"ra" panggil Akhtar sambil menyetir.
"A-apa?" Tanya Ara sambil memeluk dirinya sendiri.
"Lo kenapa?"
"Kedinginan lah" ucap Ara.
"Mau pake jaket gw?" Tawar Akhtar.
"Nggk usah romantis lo, ga cocok" ucap Ara.
"Bangsat nih betina" ucap Akhtar dengan nada rendah.
"Hah?"
"Ga jadi"
"Kebiasaan"
"Eh ra, tom sama tania beneran pacaran?" Tanya Akhtar.
"Iyaa, napa?"
"Kok kayak ga akur gitu?" Tanya Akhtar.
"Tania kan ga suka sama tom" ucap Ara.
"Lah terus ngapain mereka pacaran?"
"Tania kasian sama tom, soalnya si tania udah ngebaperin tom" ucap Ara.
"Langka banget cewek kayak gitu. Coba lo kayak gitu" ucap Akhtar.
"Dih gw mah ogah, mending ga usah pacaran dari pada ujung-ujungnya tengkar mulu" ucap Ara.
"Hmm iya bener juga" ucap Akhtar. "Hmm ra?"
"Apa lagi?" Tanya Ara.
"nyampek"
"Nyampek mana?" Tanya Ara.
"NYAMPEK RUMAH ELU LAH, ya kali rumah gw" ucap Akhtar.
"Biasa aja" ucap Ara.
"Ya udah buruan turun" ucap Akhtar.
"Sabar napa, butuh proses turun dari motor" ucap Ara.
Akhtar tidak menjawab. Setelah Ara turun, Akhtar langsung meninggalkan Ara.
"Lah langsung pergi"
_________________
"Ra liat bola gw ga?"
"Kagak, ilang?" Tanya Ara.
"Aduhh iyaa" ucap Faya.
"Loh kok bisa? Coba inget-inget lagi, terakhir lo taruk dimana" ucap Ara.
"Sama gw taruk di bawah bangkunya tania, tapi kok ga ada ya" ucap Faya sambil mencari bola di bawah bangku.
"Jangan carik di bawah bangkunya tania mulu, cari di yang lainnya gitu" ucap Ara.
"Yaa bantuin dong"
"Ogah... Gw mal- eh fay" ucap Ara sambil memukul bahu Faya dengan keras.
"Apa sih bangsat? Sakit semua" ucap Faya.
"Liat noh" ucap Ara dengan mata tertuju ke depan.
"EH MUNTAZ, KEMBALIIN BOLA GW" teriak Faya.
"Ini bola gw" ucap Muntaz.
"Itu bola gw, tuh ada namanya" ucap Faya.
"Bolanya di pegang sapa?" Tanya Muntaz.
"Elu"
"Berati punya gw" ucap Muntaz
"Yaa nggk bisa dong" ucap Faya kesal.
Ara yang mendengarkan pembicaraan itu ikut kesal. Ia pun langsung berjalan menuju ke arah Muntaz, lalu langsung merampas bola yang ada di tangan Muntaz.
"Anj! Awas lo fay"
"Yaelah baru nyampek, kalian dari mana?" Tanya Tania.
"Nyarik bola" ucap Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable (Completed) ✔️
Ficção AdolescenteHanya kisah klasik anak SMA yang belum mengerti tentang cinta. Kisah perjuangan yang tak pernah usai dan masih ragu akan arti bahagia. Persahabatan, cinta, perjuangan semuanya akan tergabung disini. Entah kalian akan bosan atau merasa terkesan sekal...