Doyoung menaburkan wine pada gelas yang berjejer di meja, membungkuk lalu melenggangkan kaki keluar ruangan.
Di lorong sepanjang 5 meter itu ia menunduk karena terlalu banyaknya adegan dewasa yang berlalu. Doyoung berusaha untuk tidak melihat celana yang mengetat dibokong para wanita, ia berjalan menuju bar utama, lalu ia terhenti dan mengerjap pelan, gambar yang baru saja ia lihat tidaklah asing. Teka teki mimpinya kembali merayap.
Doyoung mendesah, lalu maniknya bertemu dengan Johnny yang tengah memperhatikannya dari arah samping, ia menoleh,
“Ada pelanggan baru” Jelas Doyoung
"Oh dia sudah disini? Bagaimana rupanya? Mata Johnny membulat
Sementara Doyoung menatapnya kebingungan, “Aku dengar gosip dari pekerja lain, jadi itu benar kan? Doyoung mengangguk sembari meraih beer mugs di depannya“Ya, tapi aku tidak melihatnya”
Johnny sedikit mendesah. Ia sedikit penasaran.
Desas desus selalu mudah tersebar, entah perihal pekerja ataupun pelanggan baru yang menurut kabar burung sangatlah rupawan. Beda halnya dengan Doyoung yang tidak terlalu memperdulikan itu karena baginya bagaimanapun pelanggan disini adalah tukang mesum atau pengkonsusmi nikotin.
...
Doyoung bergegas turun tangga dan pergi ke luar, rasa takut mengalir melalui darahnya. Keadaan sekitar berubah menjadi benar-benar gelap. Jam 03 pagi. Kegelapan menyelimuti kota dan lampu jalan bersinar, menciptakan suasana menyeramkan di jalan. Ditambah angin hilir mudik yang dingin sesekali menyentuh kulit Doyoung yang putih.
“Pulang denganku saja”! Ucap seseorang dari arah sedan putih disampingnya, Doyoung terperanjat dan dengan cepat menggeleng atas ajakan Jaehyun, boss bar tempat ia bekerja.
“Terima kasih Jae, aku… pulang dengan Johnny”.
Jaehyun celingukan kearah parkir tengah mencari sosok yang Doyoung maksud. Ia menyunggingkan senyum.
"Aku serius, Johnny sedang mengambil motor” Mata kelincinya membesar.
Bohong.
Doyoung berbohong.Ia mendesah setelah sedan putih itu pergi meninggalkannya.
“Sial, kenapa harus ada Jaehyun dalam keadaan seperti ini” Batin Doyoung.
Doyoung segera berlari, napasnya menjadi pendek, bulu kuduknya berdiri, seakan ada seseorang yang memperhatikannya. Ia terhenti melihat pantulan dirinya di ceriman cembung di tikungan jalan, rambutnya berantakan dan wajahnya memucat.
Biasanya akan ada Gongmyung yang memeluknya jika seperti ini namun 3 tahun terakhir menjadi pembiasaan bagi Doyoung untuk hanya tegar dan mengutuk mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooded [END]
Teen FictionTAEDO Ketika fakta-fakta yang menyebabkan luka dan darah itu terkumpul dan semakin meneguhkan kepercayaannya terhadap Doyoung, Taeyong mendapati dirinya justru semakin tidak kuasa menahan pesona sisi lain dari Doyoung Ini kutukan atau hadiah ? 🔞 ©...