Boruto menatap heran kearah Sarada yang sedang berjalan kearah kelasnya dari kejauhan. Menurutnya, 3 bulan belakangan ini, terjadi banyak perubahan pada tubuh wanita itu. Sekarang tubuh Sarada tampak lebih berisi. Dan Boruto akui, bagian dada Sarada semakin membesar. Tidak sedatar dulu. Bahkan porsi makan wanita itu 3 kali lipat lebih banyak dari biasanya. Tak jarang, ia kerap kali melihat Sarada berbicara sendiri sambil mengelus perutnya.Boruto curiga kalau Sarada tengah mengandung. Namun melihat perut Sarada yang tampak masih datar, membuat kecurigaannya seketika runtuh.
Sarada sedikit melirik kearah Boruto yang tengah menatapnya. Ia tahu, saat ini Boruto pasti curiga padanya mengenai fisiknya yang berubah drastis. Sebenarnya Sarada memakai korset agar perutnya masih terlihat datar. Ia paksakan meskipun kadang ia merasa sesak. Tak bisa dipungkiri, kadang ia merasa ingin sekali dekat dengan Boruto. Namun ia kesampingkan hasratnya itu. Sarada memilih menjauhi Boruto.
*********
Boruto menghampiri Chocho yang sedang mengerjakan tugas. Ia perlu informasi mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada Sarada. Tak bisa dipungkiri, ia merasa penasaran. Ia takut kalau kecurigaannya selama ini memang benar. Tapi ia akan tetap menerima kenyataan itu.
"Cho, gue mau nanya soal Sarada"
Chocho menghentikan kegiatan menulisnya saat menyadari kehadiran Boruto didepannya. Chocho mengernyitkan dahinya melihat pipi kanan Boruto sedikit memerah.
"Itu, pipi lho kenapa, Bor?"
"Oh ini, gak papa. Cuma lebam dikit kok!"
Sementara Chocho hanya ber- oh ria. Tanpa banyak bicara lagi, Boruto segera menyeret Chocho menuju atap sekolah.
"Eh, lho apaan sih pake nyeret-nyeret gue segala!"
Tapi Boruto sama sekali tak mengindahkan ucapan Chocho.
Boruto terus menyeret pergelangan Chocho sampai atap sekolah.Chocho menatap heran kearah Boruto yang tampak gugup?.
"Jadi..., lho mau nanya tentang apa?"
"Lho nyadar gak, kalau Sarada akhir-akhir ini banyak berubah?"
"Nggak! Selain tubuh Sarada yang lebih berisi, gak ada tuh perubahan lainnya!"
"Nah itu yang gue curigai! Gue curiga kalau Sarada itu..."
Boruto menggantung kalimatnya. Ia tampak semakin gugup saat Chocho menatap heran kearahnya.
"Sarada apa?"
"H-hamil!"
"Ha!? Jangan ngaco deh lho! Sarada itu gadis baik-baik! Gak mungkin dia kayak gitu!"
Pandangan Boruto menyendu. Ini salahnya. Bukan salah Sarada.
"Udah ah, gue cabut dulu. Tugas gue masih banyak, bye!"
Chocho melenggang pergi meninggalkan Boruto yang tampak masih diam membeku ditempatnya. Angin berembus menerbangkan surai kuning milik Boruto. Matanya terpejam menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.
'Gue harus cari tau tentang Sarada!'.
**********
Sarada memilih beberapa kotak susu ibu hamil ditoko swalayan. Ia juga membeli beberapa buah-buahan untuknya. Ia tak peduli beberapa ibu-ibu yang memandang aneh kearahnya.
"Lihatlah anak itu, masih sekolah udah hamil duluan!"
"Dasar, anak jaman sekarang memang perilakunya aneh-aneh!"
"Mana pacarnya? Jangan-jangan pacarnya gak mau tanggung jawab!"
Sarada sudah tak tahan lagi. Lama-lama telinganya panas juga mendengar gunjingan para ibu-ibu yang sedang berbelanja itu. Segera ia menuju kasir dan membayar belanjaannya. Bergegas ia pergi dari toko sebelum air matanya kembali jatuh.
Tik
Tik
Tik
"Ah!? Hujan!"
Sarada menengadahkan wajahnya saat tetesan air hujan semakin deras berjatuhan.
Dan perlahan air matanya mengalir seiring dengan turunnya air hujan yang membasahi tubuhnya. Sarada menangis dalam diam tak peduli bajunya yang sudah basah kuyup.Seorang pemuda datang kearahnya dan memayunginya. Sarada sedikit mendongak untuk melihat wajah pemuda itu. Manik keunguan pemuda itu memandang sayu kearahnya.
"Kau bisa sakit jika terus-terusan diam disini, nona!"
Sebuah senyuman pahit terukir diwajah Sarada. Air mata tak henti- hentinya mengalir dari matanya. Perlahan tangan pemuda itu terulur mengusap air mata Sarada. Sebuah senyuman tipis pemuda itu membuat hati Sarada menghangat. Digenggamnya tangan Sarada dan menuntunnya kearah halte bus untuk berteduh.
"Namamu?"
Sarada menatap manik ungu pemuda itu. Sepertinya ia orang baik.
"Uchiha Sarada!"
Sarada mengulurkan tangannya kearah pemuda itu dan dengan senang hati diterima olehnya.
"Karatachi Kagura!"
Senyuman tipis menghiasi bibir ranum Sarada. Entah kenapa, ia merasa nyaman didekat Kagura.
Mata Kagura melirik kearah belanjaan yang Sarada bawa. Dahinya mengernyit saat melihat kotak susu ibu hamil didalam kantong belanjaan itu."Susu ibu hamil?"
Sarada gelagapan sendiri saat Kagura memandangnya dengan intens.
'Bagaimana ini!?'."Santai saja Sarada, aku akan menjaga rahasiamu!"
Sarada mengernyitkan dahinya. Rahasianya? Siapa sebenarnya Kagura? Apa Kagura tau tentang rahasianya selama ini? Gawat!.
"Aku satu sekolah denganmu. Dan aku sudah memata-mataimu sejak pertama kali melihatmu. Dan...."
"...."
"Aku tahu hubunganmu dengan Boruto!"
Bersambung...!
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong [Borusara fanfiction//on Going]
Romance[On going//jangan plagiat cerita saya!] "Semua rahasia pada akhirnya akan terbongkar dengan sendirinya" ⚠Beberapa chapter mengandung adegan dewasa. Bijaklah dalam memilih bacaan, terima kasih