Kondangan ✈

128 18 2
                                    

Hawa dingin menusuk kulit, awan gelap juga sedang menghias langit. Suara deras air menyapa tanah karena sang langit sedang menangis. Seketika aroma kesukaanku menyeruak hidungku yaitu bau tanah dan air yang menyatu, entah mengapa bau itu menenangkan bagiku.

Ku cari kehangatan lewat kompor panas yang dia atasnya di beri wajan dan minyak goreng, untukku menggoreng pisang camilan saat hujan ditemani secangkir teh hangat. Sungguh nikmat soreku ini, saat sedang asik menggoreng dan membolak-balik pisang aku terlonjak kaget karena dering telfon yang keras sebab volumnya kutinggikan sambil denger Mp3.

"Makk! Kagett!" Lonjakku sampai minyak nyimprat ke ketangan. Alamat meninggalkan bekas disana, panas masih terasa. Kalo sampai salsam ku unyeng2 nih, panas aslian tanganku. Huwaa.

Ku angakat telfonnya dan sejenak ku matikan kompor sambil ngibas2 tangan dan meniupnya.

Kak Ivan

'Hallo assalamualaikum dek?'

'Waalaikumsallam Kak, wuhh wuhh'

'Kamu kenapa dek?'

'Hehe gapapa, abis kecipratan minyak aja tadi karna kaget ada yang telfon'

'Eh maaf loh dek'

'Iya gapapa kok , tenang aja bentar lagi juga sembuh kok. Calon IRT baik mah biasa mwehehe'

'Tapikan keselamatan nomor satu!'

'Iya2 Kak, oh ya kenapa Kak tumben?'

'Oh, iya Minggu temenin saya ke kondangan yah?'

'Heh? Kondangan?'

'Iya, maukan? Acara saudara saya di Klaten kok'

'Ehm, gimana yah Kak? Ga enak e'

'Kenapa harus ga enak kan ada saya'

'Tapi ya tetep aja, itukan keluarga Kakak lah aku?'

'Katanya kamu adek saya berarti kamu juga keluarga saya'

'Em-'

'Udah ikut aja, saya udah ijin sama Mamamu juga kok. Sebelum ngomong sama kamu'

Wehh, makk! Kenapa bisa gitu udah buka kuncinya si Kanjeng Ratu dulu sebelum aku. Wah jadi kepikiran nihh, kenapa gitu dia harus selangkah maju bahkan sejuta langkah dariku? tapi bagus sih kuapresiasi. Prok! Prok!.

Jadi aku juga cuma bisa hooh aja, ga tahu harus gimana. Mau nolak? Alasannya apa?. Akhirnya aku menyetujui ajakannya tak jauh gedungnya dari rumah karena bisa di bilang rumahku strategis acara malam tapi deg-degannya malah sekarang, duh!.

Abis telfonan tadi aku langsung naik duduk di sofa dengan meja ada teh hangat,pisang goreng dan layar laptop yang menyala untuk membuat tugas.

Mp3 masih terdengar dari mulai lagu pop indo, dangdut dan K-pop berputar bergantian. Walau sambil ngerjain, pokok e jogeti wae asikkinn!.

Tiba-tiba mama datang dan duduk di kursi samping sedikit melirik apa yang sedang kukerjakan. Mama mengambil pisang goreng dipiring yang ku goreng tadi.

Kress, kress

Suara mama mengunnyah pisang yang masih kriyukk karna aku menggoreng dengan dilapisi tepung parnir.

"Mah" panggilku ke mama.

"Opo nduk?" Jawab mama.

"Mama ngijinin aku pergi ke kondangan sama Kak Ivan o?" Tanyaku.

Aerospace Eagle// Slow UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang