.
.Semalaman Hermione kurang bisa tidur, walaupun kamar Draco luar biasa nyaman dan memiliki space yang tak tanggung-tanggung tapi tetap saja gara-gara omongan Draco tentang dirinya yang ternyata penyihir membuatnya kepikiran karena pernyataan itu belum sampai ke otaknya.
"Granger, apa kau sudah bangun?" Suara ketukan didepan kamarnya, dan itu suara Draco. Yah~ mereka berdua tidak sekamar (apa kalian berharap mereka sekamar?), Hermione tidur dikamar Draco dan Draco tidur di kamar tamu yang berseberangan dengan kamarnya. Hermione mendengus, jangankan bangun~ tidur saja belum.
Hermione bergegas membuka pintu kamarnya, menampilkan dirinya yang bisa dikategorikan tidak layak pandang.
"Granger, matamu kenapa?" Tanya Draco yang terkejut melihat bola mata coklat didepannya berubah menjadi mata panda.
"Yah~semua gara-gara kau Malfoy"
Draco terdiam dan mengerti kemana arah ucapan Hermione.
Draco tanpa permisi langsung masuk kamarnya, mengambil sesuatu di laci nakas nya. Botol bening kecil berisi cairan.
"Minum setengahnya, kau akan terbangun dengan baik siang ini"
"Obat apa itu?"
"Disini kami menyebutnya ramuan, ini ramuan tanpa mimpi" jelas Draco dan meletakannya di atas nakas, Hermione memutar bola matanya. Unik sekali nama obat-obatan di dunia ini kalau di dunia mugglenya ini cuma disebut obat tidur.
Lalu Draco membuka kembali nakasnya dan sebuah kotak belundru dia serahkan pada gadis itu. Alis Hermione naik seketika. Matanya seakan bertanya, apa ini?
"Ini aku serahkan padamu Granger, jika kau suka pakailah tapi jika kau menolak cukup letakkan kembali di dalam laci" Jelas Draco yang langsung berlalu meninggalkan gadis yang masih bertanya-tanya dalam pikirannya.
Hermione membuka kotak itu dan terperangah ketika menemukan sebuah cincin perak berukir ular yang sangat cantik dengan lingkaran permata kecil bewarna hijau yang mengelilingi cincinnya serta ada huruf "M" ditengahnya. Sungguh Malfoy sekali.
Gadis itu mendecih. Lelaki bertubuh tinggi itu sungguh tidak romantis. EH!!! Apa dia berharap Draco memakaikannya sendiri padanya? Dan apa maksud Draco memberi cincin ini?! Dan mengapa serasa Draco memintanya menjadi pacarnya!(pipi hermione merah seketika tapi gadis itu langsung menggeleng cepat) Itu tidak mungkin kan? Bisa saja dia hanya ingin memberinya hadiah!. Tapi ini sungguh terlihat sangat mahal, dan aneh saja jika benda semahal ini tak memiliki arti apa-apa dibalik pemberiannya.
Cepat-cepat dia menghilangkan pikiran kotornya, dan menegak setengah isi botol ramuan yang entah apa namanya. Tiba-tiba rasa kantuk melandanya dan gadis itu berjalan ke ranjang king size Draco dan terlelap.
Dan benar saja siangnya gadis itu merasa lebih baik dan segar, dia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Jujur saja, Hermione sangat mengagumi Manor milik Draco terutama kamar lelaki itu yang bisa dikategorikan sangat mewah. Mungkin kau hanya akan bisa melihatnya di kamar-kamar hotel bintang 7.
Besar kamar Draco mungkin empat kali lipat dari kamarnya, dengan ranjang besar yang bisa diisi empat orang dewasa sekaligus. Wallpapernya agak mirip dengan di Malfoy Corp hanya saja lebih maskulin dan kental sekali aura tradisionalnya. Terutama ornamen ular dimana-mana. Mengapa keluarga ini sangat senang dengan hewan melata itu?
.
.
Ketiga Malfoy sudah menunggunya di ruang makan, Hermione tersenyum kaku saat ketiganya tersenyum menyambutnya. Peri kecil yang mengantarnya langsung menghilang sesaat memastikan Hermione hadir sesuai perintah tuannya.
"Bagaimana tidurmu sayang, Draco bilang kau tidak tidur semalaman" ucap Narcissa terdengar khawatir namun matanya tertuju pada sesuatu di jari manis gadis itu. Dia menoleh ke Draco yang tak menyadari apapun.
Hermione tersenyum kecil, sambil mengambil duduk di sebelah Narcissa.
"Duduklah disamping Draco sayang, bagaimanapun juga kau akan segera menjadi bagian darinya" kata Narcissa ramah. Hermione cukup bingung namun tetap menuruti yang punya rumah. Dia segera mendatangi tempat duduk yang dimaksud. Maksudnya kalau dirumahnya dia sembarang saja mau duduk dimanapun. Tapi disini semua etika harus berjalan.
"Jadi, kapan acaranya akan segera dilaksanakan?" Tanpa basa-basi Lucius berkomentar. Hermione yang asik menciduk lauknya hanya bisa terdiam menunggu lanjutan kemana arah pembicaraan Mr.Malfoy. Draco pun hanya menaikkan alisnya, ikut menunggu.
Lucius mendengus.
"Bukankah sudah jelas, Hermione memakain cincin keluarga Malfoy" kata Narcissa tak sabar. Draco langsung melirik ke jari Hermione dan benar cincin pusaka itu berada di jarinya. Hermione sendiri baru menyadari maksud dari pemberian Draco dan pertanyaan Mr.Malfoy. Draco tersenyum dan menggenggam tangan Hermione, Lucius dan Narcissa tersenyum walaupun Lucius hanya menyeringai. Hermione tak tau harus berbuat apa sekarang .
"Terimakasih Granger" Ucap Draco Hermione merasa tak enak hati, dia tersenyum kecut dan berjanji akan melurus masalah ini secepatnya.
.
.
Setelah acara makan siang usai, Draco berniat mengajak Hermione jalan-jalan ke Diagon Alley. Sesuai janjinya pada gadis itu dulu untuk mengenalkan dunia sihir padanya, dan Hermione benar-benar senang.
Mereka akhirnya bersiap di depan perapian, agak unik terlihat seperti santa klaus.
"Diagon Alley" ucap Draco sambil melempar bubuk floo, dan mereka tertelan api bewarna hijau menyala.
Lima detik kemudian mereka keluar di perapian juga hanya saja dengan pemandangan yang berbeda. Draco langsung membersihkan sisa-sisa abu di bajunya diikuti Hermione.
Orang-orang berlalu-lalang seperti pasar, bunga-bunga unik diperdagangkan. Jujur saja, takjub rasanya melihat para penyihir yang bisa kau ketahui langsung dari pakaian kuno mereka. Banyak selebaran dibagikan dijalan dengan gambar yang bergerak-gerak. Hermione tak tau pasti siapa yang berada diselebaran itu, karna baru saja dia mendekat Draco sudah keburu menarik tangannya menuju suatu tempat. Dan mereka sekarang berdiri didepan toko dengan tulisan 'Zabini Cafe" dengan slogan garpu dan sendok serta love yang banyak di papannya, bergerak berkelap-kelip.
"Blaise membuka cabang disini"
Hermione hanya mengedikan bahunya dan mengucapkan kata "oh" toh dia tak tau siapa itu Blaise dan ada apa urusan mereka kesini padahal tadi sudah makan siang di manor pasti ada alasan khusus Draco mengajaknya.
Saat memasuki cafe itu, aroma vanilla mint menyeruak. Baik Draco dan Hermione hanya tertegun, baunya sama persis seperti waktu pertemuan mereka di lift Malfoy Corp waktu itu. Dan mereka menyukainya walaupun tak ada yang berani berkomentar.
"Wangi apa yang kalian cium?" Seorang lelaki berkulit hitam dan tinggi dengan seringai menyambut mereka dan memeluk singkat Draco yang agak kontras dengannya.
"Vanilla mint" ucap mereka bersamaan.
"Ah~manisnya" sahut Blaise riang. Draco menaikkan satu alisnya.
"Tidakkah kalian tau, di samping kalian saat ini ada ramuan amortentia, ramuan cinta yang akan mengeluarkan bau sesuai obsesi cinta masing-masing"Jelas Blaise menunjuk kuali yang meletup dengan semangat. Draco mendengus, sejak kapan Blaise tertarik dengan ke-bucin-an. Namun mereka menyadari sesuatu. Mereka saling pandang di depan Blaise yang masih menyeringai melihat interaksi mereka. Semburat merah langsung menjalar di pipi mereka masing-masing.
"Ah sudahlah~ ayo masuk, anggota kita yang lain sudah berada di dalam" ajak Blaise tanpa tendeng aling langsung menyeret tangan Hermione. Oh~sialan kau Zabini! rutuk Draco, matanya melihat kesal tangan mereka yang bertautan.
Dan didalam cafe bagian dalam sudah berkumpul teman-teman Draco yang lain, yang sudah Hermione lihat tadi malam dipesta. Dari pakaian kuno mahal mereka semua sudah dapat dipastikan mereka sederajat dengan Draco. Mereka saling merangkul, minus Hermione yang memang tak kenal dengan mereka.
"Jadi Granger, kemana kau selama ini?" Tanya Daphne penasaran, pertanyaan ini adalah yang paling mendasar bagi semuanya.
"Kemana? Aku selalu berada di Edinburgh" jawab Hermione tegas, tapi lalu dia terdiam karena memory nya langsung berputar cepat ke awal pertemuannya dengan ayah ibunya. Draco me-legillimens nya dan menemukan potongan-potongan memory.
"Tunggu sebentar! Bisa kalian jelaskan ada apa dengan diriku??" Jerit Hermione bertanya yang kemudian merasa bodoh dengan pertanyaannya sendiri.
Lelaki pirang platina disampingnya langsung mengambil sesuatu dari balik jasnya, seperti kertas lama dan membukanya di atas meja.
Hermione terbelalak melihat fotonya bergerak-gerak di kertas lusuh itu. Dia sedang tertawa dan di rangkul dengan dua orang yang tidak dia kenal sama sekali dengan tulisan besar "HERMIONE GRANGER, PAHLAWAN SIHIR MENGHILANG!!!" ada juga "KEMANAKAH HERMIONE GRANGER??" dan banyak lagi. Draco, Blaise, Theo dan Daphne membiarkan gadis itu membaca satu persatu surat kabar itu tanpa satupun yang mau menginterupsinya. Tiba-tiba air matanya menganak sungai dipelupuk matanya, mengapa dia tak tau tentang ini semua? mengapa ayah ibunya menyembunyikan statusnya? siapa itu Harry Potter dan Ron Weasley? Apakah mereka berteman baik?.
Kepalanya dan dadanya terasa sakit, oksigen ditubuhnya seolah terserap habis. Tanpa bisa ditebak sebelumnya oleh para Slytherin, gadis itu berlari menuju pintu keluar cafe dan terus berlari. Ke empat lainnya yang terperangah dan baru sadar ikut mengejarnya. Bak film kriminal mereka saling mengejar target hanya bedanya tak ada suara tembakan menghiasi udara.
Hermione terus berlari, hanya mengikuti kemana kakinya membawa dan dengan banyak suara yang memanggil namanya di belakang. Sampai dipersimpangan dia menabrak seseorang yang terkejut namun langsung menahan tangannya. Lelaki dengan kacamata dan mata hijau cemerlangnya.
"Hermione" katanya bersamaan dengan lelaki dengan rambut merah.
Lalu suara-suara yang tadi mengejarnya tiba juga. Kini mereka bertujuh bertemu tapi sepertinya dari kubu yang berbeda.
"Potter, Weasley"
"Malfoy"
Hermione terdiam, ternyata Draco dan dua lelaki ini saling kenal.
"Aku tak sangka kau melakukan permainan kotor ini Malfoy" kata Lelaki yang memegang tangan Hermione. Dan Hermione mengenalnya dari surat kabar tadi, Harry Potter.
Draco tak menjawab apapun, jelas menimbulkan tanda tanya besar di benak Hermione namun tanpa disangka didepan mata gadis itu, lelaki berambut merah yang satu barisan dengannya langsung mendatangi Draco dan memukul lelaki tampan itu tepat di hidungnya yang langsung mengeluarkan darah segar - seakan belum puas, hujan tinjuan lainnya mengarah keperutnya sampai Blaise dan Theo membantu menyingkirkan Ron dari atas tubuh Draco yang tersungkur. Hermione sangat terkejut melihat adegan berdarah di depannya termasuk orang-orang yang lalu lalang menghentikan aktifitas mereka.
Lelaki bermata hijau itu terus menahan tangannya. Seakan mengatakan "biarkan saja mereka" Hermione tak percaya, mengapa Harry Potter ini jahat sekali membiarkan adegan kriminal terjadi didepannya? Dan tanpa Harry sangka tangan bebas Hermione yang lain langsung mendaratkan sebuah tamparan ke pipinya yang refleks melepas tangan Hermione yang awal ditahannya. Mereka tentu semua terkejut dan gadis itu tak perduli, dia mendatangi Draco yang bersimbah darah di hidungnya dan mendorong kasar lelaki yang dia ingat bernama Ron Weasley.
"Apa yang kau lakukan" jerit Hermione, tak terima.
"Kenapa kau membelanya Hermione?" Tanya Ron heran.
"Jauhi dia" katanya tegas, jarinya menunjuk ke wajah lelaki itu. Lelaki berambut merah itu menatapnya dengan ekspresi marah karena tak terima dengan perlakukan Hermione yang lebih membela Draco ketimbang teman baiknya.
"Jadi berita itu benar 'mione, kau sekarang adalah pacar Malfoy?!" Bentak lelaki itu. Hermione tak tau maksudnya dan tak perduli lebih tepatnya. Maksudnya, Hey!! Apa urusan lelaki itu padanya, suka-suka dia mau berhubungan dengan siapa toh mereka kan tidak saling kenal.
"Jawab aku!" Bentak-nya lagi.
"Jaga mulutmu Weasley" suara Blaise dan Theo bersamaan mengudara. Keduanya terlihat geram sekali apalagi melihat teman dekatnya babak belur didepan matanya.
Hermione menunjukan jarinya yang berhias cincin keramat milik klan Malfoy, membuat semua orang terkejut.
"Kau benar, aku pacar Malfoy sekarang jadi jangan pernah ganggu kekasihku lagi" katanya lantang.Aunt Cissy comeback... pengen banget cepat-cepat ketemu kalian lagi.
Terus dukung cerita ini ya, jika kalian suka berikan dukungan kalian di kolom komentar.Samarinda, 08 Agustus 2020
Salam DramioneAchycissymalfoy33
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY MALFOY
FanfictionKepergian sang princess The Golden Trio menjadi tanda tanya bagi seluruh penyihir. Dimasa keemasannya gadis itu menghilang dan tak pernah kembali. Draço Malfoy adalah orang yang beruntung bertemu kembali dengan gadis itu. Namun gadis yang ditemuinya...