"Ayah sudah bilang kan, jangan bermain di tempat yang berpasir." Alisnya menukik tajam saat membersihkan pakaian anak lelakinya yang kotor karena bermain di outdoor playground sebuah rumah sakit.
Anak itu menatap mata ayahnya dan seakan memancarkan sebuah binaran yang indah, persis milik ibunya.
"Kau memiliki jurus andalan persis seperti ibumu." Desis Sehun. "Baiklah, kita berdua sudah tampan. Sebentar lagi, ibumu selesai praktek. Kita harus bersiap di mobil."
Di sela Sehun yang sudah selesai dengan pekerjaannya, sering kali ia menjemput Luhan yang juga memiliki jadwal cukup padat di rumah sakit dengan membawa serta anak semata wayangnya yang bernama Jeno.
"Ayo masuk!" Sehun dengan telaten mempersiapkan jus yang harus di minum Jeno dua kali sehari sesuai permintaan Luhan.
"Ah... aku ini CEO perusahaan besar, tapi sekarang malah seperti baby-sitter." Keluhnya, berkat istrinya. Ia jadi lebih sabar dalam menghadapi banyak hal karena sering merawat Jeno, meskipun beberapa kali mengeluh.
"Minum ya... anakku yang tampan. Kau harus ingat bahwa kau ini mewarisi ketampanan dan karisma dariku."
UHUK!!!
CELAKA!
Inilah saat yang agak merepotkan ketika seorang bocah laki-laki tersedak. Ya, dia akan muntah.
No, no, no!!! Jangan di Tesla-ku!!!
Sehun mengambil asal berlembar-lembar kertas tisu untuk membantu anaknya yang terbatuk karena tersedak.
HUFTTT
Untung saja bisa di atasi dengan mudah. Sehun sempat khawatir mobil barunya ini akan mendapat muntahan seperti nasib koleksi lainnya di garasi.
Bayangkan saja seorang pria bersetelan pakaian formal yang kewalahan dengan mengasuh anak. Ini adalah kesalahannya ketika terlalu percaya diri tidak mengajak babysitter. Terlihat seperti seorang super daddy kan?
Luhan datang dengan senyum yang merekah. Tentu saja rasa lelah karena jam praktek padat hilang setelah melihat dua orang yang amat ia cintai.
"Jeno-ku sayang..." Luhan menggendong anak lelakinya itu ke pangkuannya dan mengecupnya beberapa kali. Tentu saja si anak juga langsung nyaman ketika bertemu ibunya.
"Aku tidak mendapat ciuman?" Tanya Sehun yang memelas karena sejak ada Jeno, ia harus banyak mengalah.
.
.
"Jeno oppa itu milikku!" Seorang bocah perempuan menegaskan pendapatnya pada saudarinya yang sedang memeluk boneka beruang.
"Tidak, tidak... Jeno oppa itu suka padaku."
Chanyeol memijat keningnya karena ini sudah kesekian kali kedua anak kembarnya memperebutkan hal yang sama.
"Jeno itu milik orang tuanya." Celetuk Chanyeol, kedua anak itu diam dan memperhatikan wajah ayahnya yang sangat serius kala itu.
"Tapi, Jeno oppa suka membagikan permennya padaku."
"Jaemin, setiap orang itu memang harus berbagi." Chanyeol berusaha menjelaskan perlahan.
"Berarti kita berdua harus saling berbagi. Jeno oppa milik kita berdua."
Jawaban aneh itu terdengar dari anak yang sedari tadi memeluk boneka beruangnya. "Renjun, bukan begitu maksudnya."
Baekhyun datang dengan membawa nampan berisi potongan buah-buahan. Ia mendengar obrolan suami dan anak-anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love The Way You Lie
FanficSaling percaya merupakan salah satu kunci utuhnya sebuah hubungan. Tapi, bagaimana kalau selama ini pasangan yang melakoni hubungan itu saling berbohong? - Genderswitch - Luhan, Sehun, Chanyeol, Baekhyun