"widiiihhhh uhuy. Pagi pagi dah berduaan nih bocah tengil"
"Berduaan your eyes! Muntaz cuman liat pr doang kok. Emangnya lo udah tan?" Ucap Faya.
"Udah dongg. Eh eh Zayn awas gw mau duduk" ucap Tania sambil mendorong Zayn. "Sumpah ni anak berat banget"
"Duduk di sana noh" ucap Zayn dengan mata menuju bangku Tom.
"Your head!" Umpat Tania.
"Mending lo pindah aja Zayn. Gw eneg banget liat lo di sini" ucap Riza yang tepat berada di sebelah Zayn.
"Gw nunggu Ara"
"LO SUKA SAMA ARA KAN?! BILANG AJA IYAA!" ucap Tania dengan telunjuk menghadap Zayn.
Zayn hanya memutar bola matanya. Malas.
______________________
"WHAT! LO PACARAN SAMA TOM? KAPAN?" teriak Ara.
"Ga usah keras keras bego" ucap Tania.
"Ya makanya jelasin cepet!"
"Duduk dulu"
"Jadi gini kemaren sore dia nembak gw di WhatsApp, tapi ga tepat"
"Ga tepat maksud lo?" Tanya Ara. Sementara Riza dan Faya menyimak.
"Yaa ponsel gw di bajak sama tetangga gw. Trus yang nerima jedoran si Tom itu yaa tetangga gw" jelas Tania.
"Loh trus kenapa lo ga ngomong yang sebenernya ke Tom?" Tanya Faya.
"Gw ga enak anjir, masak iya udah di terima eh mksd gw tetangga gw yang ngetik terima... Trus gw ngomong sebenernya ke dia, kasian tomnya lah udah kesenengan eh malah di giniin" ucap Tania.
"Hmm bener juga si" ucap Ara sambil melihat sosok cowok datang mendekati kami - Ara, Faya, Tania, Riza -
"Nantik gw belajar di rumah lo lagi ya"
"Sejak kapan si Muntaz private ke Faya?" Tanya Ara.
"Sejak kapan Faya jadi guru les?" Tanya Tania.
"Sijik kipin fiyi mintiz, ya terserah mereka lah. Urusannya kita apa?" Ucap Riza.
"Bacot klean! Iyaa nantik lo bol-" ucapan Faya di potong oleh suara perempuan ntah dari mana datangnya. "Bukannya lo belajar di rumah gw ya? Sekalian ngerjain tugas Biologi bareng, kan kita sekelompok"
"Eh jahannam! Enak aja lo motong-motong pembicaraan orang" kesal Tania.
"Mulutnya" ucap Ara sambil menyenggol Tania.
"Muak gw! lo bisa ga si diem bentar aja. Udah tau ada yang pdkt malah di cegat sama lo" ucap Tania.
"Lo ga usah ikut campur"
"ELU YANG GA USAH IKUT CAMPUR BAB*" emosi Tania sambil mendorong Zeyna hingga mundur beberapa langkah. Menjadi pusat perhatian anak-anak di kelas. Kebetulan pada saat itu jam istirahat jadi di kelas tidak terlalu ramai.
"Udah tan, ga usah emosi" ucap Ara sambil menenangkan Tania.
"Jangan buang-buang tenaga tan, mubazir tenaga lo" ucap Riza.
"Tan apa si lo? Kok lo emosi banget sama Zeyna" bingung Faya.
"HEH ELU YA, ELU TU BENER-BENER KETERLALUAN! KALO ELU ADA IRI SAMA KITA, NGOMONG DONG, GA USAH PAKE ACARA NGECELAKAIN ORANG!" emosi Tania memuncak.
"Maksud lo apa tan?" Serentak Ara, Faya, Riza.
"ASAL LO TAU RA. JAHANNAM INI NYURUH ORANG BUAT NYELAKAIN LO!"
Ara membisu.
"Iya emang gw yang nyuruh om-om itu buat nyelakain si Ara. Emang napa?" Jawab zeyna dengan santai.
"BANGSAT! GA ADA OTAK!"
Plak
Ucap Riza sambil menampar Zeyna.
Sedangkan Faya masih belum paham.
"Suruh sapa Ara deket-deket sama Zayn" ucap Zeyna.
"YA TRUS APA URUSANNYA SAMA ELU?!" ucap Tania.
"Kenapa ini woi?" Ucap Igo sambil melerai Tania dan Zeyna.
"Mending lo zeyna keluar kelas aja. Dari pada emosi Tania semakin memuncak" perintah Akhtar.
Zeyna memutar bola matanya. Lalu pergi meninggalkan kelas.
"Lo apa-apaan si? Adu bacot sama Zeyna" ucap Tom.
"ELU GA USAH IKUT CAMPUR!"
"Lo pacar gw, jadi gw berhak ikut campur!" Tegas Tom.
"Pacar doang kan? Bukan suami juga" ucap Tania.
"Udah Tom mending lo duduk di bangku lo sendiri. Tania urusan gw" ucap Ara sambil menarik lengan Tania untuk duduk di bangkunya.
Sedangkan Faya masih bersembunyi di belakang tubuh Muntaz.
"Tolong jelasin semuanya tan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable (Completed) ✔️
Teen FictionHanya kisah klasik anak SMA yang belum mengerti tentang cinta. Kisah perjuangan yang tak pernah usai dan masih ragu akan arti bahagia. Persahabatan, cinta, perjuangan semuanya akan tergabung disini. Entah kalian akan bosan atau merasa terkesan sekal...