Fey menatap cermin dihadapannya seraya merapikan baju kerjanya. Sudah peraturan dari rumah sakitnya berangkat menggunakan baju bebas kemudian ganti dengan baju kerja yang disediakan di rumah sakit.
"Fey, hari ini kita se-tim sama siapa?" tanya Dinda, rekan se-timnya. Tim Nicu.
"Sama Sarah, Prima terus sama Mbak Pri," jawab Fey seraya memasang nametag-nya.
"Sukurlah jaganya sama yang enak."
"Haha, yok ke depan!" Mereka pun berjalan beringinan menuju ruangan pasien didepan.
Fey dan Dinda dihadapkan langsung dengan suasana yang riuh. Rekan-rekan shift pagi sedang mengerubungi satu inkubator bersama satu dokter jaga. Sepertinya ada kegawatan.
Dua orang membantu sang dokter jaga, sedang yang satu berada didepan ruang troli emergensi menyiapkan adrenalin, yang berada disebelah Fey. Dinda otomatis mendatangi rekannya di depan troli mengambil alih. Sedang Fey menuju Inkubator tersebut. Rekannya tengah membantu sang dokter jaga melakukan pemberian bantuan nafas dengan VTP (Ventilasi tekanan positif) menggunakan T-piece.
"Sin, sini aku aja! Kamu sambil ngomong kondisi pasien ya! Sekalian operan." Fey segera memberikan bantuan nafas, sedang Sinta temannya menceritakan kondisi pasien.
"Ini mau intubasi ya, Fey."
"Pak Dony, alat buat intubasi siap!"
"Ok, yuk mbak Fey, suctionnya siap?" Fey hanya berdeham siap.
Teman-temannya lekas mengambil tugas masing-masing sedang sang dokter jaga memasukkan alat bantu nafas yang menghubungan mulut dengan paru-paru langsung menggunakan laringoskop.
Setelah 5 menit tanpa hambatan sang dokter berhasil memasukkan alat bantu nafas kemudian Fey telah memasangkan ke ventilator yang sudah disetting oleh temannya tadi.
Fey dan beberapa teman kerjanya lega. Nafas pasien terbantu dengan mesin. Rekan-rekannya shift pagi telah selesai melakukan operan. Kini Fey yang bertugas.
***
Jam dinding menunjukkan angka 8.30 malam. Sudah hampir operan shift dari siang ke malam. Pekerjaan Fey telah selesai.
"Untung stabil ya, Fey."
"Iya Din, sukurlah."
"Progam beres kan, Fey?"
"Iya.." Fey akan melanjutkan kalimatnya ponselnya berbunyi. Senyum menghiasi wajahnya. Diangkatnya panggilan tersebut.
"Yang, aku jemput ya?" Fey tersenyum begitu menjawab ponselnya. Kekasihnya.
"Iya, kayak biasanya, ya."
"Ok, nanti kita makan di tempat biasanya ya! Mas laper belum sempet makan tadi."
"Oke, Mas." Fey menutup panggilan tersebut.
"Pacar Fey?" Tanya Sarah.
"Iya, jadinya dijemput nanti."
"Baguslah udah malem juga kok! Yah aku nggak jadi ada temen jalan ke parkiran deh, jemput depan paviliun Fey?"
"Iya Sar, maaf ya sama Mbak Pri tuh."
Fey memastikan barang yang perlu di bawa pulang sudah ia masukkan ke tas. Merapikan isi loker lalu menguncinya. Berkaca sebentar untuk memastikan tampilannya. Ia telah mandi dan mengganti bajunya dengan baju biasa.
"Sar, duluan ya udah dijemput."
"Oke, hati-hati."
Fey menyapa beberapa temannya yang masih sibuk di depan cermin yang ada di loker masing-masing. Berjalan menuju pintu keluar, lalu ke arah paviliun. Lampu-lampu sudah banyak di matikan. Kecuali lampu taman sebelum paviliun. Ada beberapa rekan yang berjalan ke arah yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay, Love!
RomansaFelichia atau sering dipanggil Fey perawat neonatal intensif care unit (NICU) yang tengah bangkit tertatih dari hatinya yang terluka. Luka ini lebih dalam dibanding saat ia batal menikah. Hidupnya terporos dirumah sakit dan rumah sakit. Diiringi den...