Lampu Hijau

1.5K 144 18
                                    

JAM BERAPA KALIAN BACA INI??

TERIMA KASIH UNTUK DUKUNGANNYA :*

MAAF JIKA MASIH BANYAK KURANGNYA :)

HAPPY READING!!!!


*****

Jangan kau simpan dalam hati, karna Allah Maha Membolak-balikan hati.

Simpan ia dalam do'a, titipkan pada-Nya entah apapun hasilnya.

****



Mansion William---| 07:30 PM

"Papa penasaran apa yang membuat kamu tiba-tiba pulang Khan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa penasaran apa yang membuat kamu tiba-tiba pulang Khan?"

Khan meletakkan sendok makan lalu membersihkan mulut dengan kain yang sudah tersedia. "Bukannya sudah pernah kita bahas pa?".

"Apapun itu mama akan dukung kamu sayang, jangan dengarkan papamu itu."

"Khan sudah selesai makan, Khan mau naik dulu. Selamat malam"

Baru beberapa langkah suara bariton menghentikan langkahnya "Papa juga mendukung kamu son, apalagi jika kamu meminta papa untuk datang melamarnya".

Semua itu lolos masuk kedalam indra pendengaran Khan secara jelas, alih-alih menanggapi ia segera melangkah dengan cepat menaiki tangga. Mengabaikan sang ibu ratu yang meraung meminta penjelasan.

Huh! Bagaimana Khan mau menjelaskan kepada orang tuanya jika ia saja belum mendapat penjelasan dari perempuan gratitis akut tersebut.

Khan memilih duduk dibalkon kamar dengan binbag serta buku tentang Anatomi yang tebalnya dapat membuat pusing kepala. Khan berusaha mencerna semua kata demi kata yang dia baca. Nihil. Otaknya hanya berpusat pada satu orang---Aisyah Putri Santoso.

Drrrrt drrrrtt

Getar handpone menyadarkan dari semua lamunan itu, apalagi panggilan itu dari seseorang yang akan memberikan kabar.

"Halo"

"..........."

Hening beberapa lama---tidak ada sahutan apapun dari Khan.

"Baik terimakasih."

Hanya satu kata sapaan diawal dan sampai akhir hanya kata akhiran saja untuk menyelesaikan panggilan itu. Memang benar jika Khan mengutus seseorang untuk memantau aktifitas Aisyah beberapa hari ini. Bukan karena apa, dia hanya ingin mengetahui sedikit saja mengenai orang tersebut.

Tapi endingnya juga bukan sedikit yang ia tahu. Bahkan semua hal sudah dilaporkan kaki tangannya secara detail dan gamblang---tanpa tedeng aling-aling.

Ana Uhibbuka fillah, Dokter.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang