Part 11

39 1 0
                                    

Hallo. Lagi semangat update nih. Semoga gak bosen yaa. Selamat membaca 😉



Sudah satu tahun sejak acara penembakan rio. Kini mereka sedang berjalan beriringan menuju kelas mereka. Tepatnya rio mengantarkan ify ke kelas terlebih dahulu.

"Ya udah aku masuk dulu ya kak" Pamit ify ketika mereka sampai didepan kelas ify.
"Iya sayang. Belajar yang rajin yaa, nanti aku jemput pas pulang nya soalnya istirahat ini aku mau ke perpus ngerjain tugas" Jawab rio
Ify pun mengangguk mengerti. Karena rio sudah kelas XII dan setaunya rio sedang mengejar beasiswa nya ke ausy. Akhirnya rio pun pamit untuk menuju ke kelasnya.

"Ciiiee makin romantis aja nih sama kak rio" Goda sivia
"Apaan sih? Loe juga makin lengket kan sama kak alvin?? Malah udah mau anniversary yang kedua juga" Balas ify.
Sivia pun hanya tertawa menanggapi jawaban ify. Tawa sivia terhenti karena guru yang mengajar mereka sudah datang.

Pulang sekolah

BRUUKK

Rio yang sedang terburu-buru menuju parkiran tak sadar saat dia menabrak seseorang.
"Eehh sorry-sorry gue gak sengaja" Ucap rio sambil membantu membereskan buku gadis itu yang sudah berserakan karena tabrakan tadi.
"Iya gak papa kok" Jawab gadis itu
DEGGHH
Rio diam terpaku mendengarkan suara lembut itu. Suara yang jujur sangat dirindukan nya.
"Shilla" Gumam rio
"Eehh maaf yo aku gak sengaja tadi" Jawab shilla padahal jelas-jelas dirinya yang telah menabrak nya
Rio memandang shilla tajam. Tatapan yang mengartikan kerinduan yang sangat dalam. Shilla pun diam menatap rio. Jujur, shilla pun merindukan pria ini. Tanpa mereka sadari ify bersembunyi dibalik tembok menatap mereka dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Kenapa rasanya sulit buat buang rasa cinta aku ke kamu shill?" Tanya rio lirih. Shilla diam merasa bersalah dengan pemuda didepannya.
"Aku emang marah kamu jadiin barang taruhan tapi aku gak bisa membohongi diri aku sendiri kalau aku masih sangat mencintai kamu" Lanjut rio
"Yo, sadar kamu udah punya ify. Lagian kita pernah omongin hal ini kan. Kamu bahagia dengan ify dan aku bahagia dengan cakka" Jawab shilla
"Aku tuh gak pernah bahagia sama ify shill. Kebahagiaan aku itu kamu" Bentak rio
DEGGHH
Air mata yang sedari tadi ify tahan langsung luruh begitu saja.
"Jadi gue cuma pelampiasan loe kak. Setahun ini ternyata loe hanya pura-pura bahagia bersama gue" Batin ify.
"Rio. Kita udah punya kehidupan sendiri-sendiri. Aku mohon kamu jangan egois. Udah cukup kebodohan aku mempermainkan kamu dan nyakitin cakka. Aku gak mau lagi" Ucap shilla yang mulai menangis. Rio langsung mendekap shilla kedalam pelukannya dan mencium puncak kepala shilla.
Ify yang sudah tidak tahan melihat mereka pun langsung berlari menjauh dari mereka. Perkataan rio masih terngiang-ngiang didalam pikirannya.
"Hiks kenapa loe tega lakuin ini sama gue kak? Gue tuh sayang sama loe. Kenapa loe harus bilang gitu ke shilla" Tangis ify. Ify pun hanya mampu menangis sampai dia kelelahan dan tertidur.

Keesokan harinya.

Hari masih begitu pagi tapi ify sudah berada disekolah nya. Dia membuka novelnya dan mulai fokus membaca. Sampai sebuah suara memecah konsentrasi nya.
"Kenapa berangkat dulu tadi?" Tanya rio yang sudah duduk disebelahnya.
"Gak papa" Jawab ify cuek
Rio mengerutkan kening bingung. Tumben sekali. Atau sedang pms?? Tapi ify tak pernah seperti ini sebelumnya.
"Ya udah nanti aku jemput kamu disini pulang nanti. Aku ke kelas dulu" Pamit rio lalu berlalu dari kelas ify.
Kebingungan rio bertambah karena sikap ify masih sama seperti tadi pagi. Masih dingin dan hanya menjawab seadanya saja. Tapi rio masih berfikir positif, mungkin gadis itu sedang dalam mood yang buruk

Sudah satu minggu. Rio rasa perubahan ify hanya sehari itu saja, tapi semakin hari sifat gadis itu semakin berubah, saat dirinya telfon ataupun sms tidak pernah dibalas. Sampai saat ini mungkin kesabaran rio sudah habis dia pun menyeret ify menuju rooftop sekolah mereka untuk bertanya akan perubahan ify belakangan ini.
"Iihh apaan sih kak, lepas. Gue gak mau ikut loe" Berontak ify
"Loe kenapa sih? Kenapa berubah? Gue ada salah? Kalau emang ada masalah ya diselesain bukan malah diem kayak anak kecil gini" Bentak rio
Ify menundukkan kepalanya menahan tangis.
"Loe tanya gue kenapa? Seharusnya gue yang bilang gitu. Kenapa kak? Kenapa loe setega ini sama gue. Setahun ini loe jadiin gue pelampiasan loe. Kenapa kak?" Tanya ify lirih.
Rio terdiam mendengarkan jawaban gadis itu. Ada sedikit perasaan bersalah dan menyesal saat melihat gadis di depan nya ini menangis.
"Kalau emang loe gak ada perasaan apapun sama gue loe gak usah pura-pura baik dan pura-pura peduli sama gue. Gue gak butuh itu kak" Lanjut ify
"Maaf" Yah, hanya kata itu yang keluar dari mulut rio
Ify tersenyum miring. Ternyata benar pemuda itu tak pernah mencintainya.
Ify menghela nafas pelan lalu berucap.
"Kita putus" Lalu ify pun langsung meninggalkan rio yang masih terpaku mendengar ucapan terakhir ify. Menyesal, yah dia sangat menyesal.

Sudah 2 minggu ini rio mencoba menjelaskan dan meminta maaf pada ify. Ternyata bukan hanya ify yang marah padanya alvin dan cakka pun memarahinya  bahkan shilla juga karena memang dirinya sudah keterlaluan. Yah, dia sadar, dan kini rio akan memperjuangkan ify dan menebus semua kesalahannya. Namun ify masih tetap kekeh dengan keputusan nya dan mulai menjaga jarak dengan dirinya.

"Fy, tunggu. Dengerin gue dulu. Gue tau gue salah, tapi sekarang gue sadar loe adalah orang yang tepat untuk gue cintai" Mohon rio lagi
"Sayang nya loe bukan orang yang tepat untuk gue cintai" Balas ify tajam. Lalu mulai berlalu meninggalkan rio.

Hari ini merupakan hari pengumuman kelulusan. Rio masih diam, dia tau seharusnya dia bangga karena dia mendapatkan beasiswa yang diinginkan nya. Dirinya masih terfikirkan tentang ify.
"Udah lah yo, nanti lama-lama ify bakal luluh juga kok" Hibur cakka
Rio hanya menganggukkan kepalanya.
"Vin gue titip surat ini buat ify ya, sampaikan sama dia gue minta maaf" Ucap rio
"Emang loe mau berangkat kapan?" Tanya alvin
"Nanti malam" Jawab rio singkat.

Malam harinya.

"Ify gawat fy" Ucap sivia yang langsung menyelonong masuk ke kamar ify
"Kenapa?" Tanya ify panik
"Kak rio mau pergi ke ausy malam ini" Jawab sivia
DEGHH
Sejujurnya ify tidak ingin rio pergi. Mungkin ego ify terlalu besar sampai-sampai rio menyerah dan pergi meninggalkan nya. Menyesal. Hanya itu yang kini ify rasakan. Rio pergi. Separuh hatinya pergi. Dan itu karena dirinya.



Yeeeaaayy 1021 kata. Rekor gak sih?? Hahaha semoga memuaskan yaa. Jangan lupa vote and comment. Byee

Benar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang