Sudah hampir satu jam berlalu sejak Juyeon memutuskan untuk tidur siang. Dengan arahan agar orang asing berjenis hybrid tersebut untuk tidur di sofa yang berada tidak jauh dengan kasur dimana ia tertidur.
Namun, beberapa menit kemudian. Lelaki berhidung bangir itu bisa merasa selimutnya di tarik perlahan dan bahunya sedikit bergoyang, entah karena apa. Namun, yang pasti, Juyeon memilih untuk mengabaikan hal itu dan tetap memejamkan matanya.
"Juyeon-a, aku lapar." Gumam Younghoon pelan. Dan masih dengan keadaan mata yang terpejam, Juyeon hanya menjawabnya dengan geraman tidak jelasnya. Bahkan memilih untuk menenggelamkan wajahnya di atas empuknya bantal miliknya.
Telinga yang lebih muda tidak lagi bergerak. Bibirnya mencebik ke bawah ketika merasakan perutnya berbunyi entah untuk yang keberapa kalinya dan tentu saja ia benar-benar murung ketika Juyeon memilih untuk mengabaikannya.
"Juyeon-a, bangun. Aku-hiks, lapar." Kedua matanya telah berkaca-kaca. Younghoon terus berupaya mengguncangkan tubuh Juyeon agar setidaknya lelaki itu bisa memberinya makanan walaupun hanya sedikit.
Lelah karena tidurnya diganggu, Juyeon lantas menoleh ke arah pudel tersebut. Ia sedikit menaikkan alisnya ketika melihat hidung Younghoon yang memerah, sementara kedua matanya hampir mengeluarkan air mata.
"Cengeng," Gerutunya nyaris tanpa suara.
Kedua obsidian cokelatnya beralih menatap bingung ke arah Juyeon yang kini telah bangkit dari tempat tidurnya. Dan Juyeon hanya mendengus ketika Younghoon menatapnya sedemikian rupa.
"Kau ingin makan, bukan?" Juyeon mengacak surainya yang tadi berantakan. "Ikut aku ke dapur."
.
[Hybrid]
.Juyeon membuka kulkas besarnya dengan mata yang hampir terpejam. Jujur saja, lelaki itu masih mengantuk. Tidur siang biasanya ia gunakan untuk mengganti jam tidur malamnya yang dipakai untuk bekerja. Tidak heran jika Juyeon merasa kepalanya sedikit pusing.
"Kau-sialan, jangan bernafas di telingaku!" Pekik Juyeon yang langsung menutup telinga kanannya menggunakan salah satu telapak tangan, sembari menatap nyalang ke arah Younghoon yang tengah berdiri dibelakangnya.
"Aku tidak bisa melihat." Jawabnya lagi-lagi menggunakan ekspresi polos yang justru membuat Juyeon semakin muak melihatnya.
Juyeon berdecak, "Badanmu lebih tinggi dariku, bagaimana bisa kau tidak melihatnya?"
"Tapi, seluruh badanmu menghalangi pandanganku!" Gerutu Younghoon tak kalah nyaring.
Si lelaki berhidung bangir memasang raut datarnya. Kemudian, menjauhkan tubuhnya dan langsung mempersilakan Younghoon untuk mengobrak-abrik seluruh isi kulkas besarnya.
"Apa ini?" Tanya Younghoon yang tengah menunjuk salah satu piring berisi daging barbeque-yang setau Juyeon adalah milik Eric.
"Daging."
Younghoon menjauhkan tubuhnya dari kulkas. Memasang ekspresi berpikir. Lengkap dengan jari telunjuknya yang ia letakkan tepat di depan dagunya, "Apa aku makan daging?"
"Kau hewan atau manusia?" Juyeon bertanya dengan kedua tangan yang terlipat rapi di atas dadanya.
"Menurut Juyeon, aku itu apa?"
Juyeon tertawa sangat singkat. Bermaksud untuk mengejek jawaban Younghoon yang dirasa benar-benar memacu tingkat emosinya.
"Mungkin tidak apa kau memakannya. Toh, kau termasuk dalam kategori manusia setengah hewan. Dan bukankah hewan dan manusia sama-sama memakan daging, jadi kurasa tidak masalah." Jelas Juyeon yang nampak sangat tidak berminat untuk mengatakan hal tersebut.
Sementara itu, Younghoon justru menatapnya dengan kedua mata yang berbinar. Tangannya dengan gesit mengambil piring berisi daging pilihannya dan langsung mendudukkan tubuhnya di atas meja makan.
Juyeon kembali mengacak surainya. Berpikir akan reaksi Eric saat lelaki itu tiba di rumah dan akan menemukan seekor-seorang hybrid berkeliaran di rumahnya dan juga dagingnya yang telah raib di makan oleh Younghoon.
Semoga saja lelaki itu tidak mengamuk setelah tau akan hal ini.
.
[Tbc]
.have a nice day, y'all <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Hybrid +Jubbang
Fanfiction#1 - theboyz (3/11/2024) They are neither human, nor animal. [Lee Juyeon - Kim Younghoon]