"Hai My Quinn" Aris menyeringai ketika melihat tatapan kaget Quinn
"Oh My God!" Ujar Quinn yang masih tidak percaya .
......
Quinn menarik keras pulpen yang sedari tadi ia perhatikan, matanya tetap menatap intens lebih tepat nya kesal , marah kepada sang pemilik mata yang tak henti menatapnya, sungguh Quinn ingin sekali mengeluarkan kedua mata itu .
"Meeting kali ini selesai dan kita bisa langsung buka pre order untuk baju koleksi musim ini, terima kasih"
Quinn menghentakan kedua kaki nya dan berlalu begitu saja.
Sepanjang jalan ia terus menerus berbicara dan marah - marah sendiri
"Mba"
"Astaga" Quinn kaget "gimana ceritanya nih orang di samping gue".
"Gimana Mba?"
"Apa nya?" Quinn menautkan kedua alis nya pertanda bingung
"Tadi si Boss, yang Mba bilang banci"
"Kayaknya saya juga percaya deh sama omongan Mba, kalau si Boss banci"
"Hah?" 'Aris banci?, terus siapa yang semalem nanaina sama gue. Ya kali setan'
"Benarkan Mba?, kalau Pak Aris itu banci"
"NGGAK!!" Quinn tidak sadar jika dirinya sudah berteriak
"Lah kata Mba dia banci"
"Nggak pokonya , dia 10000000% lelaki asli no banci banci club apalagi ladybird" . 'Ya kali maen sehot itu banci, astaga kenapa bayangan sialan itu muncul lagi'
Setelah mengatakan itu Quinn berlalu begitu saja , tidak perduli dengan Mba - mba stylish yang masih bengong mendengar perkataan Quinn
****
Quinn sampai di tempat penginapannya, ia berjalan dengan angkuh tidak peduli jika ada wartawan yang memotretnya sungguh kekesalan kecil yang dibuat Aris begitu berdampak bagi Quinn.
Dilangkahnya yang kesekian Quinn baru merasakan keganjalan , jika wartawan yang mengikutinya tak apa tapi bagaimana jika ada begal?
'Oke otak gue udah gila mana ada begal di hotel'
Bayangan hitam yang berada di belakangnya terasa begitu mencekam, sedikit berlari tak memperdulilan heels nya yang akan patah Quinn berlari menuju lift setidaknya di dalam kamar hotel ia aman.
'Oke dikit lagi , dikit lagi'
Quinn terus menekan tombol liftnya agar pintu lift segera tertutup, hingga tinggal berjarak sejengkal Quinn merasa lega.
Quinn menghela nafas pelan dan menunduk untuk melepaskan heelsnya .
Dari bawah Quinn dapat melihat jika pintu Lift nya terbuka dengan perlahan Quinn melihat . Dugaan nya benar .
Mahluk tuhan yang paling sexy ada didepan nya. Yang pastinya lebih bahaya dari pada begal .
"Shit"
"My Queen"
******
Jika selama ini begitu banyak lelaki yang mengaguminya diam - diam tapi baru kali ini ada lelaki yang begitu giat mengejarnya . Lihat saja kedua mata Aris yang tersenyum seperti orang bodoh kearah nya .
'Lama - lama itu gigi kering , susah mingkem lo'
"Bisa berenti liatin nggak?"
"Geer, siapa yang liatin kamu"
"Lah terus liatin siap?"
"Masa depan"
Quinn tersedak ludahnya sendiri, 'apa katanya? Masa depan?'
Quinn berpindah tempat tidak berada dihadapan Aris.
'Kali aja yah maksud dia masa depan nya itu lalet''Jangan geer dulu Quinn'
"Kok masih ngeliatin si?"
"Apa salahnya si?" Ujar Aria masih tenang
"Ya aku ga nyaman kamu ngeliatin kayak mau nelanjangin"
"Nelanjangin?" Aris memberikan seringai licik
"Apa? Mesum si otak nya isinya bokep semua, itu tuh ibaratnya"
"Mau ibarat atau pelaksanaanya sama - sama pernah ngerasaain"
"Ga usah ngaco, minggir" ujar Quinn dan mendorong Aris agar dirinya bisa keluar.
Quinn melihat bayangan yang mengikutinya.
"Ngapain ngikutin?!"
"Ga usah geer aku mau masuk ke kamar aku"
Mendengar itu Quinn jadi salah tingkah, apalagi ketika Aris sudah berada di kamar hotel milik pria itu.
*****
Kebiasaan Quinn adalah berendam tengah malam , ia begitu menikmati suasana sunyi tenang tanpa gangguan siapapun. Cukup satu jam ia berendam setelahnya Quinn akan tidur dengan nyenyak dan bangun pagi dengan cantik.
Karena Quinn sendirian di hotel ia berani mengenakan lingeri tersexy yang ia punya . Sungguh jika bisa ia akan bertelanjang saja tapi Quinn takut jika nanti kedatangan tamu ia kerepotan sendiri mengenakan pakaian.
Membuka perlahan selimut tebalnya dan masuk dengan tenang. Memejamkan mata perlahan dan mulai berkhayal.
Tentu saja menghayal menikah dengan seorang duda tampan gagah perkasa dan tentu saja kaya raya , malam pertamanya pasti akan***
Ting ting ting (bunyi bell)
"Shit, kehaluan gue ancur. Siapa si malem - malem bertamu, ga tau etika aja"
Quinn mengenakan jubah lingeri nya dan membuka pintu kamar hotel .
Bersilang dada dan menatap jengah orang yang bertamu .
"Apa?"
"Uhmm.. you looks so hot" ujar Aris terkagum - kagum
"I know that" balas Quinn sambil mengibaskan rambutnya .
"You want it?" Tanya Aris menyodorkan segelas anggur dan tanpa curiga Quinn meminum nya .
"Hmm. Sebenarnya punya kamu yang ini karena yang itu punya aku"
"Sama aja kan?, Ga usah ribet"
"Sama tapi gelas itu aku kasih sedikit viagra"
"WHAT?"
didepan nya Aris tertawa terbahak - bahak saat berhasil memberikan obat perangsang kepada Quinn.
TBC .
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMN ABOUT AGE (18+) BAEKYEON
Romantik"Pacaran sama aku!!!" "Kamu jangan gila umur kita beda, kamu lebih muda dari aku" "Apa salah nya si?, aku udah kaya ganteng iya cuman masalah umur" "Ehh bukan cuman yah, bagi aku pria matang itu segalanya. Kamu tuh cuman bocah" "WHAT?, bocah...