Mata onixnya bergulir kekiri dan kekanan melihat-lihat berbagai macam sayur dan buah didepannya. Sesekali tangannya lincah memilah-milah sayuran yang akan dibelinya. Dibelakangnya terdapat seorang pria yang memandang jenuh kearahnya. Digenggamannya terdapat banyak bungkusan plastik yang isinya barang-barang belanjaan sang gadis."Cepatlah, Sarada!"
Sarada membalikkan badannya kearah Boruto. Bibirnya mengerucut sebal melihat Boruto yang tampaknya juga jengah dengan aktivitasnya. Sarada kembali fokus pada sayur dan buah didepannya. Mengacuhkan Boruto.
"Sabar sedikit, Boruto. Aku masih harus memilih-milih buahnya. Aku tidak mau makan makanan yang tidak higienis. Apa kau mau anakmu kurang gizi?".
Boruto lebih memilih diam. Malas berdebat dengan Sarada. Percuma. Boruto tidak akan bisa melawan perkataan Sarada. Jadi lebih baik diam dan menuruti segala ucapan Sarada.
"Ayo pulang, Bolt. Udah semua nih"
Senyum Boruto terbit. Akhirnya waktu yang ditunggu pun tiba. Kakinya sudah lelah berdiri selama lebih dari dua jam hanya untuk menunggu Sarada berbelanja. Mereka berdua pun menuju kasir dan membayar belanjaan yang seluruhnya milik Sarada.
"Bolt, lihat itu"
Baru saja Boruto ingin berjalan menuju tempat mobilnya diparkirkan, Sarada sudah menariknya menuju sebuah toko pakaian.
"Apa lagi, Salad?"
Boruto mati-matian agar tetap menjaga emosinya. Pasalnya ia ingin segera pulang dan tidur diranjang empuknya. Tapi tampaknya Sarada begitu antusias melihat sebuah dress berwarna merah muda yang dipajang dibalik kaca toko tersebut.
"Dressnya bagus ya, Bolt"
"Bagus. Tapi sepertinya kamu cocoknya pakai dress yang itu deh"
Sarada mengalihkan pandangan matanya pada dress yang ditunjuk Boruto. Dress berwarna ungu gelap yang sedikit lebih besar daripada dress yang diinginkan Sarada tadi. Sebenarnya dress itu sama bagusnya dengan dress merah muda tadi. Hanya saja ukurannya sedikit lebih besar. Boruto bukannya asal memilih. Menurutnya dress itu akan pas ditubuh Sarada jika perutnya nanti sudah membuncit.
"Jadi menurutmu aku itu gendut. Begitu?"
Degg
Boruto menoleh takut-takut kearah Sarada. Nada bicara wanita itu terdengar dingin dan ketus. Atmostfer disekeliling Sarada terasa mencekam.
'Mati aku!'.
******************
Sarada berjalan santai sambil sesekali menjilat ice cream coklat ditangannya. Dibelakangnya terlihat Boruto yang tampaknya kewalahan membawa barang-barang belanjaan milik Sarada. Tapi tak apa. Setidaknya Sarada sudah tidak marah setelah ia bujuk dengan sebuah dress yang diinginkannya dan satu cup ice cream coklat. Sebagai permohonan maaf pada Sarada setelah tidak sengaja mengatakan Sarada gendut-secara tidak langsung.
Boruto segera memasukan barang-barang belanjaan tadi kedalam jok belakang mobilnya. Sementara Sarada sudah duduk manis didalam mobil. Segera saja Boruto masuk kedalam mobil dan menjalankan mobilnya keluar dari parkiran.
"Kau mau langsung pulang atau kita jalan-jalan dulu?"
"Langsung pulang saja!"
Boruto menghela nafas pelan. Nada bicara Sarada terdengar ketus. Tampaknya Sarada masih marah padanya. Yasudahlah. Mau bagaimana lagi?. Dibujuk pun tak akan merubah apapun. Yang sudah terjadi ya biarlah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong [Borusara fanfiction//on Going]
Romance[On going//jangan plagiat cerita saya!] "Semua rahasia pada akhirnya akan terbongkar dengan sendirinya" ⚠Beberapa chapter mengandung adegan dewasa. Bijaklah dalam memilih bacaan, terima kasih