PROLOG

525 49 18
                                    

"Lahir pukul 12.10!" Suara dokter obsgyn membuat Fey maju selangkah untuk menerima bayi dengan kain bersih ditangan.

"Nggak nangis ya dok." Salah satu tim obsgyn melaporkan ke tim perina atau bayi.

Tim perina (bayi) biasanya terdiri dari DPJP (dokter penanggung jawab), residen anak (dokter yang tengah mengambil spesialis) stase neonatal resiko tinggi yang dibantu residen stase bayi sehat serta seorang perawat neonatus.

Fey segera meletakkan bayi diatas penghangat, residen yang merupakan pemimpin tim memimpin memberikan bantuan nafas.

"Di rangsang ya mbak bayinya!" Perintah residen yang senior, Fey hanya berdeham. Tangannya sigap melaksanakan tugasnya. Ia memberikan rangsangan di telapak kali bayi dan punggung dengan menggunakan kain. Setelah beberapa menit bayi yang awalnya nampak biru mulai memerah diiringi dengan tangisan keras sang bayi. Fey segera menyiapkan pemotong tali pusat di bantu residen junior.

"Potong pak?" Tanya residen junior untuk konfirmasi tindakan.

"Ya bu, tolong perhatikan cara motongnya! Mbak, Fey tolong gantiin saya pegangin oksigen!"

"Siap Pak." Fey otomatis mengambil alih, sedang residen laki-laki yang belum Fey kenal membantu juniornya memotong tali pusat.

Setelah beberapa menit kemudian Fey memeriksa saturasi yang terpasang di tangan bayi.

"Saturasi 96 Pak."

"Coba weaning mbak, lepas oksigen!"
Fey meletakkan alat bantu oksigen. Ia mengambil kertas untuk ia dan tim lengkapi.

"Bu Sinta, balik aja ke ruang bersalin ini dicari Bu Tisa!" Perintah residen laki-laki tersebut.

"Baik Pak Reno, terima kasih bimbingannya." Fey hanya menatap sang residen perempuan yang ternyata bernama Sinta.

"Saturasi bagus kok, rawat gabung?"

"Iya mbak, rawat gabung aja!"

"Jangan lupa lapor DPJP! Dokter Axel kan?"

"Iya mbak, ini mau lapor saya, ke ruang pemulihan dulu ya nggak ada sinyal buat telepon!"

"Ok, saya sekalian timbang bayi sama ukur-ukur ya Pak."

Setelah mengganti kain bayi dengan kain bersih, ia lalu meposisikan bayi dan memberikan rasa nyaman, dilanjutkan dengan Fey melengkapi dokumen pasien. Ia melepas maskernya sejenak untuk membenarkannya.

"Mbak Fey!"

"Ya?" Seraya membenahi maskernya yang rusak Fey menolehkan kepalanya. Reno terdiam sejenak menikmati wajah Fey yang tidak sadar ia lakukan.

"Cantik." Bisik Reno hampir tak terdengar oleh Fey.

"Pak, gimana? Malah bengong?"

"Eh, iya." Reno menggarukkan kepala. "Rawat gabung mbak, acc DPJP."

"Oke, aku bilang petugas kamar operasinya dulu ya Pak di depan! Tolong awasin bayinya bentar, jangan lupa lengkapi rekam medis! DPJP nggak masuk?" Fey kembali mengenakan masker baru kemudian berdiri.

"Kesini kok, katanya baru ganti. Ok."

Setelah menyelesaikan tugasnya Fey kembali masuk sudah ada dokter penanggung jawab disana.

"Siang dok, sudah tanda tangan?"

"Sudah Fey! Habis ini ada lagi jam 2 mungkin. Kamu lagi apa yang siang?"

"Yang shift siang aja dok. Hehe." Dr Alex tertawa tertular tawa renyah milik Fey.

"Ok Ren, rawat gabung. Advice sudah saya tulis. Saya duluan Fey, Ren."

"Ya Dok, terima kasih!" Seru Fey dan Reno hampir bersamaan.

"Ren, Fey itu single lho." Reno yang menerima bisikan sambil mendapat tepukan di bahunya hanya terdiam menatap sang supervisor yang menghilang di balik pintu operasi. Ia kemudian tersenyum sendiri dan menggaruk lehernya yang tak gatal.

It's Okay, Love! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang