10

1.1K 136 13
                                    









Taeyong ingin merokok dan minum. Ia membutuhkan waktu untuk duduk dan berfikir, rokok filter ia nyalakan dan segelas red wine dengan es di gelas kecil. Nikotin dan alcohol cukup membuatnya santai. Matanya menatap danau dengan sedikit kabut yang menguap karena suhu yang dingin. 

Sosok pria dengan kursi rodanya mendatangi Taeyong. Tuan Lee. Ia pelankan lajunya dan berhenti di sebelah anaknya itu.

“Aku membeli glock meyer, bawalah beberapa”

Taeyong menoleh dan menyunggingkan senyumannya. Jangan salah mengartikan, tidak semua bermakna menyenangkan. Itu yang dirasakan Taeyong. Ia menghisap rokok filter terakhirnya sebelum ia buang ke danau

“Aku berhenti. Aku sudah cuci tangan”

“Apa karena pria bar itu?”

Taeyong diam tak menjawab, ia hanya meneguk red wine di genggamannya.

“Hati-hati Lee Taeyong” Tutur Tuan Lee kembali membalikan kursi rodanya.

Taeyong menaruh curiga pada perkataan Tuan Lee. Dia tidak marah?! Terakhir kali ia ditampar karena tak mematuhi perintahnya. Ia bisa merasakan perkara buruk yang akan terjadi.

Permainan apa lagi yang ia mainkan? Pernahkah merasakan sensasi ketakutan di rumah hantu? Begitulah Taeyong ketika menginjakan kaki ke rumahnya sendiri. Persetan dengan rumah adalah surga layaknya orang katakan, namun yang ia dapati bak neraka.

Yuta mengekori Taeyong menuju mobilnya dengan menyelipkan glock meyer di jaketnya.






...







“Doyoungah, perutku sakit aku harus ke kamar mandi. Tolong layani dulu di depan” Ucap Johnny terbata memegangi perutnya. Memelas.

Doyoung hanya mengangguk dan berlalu meninggalkan gudang. Hari ini wine datang dari luar negeri. Begitu banyak yang harus ia kerjakan. Bar ini tidak terlalu besar namun sangat sempurna di datangi untuk berfoya foya.

Jaehyun keluar dari ruang kerjanya, ia mendapati Doyoung yang sedang berbincang dengan seseorang. Doyoung nampak sangat sopan terhadap orang lain. Bagaimana bisa Doyoung berakhir bekerja di tempat seperti ini? Sangat tidak cocok.

Kemeja yang rapih dan rambut tebalnya begitu enak dipandang.  Ia mengerjapkan matanya menyadari dirinya terpaku memandang Doyoung dari jauh.

Johnny dengan tergesa kembali ke tempat ia melayani pelanggan. Mengambil serbet dan membersihkan beberapa gelas bersih untuk dipajang di kaca.

“Pelanggan tadi sudah pergi?”

Doyoung hanya mengangguk

“Ada apa hyung?” Tanyanya melirik Johhny yang tengah menatapnya. Johnny terperanjat

“Ah, kau memang mengenalku”,

"Apaan sih, hyung terus melihatku. Aku bisa melihatnya”,

“Baiklah…….hmm, Doyoungah. Ada sesuatu yang ingin ku tanyakan”

Doyoung balik menatap Johnny,

“Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?”

“Soal apa?”

“Jaehyun pernah bertanya padaku tentang apartmentmu. Tidak ada sesuatu yang terjadi?”

“Tidak ada hyung. Dia hanya datang menjengukku. Aku serius”

Johnny menahan senyumnya. Ia tahu Doyoung sedang berbohong saat ini namun ia tak ingin meperunyam keadaan. Ia tahu sesuatu terjadi dan Doyoung pasti mempunyai alasan untuk ini.

Blooded [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang