Mission II

253 41 8
                                    

"MANTAN PACAR!" Sanggah Chanyeol dengan cepat.

Keheningan pun terjadi, bahkan Dongho sampai tidak jadi mengambil potongan daging yang terletak di tengah meja. Ia menaruh kembali sumpitnya begitu sadar ada perang mata di sekitarnya.

Junmyeon pun tertawa untuk mencairkan suasana. "Sepertinya banyak yang menyukai Luhan ya."

"Mana mungkin tidak suka?" Chanyeol mulai bersuara lagi. "Luhan adalah gadis yang baik dan orang baik tidak boleh di sakiti." Pernyataan itu seperti pedang tajam yang mengarah ke Sehun.

Ia mendengarnya ketika mereka liburan bersama ke pantai.

"Aku bahkan sangat menyukai Luhan." Imbuh Chanyeol lagi yang membuat kepala Sehun mendidih. Tangannya terkepal dan ingin sekali menghajar Chanyeol.

"Kalau kau memang suka kenapa kau tidak pacaran dengannya?" Balas Sehun.

Dongho terbatuk sembari meminum lemon tea nya.

"Kau tidak mengetahui apapun tentang kami. Jadi, diamlah! Kau yang menghancurkan segalanya." Tuduh Chanyeol dengan nada meninggi.

"Aku sudah meminta maaf dan.."

"Bisakah kalian berdua diam?!" Suara lantang Luhan akhirnya terdengar. Matanya berkaca-kaca karena sedih melihat dua orang yang ia sayangi bertengkar di momen pertemuan kembali. "Kita kesini untuk kebersamaan, bukan membahas masa lalu." Lanjutnya.

Luhan berdiri dan menarik lengan Chanyeol. "Junmyeon oppa, aku minta waktu sebentar ya."

Sehun menyaksikan kedua orang itu berlalu begitu saja. Sementara yang lain tampak bersimpati padanya. Mereka seperti menyadari kalau lawan Sehun merupakan kelas berat.

"Kau tidak bisa mengontrol emosi ya?" Tanya Kris sewot.

Sehun hanya menghela napas, ia merasa tidak bisa tinggal diam ketika Chanyeol mulai menyudutkannya terlebih lagi di hadapan Luhan.

"Dia pasti terpancing, itu wajar. Kau juga dulu seperti itu kan ketika aku dekat dengan senior di kampus." Junmyeon memang satu-satunya yang membela Sehun di segala keadaan. Terutama jika sedang berselisih paham dengan pacarnya.

"Sekarang harus bagaimana? Sepertinya Nona manis tadi lebih mendengarkan pria tinggi itu dari pada Sehun." Dongho berpendapat sembari terus mengunyah.

"Hanya Sehun yang bisa menyelesaikannya." Sahut Junmyeon, ia memberikan tatapan yakin pada pemuda dingin itu.

.

.

"Kau tidak boleh lemah Luhan." Chanyeol terlihat serius dengan pernyataannya kali ini.

"Tapi, kau harus ingat tujuan aku mengajakmu untuk ikut makan bersama Junmyeon oppa. Aku tidak mau kita memberikan kesan yang buruk, biar bagaimana pun keberhasilan tugasku bergantung padanya." Luhan mengamit tangan Chanyeol yang terkepal, menggenggamnya hangat. "Aku tau kau sangat mengkhawatirkanku. Tapi, aku harap kau lebih bisa menjaga emosimu Chanyeol."

Tatapan Luhan memang selalu menjadi senjata terkuat kedua yang mampu meluluhkan hatinya. Ia pun mengangguk dan memberikan senyuman sebagai tanda ketenangan. 

"Sekarang kita kembali dan kau harus minta maaf." 

Meskipun berat untuk mengatakan hal itu, Chanyeol tetap saja menurut. Firasatnya benar, ia memang sempat memaksa untuk ikut dengan Luhan karena merasa akan ada sesuatu yang terjadi. Kehadiran Sehun menurutnya adalah bom waktu yang akan menyakiti Luhan, cepat atau lambat.

Luhan dan Chanyeol kembali masuk ke private room, gadis itu memancarkan senyuman tak enak sebagai tanda penyesalan telah merusak suasana. Terutama kepada Junmyeon. Untung saja rekaman wawancara ulangnya dilakukan lebih dulu sebelum kejadian pertengkaran itu. 

I Love The Way You LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang