal ini, Hyunjae. Hybrid yang kau selamatkan ini tidak berguna. Pada akhirnya dia hanya akan mati sia-sia seperti ini. Kau hanya membuang waktu untuk menyelamatkannya."
"Anda benar-benar tidak punya hati, Tuan Lee Sangyeon." Merasa namanya disebut, si Ketua Pimpinan langsung tertawa mendengarnya. "Aku tidak akan membunuh manusia dan menghidupkannya kembali dengan wujud setengah hewan jikalau aku memang baik hati."
"Juyeon, kita pulang ke rumah." Hyunjae menarik lengan yang lebih muda kembali. Sementara itu, Juyeon sempat memberontak. "Kau gila? Aku bahkan belum membunuhnya-baiklah." Pada akhirnya ia pasrah.
Jelas disini yang paling terpukul adalah Hyunjae, bukan dirinya.
.
[Hybrid]
."Younghoon-a?" Iris karamelnya terbuka perlahan. Tubuhnya terasa kaku sehingga sulit untuk digerakkan. Hanya bola matanya yang bisa bergerak ke kanan dan ke kiri, sementara seluruh anggota tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali. Rasanya seperti lumpuh. Bahkan telinga beserta ekornya pun sulit untuk digerakkan.
"Tenanglah, pengaruh cairan dari suntikan itu akan menghilang dalam waktu beberapa jam lagi." Sangyeon mengelus pelan surai merah milik hybrid yang saat ini sedang tidur dengan bantuan tabung oksigen untuk bernafas.
Pria itu akhirnya bisa menarik nafas lega. Wujud Younghoon berhasil ia rubah kembali menjadi sosok setengah manusia. Seandainya ia terlambat sedikit menjemput Younghoon, maka sepertinya tidak ada harapan lagi untuk Younghoon berubah bentuk ke asalnya.
DNA hewannya benar-benar mengambil alih. Hampir saja Younghoon akan berubah menjadi sosok pudel selama sisa hidupnya dan melupakan semua kenangannya.
Dan satu hal yang perlu Sangyeon sesali adalah Younghoon sama sekali tidak bisa mengingat apapun sekarang. Meskipun ia yakin, jika Younghoon kini tidak lagi memiliki DNA tujuh puluh persen hewan lantaran ia sudah menyempurnakan cairan yang ia ciptakan sendiri dan menyuntikkannya kepada Younghoon, tetap saja itu ternyata tidak berpengaruh untuk mempertahankan ingatannya. Pada akhirnya, Younghoon sama sekali tidak bisa mengingat apapun lagi.
"Maafkan aku, kali ini aku akan merawatmu dengan baik." Sangyeon lantas menggenggam erat tangan kecil milik yang lebih muda.
Mengabaikan Younghoon yang saat ini menitikkan air mata.
.
[Hybrid]
.Juyeon terduduk lemas di atas trotoar jalan. Bajunya telah sepenuhnya basah lantaran terus-menerus di guyur air hujan yang sangat deras. Pria itu memutuskan untuk pulang jalan kaki sendirian. Ia masih marah akan keputusan sepihak Hyunjae tadi yang justru menyuruh mereka untuk pulang.
Sekelebat bayangan akan perlakuannya terhadap Younghoon sewaktu mereka tinggal bersama terlintas dibenaknya. Mengapa ia bisa sekejam itu kepadanya?
Juyeon mengakui jikalau ia teramat menyesali perlakuannya dulu. Entah mengapa dulu senyuman Younghoon disela-sela perlakuan kasarnya terhadap hybrid itu tetap tersemat apik di wajah imutnya tidak membuat Juyeon luluh?
Pria itu tertawa lirih, seiring dengan air mata yang samar terlihat diantara tetesan air hujan yang jatuh di atas wajahnya.
Mengapa ia baru menyesal sekarang?
Di saat semuanya sudah terlambat.
.
[End]
.Nggak lagi prank, ya.
Beneran lho :(Makanya aku pen minta maaf /sungkem ke kalian/
Makasih atuh udah baca sejauh ini :'D
Aku udah bilang kalau aku paling susah bagian tamatin cerita. Pengen nerusin tapi dah mentok ide. Jadi sekali lagi, aku pen minta maaf :(Sekian, aku pamit.
Sampai jumpa di ff aku yang lain
(ಥ_ಥ) ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Hybrid +Jubbang
Fanfiction#1 - theboyz (3/11/2024) They are neither human, nor animal. [Lee Juyeon - Kim Younghoon]