"Akan kubunuh pria itu dengan tangan kosong"Gerutu Taeyong saat mobil jipnya melaju di jalan tol mengekori mobil Jaehyun di depannya. "Jika dia menyentuh sehelai pun rambutnya, aku bersumpah akan memenggal kepalanya"
Yuta melihat kemarahan di mata Taeyong, ia eratkan sabuk pengamannya mengkhawatirkan laju mobil yang ia tumpangi melebihi dari batas kecepatan. Taeyong menyesal seharusnya ia tempelkan saja alat pelacak pada Doyoung. Taeyong berharap ia tidak terlambat saat roda jipnya melewati jalan tua.
Setelah ia menyelamatkan Doyoung, mungkin ia tak dimaafkan atau dibunuh. Namun persetan dengan itu semua nyawa Doyoung lebih penting, pikirnya.
Jaehyun menginjak remnya didepan rumah yang dipagari menjulang ke atas. Ia membanting pintu sedannya yang disusul Johnny. Beberapa bodyguard menghentikan langkah Jaehyun untuk masuk. Namun ia hanya tersenyum dan dengan pergerakan cepat ia mengambil pistol dari sakunya lalu menembak kaki pria tersebut. Begitu mudahnya.
"Benar-benar pria berhati dingin" gumam Johnny sembari menutup mulutnya yang menganga. Jaehyun tampak sangat berbeda. Apa ia mempunyai kepribadian ganda? Walau masih terkejut Johnny tetap mengekori Jaehyun dari belakang. Ia tak yakin kapak yang dipegangnya akan berguna, nampaknya ini terlalu sulit bahkan hanya melihat Jaehyun yang menarik pelatuk pistolnya saja itu membuatnya kaku.
"Kim Doyoung!" teriak Jaehyun membuka pintu. Johnny pun mencari keberadaan Doyoung melalui matanya. Disusul Taeyong dengan nafasnya yang terengah-engah.
Kun yang sedari tadi duduk di sofa bangkit menampakan wajahnya, ia menyunggingkan senyuman."Hm..Jaehyun? kau membawa banyak tamu rupanya"
"Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang aku akan urus masalah ini sendiri"
Kun menyalakan rokok filter lalu mendekati Jaehyun."Aku tidak mau merepotkanmu, maksudku aku tak suka orang yang lengah sepertimu" Kun melemparkan pandangan pada Taeyong "Pergeranku tidak memerlukan waktu banyak, kau dengan sendirinya menginjakan kaki di rumah ini, baikah, haruskah kita mulai? Taeyongssi?"
Tanpa ragu Taeyong mendekati Kun yang mendecak pinggang dan memainkan asap rokoknya. Sudah jelas Taeyong menahan amarah, namun kali ini ia harus bermain cerdas karena mempertaruhkan Doyoung.
"Apa maumu? Aku sudah disini?"
"Telpon ayahmu agar kemari"
"Apa? Kau bisa saja balas dendam padaku, brengsek!"
"Akan sangat menyenangkan jika ayahmu pun disini, pasti seru bukan?" jawab Kun dengan tawa yang menggelegar.
Taeyong menghela napas "Baiklah, kalau bergitu pinjami aku ponselmu!"
Kun menunjuk telpon rumah yang tergeletak di sebelahnya. Taeyong pun menuruti. Sementara Jaehyun dan Johnny terpaku mengamati pergerakan yang entah bagaimana akhirnya, mereka mencerna situasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooded [END]
Teen FictionTAEDO Ketika fakta-fakta yang menyebabkan luka dan darah itu terkumpul dan semakin meneguhkan kepercayaannya terhadap Doyoung, Taeyong mendapati dirinya justru semakin tidak kuasa menahan pesona sisi lain dari Doyoung Ini kutukan atau hadiah ? 🔞 ©...