Charger

1.1K 88 35
                                    

Teknik penulisan: False Start
---

"I charge people."—Aku mengisi daya orang-orang.

Memang bukan slogan yang bagus untuk diletakkan di bawah papan nama, tetapi sebagai satu-satunya Charger di Scieville, bisnisku berkembang pesat dalam waktu singkat.

Beberapa orang datang ketika butuh energi tambahan untuk suatu pekerjaan penting—pekerja proyek misal, datang ke tempatku agar mereka bisa menyelesaikan pekerjaan satu tahun hanya dalam semalam. Ada pula orang-orang yang memakai jasaku semata karena butuh tenaga ekstra atau melek berhari-hari—ingin maraton nonton drama, ingin menang berkelahi, sampai kepingin menyelesaikan 100 level sebuah game tanpa perlu mati di depan komputer.
Intinya sama: mereka menginginkan energi tambahan, daya tahan dan peningkatan kerja otot meski tanpa tidur, makan, atau minum selama kurun waktu tertentu—sampai energi yang kuberikan habis dan mereka kembali sebagai mundane.

"Silakan duduk dan pasang pad serta charge indicator-nya." Aku mengulang perkataan itu pada tiap klien yang datang. Sebagian besar dari mereka adalah pelanggan tetap dan sudah tahu apa yang harus dilakukan. Nah, jika ada wajah baru dan orang itu tampak kesulitan, biasanya aku menawarkan, "Anda butuh bantuan dengan itu?"

Namun, tidak pagi ini. Sesosok pria kekar bertopi rajut abu-abu dan kacamata hitam masuk melalui gerbang tak berpintu bilik kerjaku, menyibak tirai dengan tangannya yang sebesar lingkar leherku. Tingginya barangkali dua meter, terdiri dari tumpukan otot liat yang dijejalkan dalam kulit kecokelatan penuh luka gores dan bekas luka bakar pada lengan kanan. Pakaiannya berupa kemeja jins tak berlengan, celana belel dengan sabuk kulit berkepala perak, dan sepatu bot kulit yang salah satunya bisa menampung kedua kakiku di dalamnya. Di tangannya, dia menenteng ransel cokelat gemuk.

Orang itu memotong antrean di luar, masuk hanya sedetik setelah klien sebelumnya keluar, dan langsung duduk di kursi yang kusediakan. Dia menaruh ranselnya di samping kakinya, lalu meraih pad dan langsung menempelkannya di bawah tulang selangka tanpa menungguku berucap apa-apa. Dia tidak menggunakan charge indicator yang kusediakan karena, kulihat, benda serupa arloji itu sudah melingkar di tangannya—jarang sekali ada orang yang punya charge indicator sendiri kecuali orang itu memang pelanggan tetap jasa Charger. Aku yakin belum pernah melihatnya memakai jasaku, dan aku kenal hampir seluruh orang di sekitar sini, dan dia ini pastilah orang luar.

"Ada yang terburu-buru di pagi yang santai ini?" sindirku. "Anda memotong antrean."

Pria itu membuka ritsleting ranselnya, menampakkan pemandangan paling luar biasa pagi ini: lembaran uang berjejalan di dalam tasnya. Aku tak perlu repot-repot menghitungnya untuk tahu bahwa aku bisa langsung pensiun di usia muda dengan uang sebanyak itu.

Aku meraih kacamata pemindai yang kugantung di kerah baju, memasangnya, lalu mengamati lembaran uang dalam ranselnya. Sejauh pengamatan singkatku, itu uang asli. Aku melompat ke depan gerbang.

"Mohon maaf," kataku pada orang-orang di luar tirai. "Aku tutup lebih cepat hari ini."

Kuabaikan erangan protes mereka dan langsung menurunkan pintu terali di luar tirai.

"Charge penuh," pinta pria itu saat aku duduk di depannya dan mempersiapkan adapter.

Setelah semua alat sudah tersambung, aku mengisi daya orang itu. Udara mendengung di sekitar kami, rambut di sekujur tubuhku berdiri. Aku berkonsentrasi pada charger indicator di pergelangan tangannnya agar tidak kelebihan muatan, lalu menunggu sampai terisi 99%. Daya sebanyak ini bisa bertahan sampai seminggu penuh jika dia berlari tanpa henti mengelilingi seperempat lingkar bumi.

HistoriarumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang