1 bulan kemudian …
Taeyong terbangun dan mematikan alarm ponselnya. Dengan mata yang masih tertutup, Ia berbalik mendekap seseorang di sampingnya. Pelukan hangat. Sesekali ia memberi kecupan singkat di kening dan rambut tebalnya.
“Jam berapa ini?” Tanya Doyoung melepaskan pelukannya, memposisikan duduk tegak di ranjangnya. Ia berusaha membuka mata yang masih mengantuk.
“Masih jam 6, kemarilah” Ucap Taeyong membentangkan tangannya, meminta pelukan. Doyoung menuruti
Ia menghamburkan tubuhnya kembali dalam dekapan Taeyong
“Aku malas sekali hari ini, karena Johnny cuti aku harus menggantikan shift paginya”
“Kalau begitu keluarlah, kenapa kau bersikeras sekali untuk bekerja?”
“Bagaimana bisa aku keluar, aku baru masuk kerja 2 minggu. Dan sepertinya Taeil itu baik sekali pada karyawannya”
“Kalau tidak baik aku akan menghajarnya, katakan saja padaku”
“Yaaaaaak!! Bisa-bisanya kau mau menghajar sahabatmu!”
Taeyong terbangun dan menatap ke arah Doyoung. Ia meraih tangan Doyoung, dan menggenggamnya erat. Doyoung terkejut dan kembali menatap dalam. Mereka memposisikan sejajar saling pandang.
“Ikutlah bersamaku”
Doyoung membisu, ia bertanya-tanya melalui matanya. Mata Taeyong berbinar, sepertinya ia mengatakan hal yang serius.
“Aku sudah memikirkan ini jauh sebelum kejadian kemarin. Disaat aku memutuskan untuk tak membunuh lagi, yang kupikirkan hanyalah bagaimana aku bisa hidup bersamamu”
Bulir air mata mengalir deras di pipi Doyoung, Taeyong seka sebelum benar-benar jatuh. Keduanya saling berbicara pula dari hati. Taeyong melanjutkan,
“Hiduplah bersamaku, Kim Doyoung. Kita tinggalkan tempat ini. Aku menghindari segala hal dari kemungkinan yang ada, kita harus pindah dari sini. Kita mulai hidup baru, kau dan aku”
Taeyong merogoh benda merah kecil di laci. 2 cincin putih. Cincin pasangan. Ia serahkan dan mengelus tangan Doyoung. Dengan pergerakan cepat, Doyoung mendekapkan tubuhnya, memeluk Taeyong erat dengan tangisan yang tersedu-sedu. Ia rasa, pelukan ini mewakili jawaban dari segala niat baik Taeyong. Keduanya menangis dan tersenyum bahagia.
Mulai hari ini dan seterusnya, mereka berjanji akan tertawa pada hal yang sederhana. Takan membiarkan adanya luka dan darah.
END.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooded [END]
Teen FictionTAEDO Ketika fakta-fakta yang menyebabkan luka dan darah itu terkumpul dan semakin meneguhkan kepercayaannya terhadap Doyoung, Taeyong mendapati dirinya justru semakin tidak kuasa menahan pesona sisi lain dari Doyoung Ini kutukan atau hadiah ? 🔞 ©...