Baekhyun tiba di sebuah studio musik. Letaknya kurang strategis, karena berderetan dengan bangunan Ruko yang sepi. Ia mendatangi sebuah undangan yang mungkin bisa menjadikannya idola besar.
Saat masuk, ia di sambut hangat oleh beberapa pria. Mereka langsung membicarakan genre dan lirik yang Baekhyun sukai dari sebuah lagu.
Sampai semuanya terasa aneh.
Salah seorang dari pemuda itu memeluk Baekhyun dari belakang, membuatnya terkejut dan seketika meronta. Pemuda lainnya pun ikut mengunci pergerakan Baekhyun dan menarik cardigan yang melekat di tubuh mangsanya.
"Tenang saja... ini akan menyenangkan..."
Baekhyun terus meronta, pikirannya di kuasai ketakutan. Ia mengerahkan seluruh tenaganya agar bisa lepas dari kungkungan para pria di sekelilingnya.
Wajahnya mendapat pukulan yang cukup keras, lebih dari sekedar tamparan. Rambutnya di jambak agar bibir tipisnya dapat di raih pria dengan nafsu yang memuncak itu.
Tangannya meraih sebuah tiang lampu, mencoba menghantamkannya ke kepala dari pelaku yang membuat gerakannya terkunci.
Baekhyun terus berdoa dalam hati, mungkin ini pertama kali merapal doa sampai menangis.
Suara pecahan kaca terdengar. Ya, tepat sasaran. Baekhyun memiliki kesempatan kabur yang tipis, ia berusaha menendang selangkangan para pria itu sampai menjerit kesakitan.
Di ruangan yang tidak begitu besar itu, Baekhyun dengan mudah mencari pintu keluar meski susah payah membuka slot penguncinya.
Akhirnya setelah kembali melempar beberapa vas dan perabotan di meja ia bisa lolos dan berlari tunggang langgang ke jalan raya, hingga menemukan sebuah mobil yang sedang melaju cukup kencang.
Tidak peduli siapa yang ada di dalamnya, Baekhyun hanya berharap ada yang membawanya pergi jauh.
.
.
"Aku akan mengantarmu pulang." Kata Chanyeol, setelah mengurus administrasi rumah sakit.
Baekhyun dengan segala luka-lukanya sudah di obati. Bajunya yang robek sudah di balut oleh jaket milik Chanyeol.
Gadis itu masih terlihat gemetar, tatapannya juga waspada. Pasti trauma. Chanyeol yang mendengar ceritanya saja sampai geram.
"Tenang saja ya, kau sudah aman."
Baekhyun tentu sadar, siapa yang telah menolongnya kabur dari kejaran pria hidung belang itu. Chanyeol, pemuda yang dulu di khianatinya.
Tatapan dari mata besar itu masih sama seperti dulu, begitu tulus, dan menawan. Kehangatan yang di berikan Chanyeol dulu, memang tidak pernah ia dapatkan dari lelaki manapun termasuk Sehun.
Chanyeol mengantar Baekhyun sampai di sebuah apartemen. Dengan telaten, ia juga mempersiapkan gadis itu untuk tidur di kasur.
"Obatmu ada di sana dan plestermu juga sudah aku rapikan. Jadi, kau tinggal pakai saja." Ia menunjuk pada meja rias yang letaknya dekat jendela. "Kau harus segera tidur." Chanyeol berdiri untuk pamit undur diri. Namun, tiba-tiba saja tangannya di raih oleh Baekhyun.
Di barengi dengan tatapan lemah tak berdaya yang membuat pertahanan Chanyeol runtuh. Ia kembali duduk di tepi kasur itu.
"Tolong temani aku sampai tidur. Aku masih takut." Pinta gadis itu dengan suara serak.
Chanyeol merasa suara degub jantungnya terdengar ke seluruh ruangan. Tangan Baekhyun terasa begitu hangat dan tatapan lemah itu membuatnya tak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love The Way You Lie
FanfictionSaling percaya merupakan salah satu kunci utuhnya sebuah hubungan. Tapi, bagaimana kalau selama ini pasangan yang melakoni hubungan itu saling berbohong? - Genderswitch - Luhan, Sehun, Chanyeol, Baekhyun