.
.Selasa pagi, Hermione sudah terbangun kembali di dalam kamar miliknya. Tak ada ranjang ukuran kingsize milik Draco yang super nyaman, kamar mandi besar dengan beraneka perlengkapan mewah serta ornamen ular yang menghiasi sepanjang matanya memandang. Entah kapan dia bisa berkunjung lagi ke Dunia Sihir terutama ke Malfoy Manor.
Terakhir kali kemarin dia bahkan hanya diantar Narcissa sampai ke rumah dan bukannya Draco. Draco seperti hilang ditelan bumi semenjak dia menginginkan lelaki pirang itu lebih serius. Apa terlalu susah bagi lelaki kaya raya itu mengatakan kata cinta? Demi Tuhan !!! Draco harus tau kalau Hermione bukan perempuan ala Siti Nurbaya yang hidup bersama pasangannya tanpa harus mengenal kata cinta. Apa mungkin orang-orang kaya sekaku itu?Omong-omong soal kaya, Hermione tak menyangka Draco sekaya itu. Dia tau Draco memiliki Perusahaan dan juga Manor tapi dia tak menyangka Malfoy Manor-nya sebesar Kerajaan Inggris, dengan halaman luas seperti lapangan sepak bola. Didalamnya juga terdapat perabotan mewah, lukisan-lukisan yang bisa bergerak.
Dan ngomong-ngomong soal lukisan, kemarin saat dia mau membantu Twinkle tanpa sengaja dia melewati satu lukisan besar berisikan 4 orang berpakaian serba hitam. Ketiga orangnya Hermione tau yaitu Lucius, Narcissa dan Draco tetapi ada satu yang dia belum temui. Seorang wanita berambut hitam gelombang panjang dengan aura yang gelap sekali. Rasanya dia pernah lihat wanita itu, tapi dimana? Jika bertemu dengan Draco lagi dia harus menanyakannya. Yang penting sekarang bersiap-siap untuk pergi kuliah dulu.
.
.
Dilain tempat, di Malfoy Corp. Draco tak bisa konsentrasi dengan pekerjaannya. Harusnya pagi hari adalah waktu yang terbaik untuk mengerjakan pekerjaan karena otakmu sedang dalam masa emasnya. Tetapi yang terjadi sekarang adalah kebalikannya. Setiap dia membaca kontrak kerja pasti saja dia harus mengulang kembali, sampai-sampai harus dengan bantuan sepupu yang merangkap sekretarisnya untuk memberitahu tentang isi kontraknya kalau tidak akan memakan waktu lebih lama lagi. Dan Draco tidak suka berlama-lama."Draco, aku lihat kau tidak dalam keadaan baik pagi ini" kata Thomas sambil merapikan lembaran kertas yang baru saja di tanda tangani Draco. Yang ditanya hanya membalasnya dengan tatapan malas sambil memainkan penanya.
"Apa kau perlu sesuatu? Katakan saja!" Tawar Thomas, terus terang saja dia tak pernah melihat Draco begini. Draco yang dikenalnya selalu fokus dan serius dalam mengerjakan pekerjaannya, hampir sama dengan ayahnya. Mungkin dia bisa membantunya kalau Draco mengatakan alasannya.
"Thomas, Apa kau pernah menyukai seseorang?"
"Apa?!" Tanya Thomas balik, apa dia tidak salah dengar?
"Lupakan saja ucapanku barusan" Kata Draco sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
"Jadi ini perkara kau sedang jatuh cinta, cousin?! tebak Thomas yang mengarahkan ke pernyataan. Draco mendecak, bagaimana caranya bilang "Iya" tanpa harus menjatuhkan martabatnya sebagai seorang Malfoy.
"Jika kau menyukai seseorang, apa sulitnya tinggal kau mendatanginya dan mengatakan kau suka padanya" Sahut Thomas sepele dan masalahnya tidak se-sepele itu. Draco mendengus . Demi Merlin dan Kutukannya !! dia terlahir tampan, wanita manapun pasti akan menyerahkan hatinya tanpa harus dia memintanya. Dan sayangnya Hermione bukan wanita kebanyakan seperti anak-anak perempuan Hogwarts dulu, memang hanya Hermione yang tidak takluk dengan pesonanya.
"Caranya itu yang bagaimana?" Jerit Draco kesal membuat Thomas terkejut sebelum akhirnya tertawa.
"Kalau kau terus tertawa, aku akan dengan senang hati merapalkan Langlock padamu Cousin" Ancam Draco yang untungnya berhasil membungkam mulut sepupunya itu sebelum dia terpaksa mengucapkan mantra.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEY MALFOY
Hayran KurguKepergian sang princess The Golden Trio menjadi tanda tanya bagi seluruh penyihir. Dimasa keemasannya gadis itu menghilang dan tak pernah kembali. Draço Malfoy adalah orang yang beruntung bertemu kembali dengan gadis itu. Namun gadis yang ditemuinya...