[11] Kekacauan

176 22 98
                                    

HAPPY READING ❤️

NOW PLAYING~[COKLAT BIRU-GIORGINO ABRAHAM]

Bukan soal banyak-banyakan teman, tapi berapa banyak yang benar-benar teman.
______________________________________

-KEKACAUAN

Silent Readers tunjukan pesonamu dong!🤭

Silent Readers tunjukan pesonamu dong!🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gumush👉👈

Sekarang semuanya tahu bahwa Raka adalah penyebab Aga cidera.

Aga tidak mempermasalahkannya, toh sekarang dia sudah bisa berjalan seperti biasanya.

Setelah semuanya yang telah terjadi, Raka dan teman-temannya masih saja mengibarkan bendera perang secara terang-terangan dengan cara mengirimkan surat tantangan perang lewat satpam Pelita.

Apalagi salah satu anggota basket Pelita juga telah menjadi korban pengeroyokan Raka sampai terbaring lemah di Rumah Sakit.

Ingin sekali rasanya untuk tidak terpancing oleh buaian Raka, namun solidaritas harus tetap dijunjung tinggi.

Sore ini, di Jalan Garuda Aga dan teman-temannya akan menerima surat tantangan perang yang Raka kirimkan.

"Ra tungguin woy!" Teriak Aga dengan lantangnya.

Ara berhenti dan menghela nafasnya "Ngapain sih gue mau makan, laper."

"Pulang sama Arjuna ya, gue ada urusan penting hari ini," ujar Aga.

"Heh lo siapa ngatur-ngatur hidup orang! Gue bisa pulang sendiri keles," balas Ara jengah.

"Lo kan biasanya pulang sama gue," lanjut Aga.

"Tapikan karna lo maksa, lah ini lo ada urusan kan? Yaudah gue malah jadi seneng dan satu lagi nggak usah suruh Arjuna atau siapapun untuk nganterin gue!" Bentak Ara tak terima.

"Oke, maaf" pasrah Aga dan langsung melenggang pergi begitu saja meninggalkan tanya.

"Gue kepo banget sumpah, urusan apa yak?" Gumam Ara pelan. "Aish ke kantin ajalah Helen sama Kia pasti udah nungguin," lanjutnya.

°°°
Gimana untuk nanti?

"Menurut gue kita harus punya tempat tongkrongan atau semacam basecamp," Ujar Aga.

"Kalo perlu kita buat suatu perkumpulan aja Ga!" Ujar Arjuna serius.

"Setuju," ujar semua anggota basket dengan serempak.

"Bisa diatur,"

Waktu demi waktu berganti tak terasa bel pulang berbunyi dengan nyaringnya.

"Ara mau ikut Kia nggak pulangnya?"

AFLAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang