Kepingan masalalu

4.9K 290 36
                                    

Tentang dia yang mengingat-Mu diwaktu subuh.


London, 2 pm

Entah sudah sampai berapa halaman Khan terus membaca bukunya. Shift malam dengan keadaan UGD sangat semi pengunjung membuatnya sangat bosan. Bukannya ingin mendoakan seseorang masuk dengan bersimbah darah dan ia bisa menanganinya namun, jika seperti ini sungguh seperti dokter yang tanpa pekerjaan.

Khan memang selalu menjadikan waktunya berfaedah seperti saat ini, membaca buku dengan tebal 10cm yang memaparkan tentang penyumbatan dalam otak dan cairan yang menghalangi fungsi otak. Khan juga sering melihat video tentang pembedahan dalam otak, bukan hanya sekali dua kali tapi sering.

Satu pertanyaan buat kamu, apa kamu gak mual ketika melihat bagian otak atau kepala yang disobek-sobek dengan pisau kecil dan darah dimana-mana?

Tidak. Itu jawaban dari Khan. Karna itu profesinya jadi dengan begitu santainya jika dia melakukan itu pada pasiennya.

Khan menutup bukunya, meletakkan kaca mata baca dan memijit pangkal hidungnya sambil bersandar pada kursi dengan mata tertutup. Jika mata bisa berbicara mungkin dia akan berbicara dengan sang pemilik jika dia lelah melihat sangkaian huruf itu setiap hari.

Dia berjalan ke kamar mandi untuk mengambil wudhu lalu mengambil sajadah dan mulai mempergunakan waktu menjelang sepertiga malam.

Siapa yang tak jatuh hati jika ada seorang ihkwan yang taat atas agama dan menjaga hubungan baik terhadap Tuhannya. Perawakannya pun sangat menawan, dengan kulit putih, otot bisep, jas putih yang ia kenakan, sikap sopan dan menghargai dan dengan ciri sangat irit bicara. Kalau kata dedek koas sih imamable banget.

Saat salam terakhir telinganya menangkap perkataan suster yang masuk ke ruang jaga. "Maaf dok ada pasien yang harus ditangani" ucap suster itu karna merasa tidak enak mengganggu dokternya sedang beribadah.

Tanpa menoleh khan menjawab "saya kesana sekarang".

Dengan langkah lebar dan mata yang mengunci sosok perempuan yang sedang meringkuk diatas bangkar ia melangkah pasti mendekatinya. "Pasien mengeluh perut sakit dok dan suhu tubuh pasien juga demam" Suster itu kembali berbicara saat Khan tepat berapa disamping pasiennya bersebrangan dengan suster.

"Beri obat penghilang rasa sakit dan pasang infus padanya".

"Baik dok" lalu suster itu melangkah pergi mengambil obat yang diperintahkan. Khan mulai memeriksa perempuan itu dengan sangat hati-hati karna ia masih mempunyai wudhu. Saat pasien mulai tenang terhadap sakitnya Khan keluar berniat menemui keluarga pasien. Nihil, itu yang ia dapat saat membuka pintu. Tidak ada seorangpun disana Khan mengedarkan pandangannya siapa tau keluarganya sedang mengambil sesuatu yang jauh dari pintu UGD.

"Pasien datang sendiri dok tadi diantar sama supir taksi".

"Sendiri??" Dengan wajah keheranan Khan menoleh kebelakang melihat perempuan tadi. Sungguh berani sekali dia, malam jam segini dengan kondisi gratitis akut tanpa seorang pun? Untung selamat coba kalau tidak sudah gempar pemberitaan besok pagi, batin Khan berbicara.

Saat adzan berkumandang menggema dirumah sakit Khan memutuskan untuk ke masjid berjama'ah disana. Karna seorang laki-laki alangkah lebih baik jika menunaikannya dimasjid dan berjama'ah, sedangkan seorang perempuan dirumah. Namun jika seorang perempuan berjama'ah di masjid juga tidak ada salahnya.

Saat Khan kembali ingin melihat konsisi pasiennya itu dia hanya bisa berdiri didepan pintu ruang UGD. "Mashaa Allah" hanya itu yang terucap dari bibir Khan. Dia melihat perempuan itu sedang melakukan ibadah sholat subuh dengan tertatih. Bahkan dia mengerjakannya sambil duduk diatas bangkar.

Khan juga melihat dia ketika dari gerakan sujud ke duduk diantara dua sujud dia meringis kesakitan dan memegang perutnya. Bergitu salam berakhir perempuan itu menangis sambil terus memegang perutnya.

Beberapa saat kemudian Khan dengan langkah seribu menangkap tubuh perempuan itu yang limbung hingga bisa jatuh dari bangkar jika ia tidak menangkapnya. Sejenak mendekap tubuh perempuan itu yang sudah tak sadarkan diri membuatnya diam. Hanya suata degup jantungnya yang terdengar bersorak. Apakah perempuan ini juga dengar suara jantungku? Karna telinga yang tertutup dengan jilbab ini tepat berapa diatas dada ku atau hanya aku dan Robb-ku yang tau, batin Khan.

Jazakumullah khoirol jazaa'

*****

*gastritis akut atau sering disebut sebagai penyakit maag akut. Inflamasi(reaksi tubuh terhadap mikro organisme dan benda asing yang ditandai dengan panas, bengkak, nyeri, dan gangguan fungsi organ tubuh) akut dari lambung dan biasanya terbatas hanya pada muklosa. Penyakit maag akut terjadi tanpa diikuti penyebabnya. (Wikipedia)

Ada yang menanti cerita ini ???

Yukks vote, comment, and follow yess!!

Follow jugak (ig: regita_resinta)

Ana Uhibbuka fillah, Dokter.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang