Pulau Dalatin dan Raja Khon

158 13 1
                                    

Teknik penulisan: False start
---

Sebuah pulau di Samudra Atlantik tengah dilanda kemelut panjang. Badai yang terjadi hampir selama 3 hari membuat banyak perahu nelayan menjadi rusak, beberapa jenis ikan mulai langka di pasaran. Sementara bahan makanan di pulau tersebut, yang dinamakan sebagai pulau Dalatin menjadi berkurang drastis. Sudah dapat dipastikan bahwa jumlah orang kelaparan di pulau Dalatin akan semakin bertambah.

Kelaparan tersebut sebenarnya pernah terjadi ketika bangsa Eropa pertama kali datang ke pulau Dalatin sebagai para penjelajah laut yang memiliki rasa antusias tinggi terhadap wilayah baru. Karena rasa antusias itu, bangsa Eropa kemudian menguasai pulau Dalatin dan menjadi penduduk tetap di pulau eksotis tersebut. Tetapi beberapa tahun setelah koloni dibentuk di pulau Dalatin, kelaparan terjadi karena badai dahsyat menghantam pulau tersebut dan memutus rantai makanan dari luar pulau.

Untuk mencegah terjadinya suatu kejadian serupa, maka dibentuklah suatu sistem pertanian cadangan di pulau tersebut. Berbagai macam jenis jagung dan gandum mulai ditanam. Alhasil, tanpa dinyana ternyata menghasilkan jenis jagung dan gandum yang bagus. Tetapi karena sifat dari pertanian cadangan itu dirasakan kurang menguntukan maka orang kemudian banyak meninggalkan pekerjaan tersebut dan sumber bahan makanan lebih banyak didapatkan dari luar pulau.

Raja Khon yang melihat situasi yang kian memburuk mulai gusar, dirinya bahkan mulai kelaparan juga. Sebenarnya, kebijakan yang diambil oleh raja Khon dari awal memang tidaklah tepat. Raja Khon justru lebih banyak terfokus pada bidang kelautan dan meninggalkan sistem pertanian yang telah diwariskan oleh para pendahulunya. Akibatnya, sekarang bahan makanan semakin menipis. Hanya ada hasil laut, tetapi itupun jumlahnya tidak terlalu banyak.

Raja Khon sendiri merupakan seorang raja yang dilantik oleh rakyat koloni di pulau Dalatin. Sebenarnya pemerintah di pulau Dalatin adalah campuran antara sistem kerajaan dan sistem demokrasi. Raja di pulau Dalatin akan dipiih sendiri oleh rakyat dan masa kepemimpinannya berlaku sampai sang raja meninggal dunia atau meninggalkan pulau tersebut. Setiap raja yang berkuasa di pulau Dalatin bukanlah dalam satu garis keturunan yang sama melainkan berdasarkan pilihan rakyat Dalatin.

Oleh karena itu, sang raja tetap tidak dapat berbuat sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Tetapi sang raja sendiri sebenarnya sadar bahwa kondisi ditengah kelaparan seperti sekarang memang harus bergandengan tangan dengan rakyat pulau Dalatin untuk mempertahankan hidup mereka dari bahaya kelaparan. Butuh waktu kira-kira beberapa hari lagi sebelum kapal dari daratan utama tiba di pulau Dalatin untuk membawa bahan makanan bagi rakyat Dalatin.

Karena benar-benar tidak menemukan solusi dari permasalahan yang ada sekarang, raja Khon memanggil para penasehat kerajaan untuk mengatasi masalah kelaparan di pulau Dalatin. Maka tampillah dua orang penasehat kerajaan yang memang sudah berpengalaman dalam menjalani kehidupan, hal itu dapat dilihat dari usia mereka yang sudah udzur. 

"Baginda raja, engkau pasti sudah tahu  bahwa rakyat sudah mulai kelaparan".

Kakek tua yang berbicara itu seakan berbicara dengan nada bijaksana yang membuat siapapun orangnya menjadi tahu bahwa yang berbicara itu adalah orang yang memiliki waskita tinggi. Padahal, tubuhnya hanya tersisa kulit tipis yang menampilkan tulang-tulang kecil yang tentu saja mirip para gelandangan yang kurang makan.

"Baginda raja, mohon maaf bila hamba bertanya kepada engkau wahai raja yang bijaksana. Apakah engkau wahai raja telah menemukan suatu cara untuk mengatasi kelaparan di pulau Dalatin ini?"

Sang raja hanya tersenyum, dia benar-benar dapat menebak bahwa memang sang raja Khon sedang dalam pikiran buntu menghadapi persoalan ini. Ia membutuhkan suatu saran sekaligus suatu ide brilian untuk mengatasi masalah diantara ambang batas kematian dan kehidupan.

HistoriarumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang