Sarada terus berlari membuat keributan dikoridor sekolahnya. Sesekali ia melihat kebelakang. Tampak seorang pemuda berambut blonde yang berlari mengejarnya sambil meneriaki namanya.
Keringat bercucuran dengan deras didahi lebarnya. Ia semakin panik saat pemuda itu sudah dekat dengannya. Nafasnya semakin menderu. Tenaganya hampir habis.
Grep!
Nafasnya tercekat ditenggorokan tatkala lengannya berhasil dicengkram kuat oleh pemuda blonde itu. Tubuhnya bergetar hebat. Ia berusaha memberontak dari cekalan tangan pemuda itu.
Namun sia-sia karena tenaganya sudah terkuras habis untuk berlari."K-kumohon, lepasin gue, Uzumaki-san!"
"Nggak!"
Bukannya melepaskan cekalan tangannya, Boruto malah semakin erat mencengkram erat pergelangan tangan Sarada membuat Sarada meringis kesakitan.
"Jangan menghindar dari gue, Sarada!"
"G-gue nggak punya masalah sama lo!"
Pandangan Boruto menyendu. Dicengkramnya bahu Sarada dan mengarahkan tubuh Sarada menghadap kearahnya.
"Tatap gue, Sarada!"
Namun Sarada terus saja menunduk. Boruto menghela napas. Sesaat kemudian, ia meraih dagu Sarada agar Sarada mau menatapnya. Namun Sarada malah menutup matanya erat-erat. Tidak ada cara lain!
Boruto segera mencium dahi Sarada. Sarada membelalakkan matanya saat benda kenyal itu menyentuh dahi lebarnya.
Ditatapnya mata Boruto yang tengah menatapnya sendu.
Perlahan senyum hangat terukir diwajah Boruto membuat hati Sarada bergetar hebat."Sarada, biarkan gue bertanggung jawab atas apa yang udah gue lakuin malam itu!"
Setetes air mata jatuh dari mata Sarada. Ia segera mengusapnya dengan cepat. Sarada menggeleng dan melepaskan tangan Boruto dari bahunya. Tersenyum tipis, Sedikit mengambil jarak dari Boruto.
"Lo gak salah, Uzumaki-san. Jadi lupakan saja hal ini!"
"S-Sarada-"
Belum sempat Boruto menyelesaikan ucapannya, Sarada sudah berlari menjauh.
'Sampai kapan lo terus ngehindar dari gue, Sar!'
***************
Sarada menengadahkan wajahnya. Salju turun mengenai pipi mulusnya. Hari ini awal musim dingin. Ia mengambil sebuah syall dari dalam tasnya dan mengenakannya. Sepulang dari sekolah tadi, Sarada langsung menuju halte bus sebelum Boruto kembali menemuinya lagi. Beruntung ia membawa payung agar ia tak terkena salju. Pipinya bersemu saat mengingat saat Boruto tersenyum padanya tadi dikoridor sekolah.
Segera ia menggelengkan kepalanya berusaha mengenyahkan segala perbuatan Boruto padanya. Sarada tersenyum kecut saat Boruto bilang ia akan bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan malam itu.
Tidak!.
Ia tak akan menuntut pertanggung jawaban Boruto karena telah merenggut kehormatannya.
Sarada merasa kalau itu adalah salahnya karena tak bisa menjaga diri. Entah dorongan dari mana, Sarada merasa tak tega bila Boruto harus bertanggung jawab atas dirinya.
Mungkinkah Sarada jatuh cinta pada pemuda itu?Sarada kembali menggelengkan kepalanya. Ia tidak boleh jatuh cinta pada Boruto.
Tidak akan pernah!Karena Sarada tau kalau Boruto cinta pada sahabatnya sendiri.
Sumire kakei.
Sarada bisa melihat binar pada mata Boruto saat pemuda itu menatap Sumire.
Ia juga tak mungkin mencintai pemuda yang baru dikenalnya.'Tidak akan pernah!'
Bersambung...!
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong [Borusara fanfiction//on Going]
Romance[On going//jangan plagiat cerita saya!] "Semua rahasia pada akhirnya akan terbongkar dengan sendirinya" ⚠Beberapa chapter mengandung adegan dewasa. Bijaklah dalam memilih bacaan, terima kasih