Obat Mujarab Untuk Hati Yang Sekarat

634 546 180
                                    

Obat Mujarab Untuk Hati Yang Sekarat|| Kategori : Cerpen || Family

***

Vanya adalah wanita muda yang hidup dalam kesederhanaan. Ia terlahir dari keluarga yang tidak berkecukupan. Ibunya sudah meninggal saat ia masih berumur 10 tahun, sekiranya saat itu ia masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 5. Kini yang tersisa hanya Ayah dan Adik perempuannya. Meski begitu, Vanya memutuskan untuk tinggal bersama mertuanya, didampingi oleh Bima, selaku suami tercinta.

Bukan tanpa alasan Vanya melakukan itu. Pasalnya Ayah dan Adik perempuannya nampak bahagia bersama keluarga barunya. Ya, Ayahnya memilih untuk menikah lagi tanpa memperdulikan wasiat Ibunya, yang tertulis jelas bahwa Sang Ibu tidak ingin digantikan walau telah tiada.

Saat tengah malam tiba, Vanya terbangun dari tidur lelapnya dengan napas terengah-engah. Keringatnya membasahi bagian pelipis. Jantungnya berpacu cepat. Indera pendengarannya menangkap suara rintik hujan dari luar jendela. Pantas saja hawanya sangat dingin, pikir Vanya. Ia pun meringkuk kecil, berusaha menghangatkan tubuhnya. Kemudian, Vanya menatap sayu ke arah depan. Ia masih tak percaya kenangan buruk itu kembali menghantuinya.

"Ada apa Vanya?" sebuah tangan mendarat di pundak Vanya. Sesosok laki-laki tersenyum ke arah Vanya. Vanya membalasnya dengan senyuman kecil sambil menggelengkan kepala.

"Jika ada yang ingin kamu ceritakan, maka ceritakan saja. Aku siap mendengarkan mu." Bima menawarkan diri dengan senang hati.

Hal itu sontak membuat Vanya menatap dalam ke arah Bima. Vanya pandangi setiap inci wajah Bima. Terbesit rasa bersalah di dalam hatinya karena terlalu banyak merepotkan suaminya juga rasa syukur yang tiada henti karena bisa memiliki suami seperti Bima. Tanpa sadar, Vanya meneteskan air mata. Bima yang melihatnya pun semakin yakin bahwa telah terjadi sesuatu yang menimpa Vanya.

"Katakan lah Vanya. Jangan tutupi kesedihan kamu sendirian. Aku suami kamu, sudah sepantasnya kesedihan istri menjadi kesedihan suami. Ayo, katakan... aku siap menjadi tempat keluh kesah kamu," ucap Bima meyakinkan Vanya untuk bercerita tentang keadaan yang membuat Vanya sendiri merasa gelisah dan takut.

Vanya melihat kesungguhan Bima dalam sekelip mata. Ia memegang erat tangan suaminya. Dengan rasa gugup ia mengutarakan perasaannya, "A... aku tidak sanggup, Bim.... A... aku tidak mau seperti ini terus... rasanya sakit...," lirih Vanya menangis sesengukkan di dalam pelukan Bima.

Bima membalas pelukan Vanya. Ini bukan yang pertama, melainkan yang ke puluhan kalinya Vanya seperti ini. Rasanya sudah muak melihat Sang istri terus di hantui masa lalu. Bima tahu, Vanya memang mengalami banyak hal tak terduga sebelum resmi menjadi istrinya. Mulai dari masalah keuangan keluarga, fitnah, dan penghinaan. Singkatnya, saat kecil Vanya selalu menanggung beban keluarganya. Ayah Vanya sama sekali tidak peduli bahkan Ia tega menyuruh Vanya untuk bekerja di usia remaja.

Padahal masa-masa remaja lah yang sangat berharga, sungguh di sayangkan untuk terlewatkan. Dan pada masa itu pula, seharusnya Vanya belajar, bersenang-senang, dan berkomunikasi seperti kebanyakan orang di luar sana. Saat itulah Vanya lebih sering melakukan hal yang dikerjakan orang dewasa, yakni, bekerja demi mendapatkan uang. Terlebih Ayahnya akan menghukumnya bila tak mendapatkan uang sepeser pun.

Selain bekerja di saat umur yang belum mencukupi, Vanya sering mendapat fitnah dari rekan kerjanya. Kadang ia di tuduh pencuri, tukang pencari muka, pembuat masalah dan lain sebagainya. Dan yang paling mengenaskan, Vanya selalu di hina orang ramai termasuk keluarganya sendiri. Bima tak pernah bisa membayangkan betapa pedihnya nasib Vanya kala itu. Vanya wanita hebat, Vanya wanita kuat. Namun sayangnya, akibat masa lalu yang kelam, Vanya mengalami trauma. Setiap hari, hampir, tepat tengah malam, Vanya akan terbangun. Masih dengan mimpi yang sama, trauma yang sama, dan keadaan yang sama.

Thousands Of Pieces Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang